Aku Pun Ingin Bahagia

Pun demikian hal nya dengan Maisya,tak terasa air mata nya ikut menitik menyambut hari yang cerah ini.berpadu dengan angin yang bersemilir menyambut indah nya hari ini.Maisya akan terbebas dari belenggu yang selama ini menghimpit batin nya.

Pagi ini Maisya tidak datang sendirian,ada Bima dan juga Dila yang kata nya akan menemani wanita cantik itu menghadapi sidang terakhir perceraian nya.

Kedatangan Maisya ke pengadilan pagi ini bukan untuk bertemu dengan Digo, melainkan untuk memastikan dengan mata kepala nya sendiri jika dia sebentar lagi sudah resmi menjadi janda dari Digo Putra Wibowo.begitu palu sudah di ketuk,Maisya pun bebas melanjutkan hidup seperti yang dia inginkan.

Untuk urusan toko sudah Maisya limpahkan kepada Sari yang merupakan tangan kanan yang paling bisa segala nya dan tidak pernah mengecewakan Maisya atau konsumen toko mereka.mungkin bisa seharian Maisya tidak bisa membantu ke toko sebab setelah ini Maisya punya rencana lain.

Di mata para karyawan nya,Maisya adalah sosok bos yang baik, tidak pernah memandang rendah orang lain, selalu turun membantu karyawan nya tanpa ada sekat sedikit pun.Maisya adalah tipe bos yang bisa mencair kan suasana hati para karyawan nya.periang dan juga pekerja keras.namun siapa sangka,di balik pintar nya seorang Maisya menghibur orang lain,dia tidak lah sekuat itu.luka di hati nya masih sering kambuh meskipun mulut sering berkata tidak.

Maisya juga selalu memberikan bonus tambahan kepada karyawan yang sudah membantu nya membesar kan bisnis fashion ini.sampai membuat karyawan nya merasa sangat betah bekerja sama dengan Maisya.

Maisya berdiri tersenyum anggun di depan kaca besar.sudah empat bulan lebih dia menghadapi masalah ini sendirian, ternyata mental nya sangat kuat,tak sekali pun bibir mungil itu mengeluh.

Penampilan Maisya kali ini begitu sempurna mengalahkan model papan atas di lengkapi dengan sepatu hak tinggi nya.

Kemeja garis-garis biru putih di padukan dengan rok putih semata kaki.rambut hitam bergelombang nya mampu mengalihkan perhatian semua orang.

Penampilan Maisya kali ini jauh berbeda dari sebelumnya,bahkan rambut yang dulu selalu di potong sebahu di biarkan memanjang menyapa bahu kuat nya.

Semenjak kisah pilu itu Maisya menjadi lebih suka berdandan, bukan untuk mencari sosok pengganti tapi lebih ke ingin menunjukkan pada dunia bahwa dirinya tidak pernah kalah oleh sebuah kegagalan.

Sebelum memasuki mobil baru hasil kerja keras nya selama ini,Maisya memejamkan mata mengangkat kedua tangan memohon agar di beri kelancaran menghadapi putusan akhir dalam rumah tangga nya.

Maisya menghela nafas panjang menyakinkan hati dan jiwa nya bahwa jalan ini memang terbaik untuk hidup nya.

Beberapa menit kemudian akhirnya mobil milik Maiysa sampai juga di tempat tujuan,Bima dan juga Dila sudah berdiri menunggu kedatangan Maisya.

" Selamat pagi Bu Maiysa ." sapa kuasa hukumnya terlebih dahulu.

" Selamat pagi juga Pak , bagaimana kabar anda hari ini?" tanya Maisya berbasa-basi.di samping pria ini ikut berdiri kedua sahabat nya.kali ini Dila datang sendirian tanpa suami dan juga buah hati nya yang masih sangat kecil.

" Alhamdulillah saya baik Buk,apa Bu Maisya sudah siap menghadapi persidangan ini?" tanya pengacara nya lagi.

" Siap Pak, hidup harus tetap berlanjut kan Pak." gurau Maisya di sambut gelak tawa oleh semua nya.

" Sya!" seru Bima dan Dila bersamaan.

Maisya beralih menatap kedua sahabat nya dengan senyuman manis.

" Terimakasih ya udah sempetin datang ke sini." ucap Maisya tulus.

" Nggak perlu berterima kasih juga kali Sya,Lo kayak bicara sama siapa aja ." kekeh Dila merangkul bahu Maisya.

" Mantan Lo udah datang tuh,jangan sampai Lo jatuh cinta lagi sama gundurowo jantan itu. " ucap Bima dengan wajah judes nya.

Pak pengacara kembali tertawa kecil mendengar ucapan Bima yang memang seperti itu apa nya.

" Enggak akan." balas Maisya sangat yakin.

Mendengar tentang Digo,Maisya jadi teringat lagi momen dimana hati nya teramat nyeri di nikahi hanya untuk sebuah status dan hanya untuk menyelamatkan pria itu saja.

Dan sekarang Maisya berdiri di sini bukan untuk membalas dendam atau apalah itu, takdir lah sudah membawa mereka berdua sampai ke tempat ini.

Kata orang bahagia pasti akan menghampiri tanpa harus memohon untuk di kasihani.

" Lo cantik banget pagi ini." puji Dila,suara nya tercekat menahan sesak di dalam dada.

" Lo nggak kalah cantik dari gue, pantasan aja suami Lo bucin akut."balas Maisya lagi.

Ucapan Maisya itu benar ada nya,Arki sepupu dari Digo begitu mencintai istrinya tanpa pernah menaruh luka pada wanita ini,sikap Arki berbanding terbalik dengan Digo.

Dila mematung di tempat, tidak pernah terpikirkan oleh nya akan menyaksikan Maisya berada di tempat seperti ini.

" Gue bakal terus berdoa untuk hidup Lo ke depan,Lo orang baik pasti jodoh Lo pun baik dan menyenangkan seperti Lo."ujar Dila lirih.

Tak terasa air mata Dila menitik cepat di ikuti juga oleh air mata Bima.kedua nya terlihat begitu kompak.

Hari ini sahabat terbaik mereka resmi memulai babak baru dalam kehidupan nya.

" Jangan nangis, gue kuat kok."Maisya mengangkat wajah nya ke atas.air mata itu sengaja dia tahan agar tidak ikut membasahi hari ini.

Bima tersenyum suram menatap wajah Maiysa.pun dengan Dila yang menyulam rapat bibir agar tidak semakin terisak.

" Gue bahagia akhirnya lo bisa lepas juga dari manusia jelmaan iblis itu.lo pasti bahagia."ucap Dila lantang.

Dila dan Bima adalah saksi kunci perjalanan hidup seorang Maisya yang begitu curam dan berliku-liku.tidak ada kata putus asa, apalagi marah pada keadaan.

" Walaupun status Lo berubah, Lo tetap cantik dan