Mertua Egois Dan Suami Hebatku.

Keira dan Tania yang sibuk dengan menu masakannya segera menyajikannya di meja makan. Dan menata beberapa jus buah segar, yang di petik dari belakang rumah mewah itu.

Tak...,tak..., suara sepatu seorang pria parubaya yang sedang berjalan menuju meja makan. "Sayang, 'Kenapa kamu yang masak? Tanya tuan Danil yang saat ini sudah duduk di kursi meja makan, untuk melakukan sarapan paginya.

"Tak apa pah. Keira hanya ingin saja!. Ucap Keira yang sedang menyendokkan makanan di piring sang papa mertuanya.

"lain kali biar bibi saja yang memasak!. Dengan menyantap sarapan paginya tuan Danil menikmati masakan khas desa yang di masak oleh menantu kesayangan nya itu.

"Kalau bukan dia yang masak, 'Siapa lagi pah! Dia sudah menjadi menantu di keluarga ini. Jadi harus mau mengerjakan semua yang ada di sini! Bukan nya hanya mau tenang saja!?. Sindir nyonya Magdalena yang datang dari ruang tengah ingin mengambil minuman dingin.

Tuan Danil yang mendengar penuturan sang istri pun hanya diam dan mengacuhkan ucapan demi ucapan sang istri yang sangat menusuk hati menantunya.

Sementara Keira dan Tania hanya diam dan menatap sendu ke arah makanan yang sudah tersaji di atas meja makan.

"Kenapa tidak sarapan sayang? Makanlah temani papah!. Pinta tuan Danil yang melihat menantunya dan putri angkatnya itu hanya berdiam diri tampa mau memakan sarapan yang baru saja di sajikan nya.

"Mah, 'Tadi Kei, buat jus buah kesukaan mama, apa mama mau!?. Tanya Keira yang mengambil segelas jus buah stroberi yang sengaja di buatnya khusus untuk mama mertuanya itu.

"Tidak perlu, 'Saya tidak sudi meminum apa saja yang kamu sentuh!. Setelah mengambil sebotol minuman dingin nyonya Magdalena pun segera berjalan pergi meninggalkan meja makan di mana sang suami saat ini asik dengan menikmati masakan menantu nya itu.

"Sudahlah nak, mama mertuamu memang seperti itu. Sebaiknya kita makan saja, apa lagi papah akan pergi sebentar!. Jelas tuan Danil.

"Papah mau ke mana? Tanya Tania yang saat ini sedang menikmati sarapan nya.

"Papah ada urusan sebentar nak, nanti papah juga akan pulang!. dengan tidak memberitahukan apa yang ingin di lakukan nya tuan Danil hanya berbicara simple saja.

"Jika papah pergi, 'Bawalah beberapa bodyguard papah agar mereka bisa menjaga papa!". Harap Keira sambil menatap sendu ke arah papa mertuanya.

"Baiklah nak! Kalau begitu papah pergi dulu!?. Dengan melap sudut bibirnya dengan tisu yang sudah tersedia di atas meja tuan Danil pun pergi meninggalkan meja makan dan berjalan menuju pintu utama.

"Selamat pagi tuan!?. Sapa Gerry. Tangan kanan tuan Danil Sanjaya sekaligus orang kepercayaan tuan Danil.

Gerry Hilson adalah seorang pria matang yang berusia sekitar 30 tahun, sudah bekerja di kediaman tuan Danil Sanjaya selama 10 tahun terakhir ini.

Gerry adalah pria yang memegang teguh rahasia tuan Danil Sanjaya dari orang asing ataupun dari istri atau anak tuan Danil.

"Ger, 'Tempat biasa!. Jelas tuan Danil sambil berjalan memasuki mobil Alpard yang sangat mewah dan cukup mahal itu.

Mobil yang di desain khusus untuk keluarga yang sangat berpengaruh di kota atau Negara itu. Dengan lambang yang begitu khusus, kaca mobil anti peluru, ban yang cukup kuat dari serangan kaca, paku, peluru atau benda tajam lain nya.

Tuan Danil Sanjaya sengaja memesan mobil khusus untuk dirinya, yang sering berpergian kemana-mana dengan bodyguard kesayangan nya itu Gerry Hilson.

Beberapa menit kemudian mobil yang di kemudi Gerry sudah sampai di tempat khusus, sebuah bangunan yang cukup besar yang terdapat beberapa alat medis dan Dokter.

"Silahkan Tuan!. Ucap Gerry saat membuka pintu mobil di mana tuan Danil akan keluar.

"Hm, 'Ayo!. Ajak tuan Danil yang melangkah memasuki bangunan yang berwarnah putih itu dengan langkah sedikit santai.

Gerry yang berjalan di belakang hanya mengikuti ke mama tuan besarnya itu berjalan memasuki sebuah ruangan yang tidak terlalu besar dan terdapat sebuah bet tempat tidur khusus pasien, dan berbagai alat medis lainya.

"Selamat pagi tuan Besar!. Sapa seorang Dokter yang masih sangat muda.

Dengan membantu tuan Danil menaiki bet tidur yang sudah tersedia di dalam ruangan itu, Dokter segera mengambil beberapa alat untuk mencek dan memeriksa pasien nya.

☆☆☆☆☆

"Pah, 'Selena akan mengurus perusahaan papah yang ada di luar Negeri!". Ucap Selena saat dirinya sudah sedikit lebih tenang dari hari sebelumnya.

"Apa maksudmu nak? Dan kenapa kamu ingin mengurus perusahaan itu! dulu papah pernah memintanya untuk kamu mengurusnya, tetapi kamu tidak menyetujuinya. Dan sekarang mengapa kamu berubah pikiran?". Tanya heran tuan Morgan. Yang melihat perubahan sang putri tercintanya itu.

"Selena hanya ingin melupakan nya pah! Selena gak mau larut terus dalam ke sedihan, hanya karena Kevin sudah menikah dengan wanita desa itu. Jelas nya yang sedang merapikan pakaiannya ke dalam sebuah koper mewah kesayanganya itu.

"Baguslah nak, 'Akhirnya, kamu bisa menerima semua kenyataan yang ada!. Dengan memeluk tubuh sang putri tuan Morgan merasa terharu, apa segitu sulitnya sampai putri tercintanya itu harus pergi keluar Negeri hanya untuk melupakan seorang pria yang sudah berhasil melukai hati putri tercintanya itu.

"Papah yakin kamu pasti bisa sayang! Dan papah akan ikut dengan kamu!". Setelah merasa putrinya sudah cukup tegar, tuan Morgan pun segera melepaskan pelukan nya dan berjalan keluar dari dalam kamar menuju kamar pribadi miliknya, untuk menyiapkan pakaian yang akan di kenakannya selama tinggal di luar Negeri.

"Sebaiknya aku menghubunginya untuk membelikan tiket penerbangan untuk ku dan Selena!. Dengan mengutak-atik mencari nomor seseorang, tuan Morgan yang sudah menemukan nomor yang ingin di hubunginya itu segera menelepon seseorang itu.

"Siapkan dua tiket ke Negara..., sekarang juga! Jangan sampai telat!". Dengan memutuskan panggilan secara sepihak tuan Morgan segera mengambil beberapa koper yang biasa di pakainya untuk menyimpan pakaian jika dirinya berpergian ke luar kota ataupun ke luar Negeri.

Jam sudah menunjukkan pukul 12:00 penerbangan akan segera lepas landas.

Tuan Morgan dan Selena yang sudah memasuki pesawat, dan duduk manis di kursi yang ada di pesawat yang siap lepas landas. Menatap sendu ke arah putri nya yang sedang melihat ke arah jendela yang memperlihatkan kawasan bandara yang cukup luas, dan ada banyak pesawat yang masih setia di landasan karena jam terbang mereka yang belum tiba.

"Selamat tinggal Negara A. "Aku pasti akan merindukan mu! Dan akan ku pastikan aku kembali untuk mu. dengan menatap sendu pemandangan yang sudah berada di luar angkasa Selena hanya menghela napas kasar, layaknya seorang yang benar-benar memiliki banyak beban hidup.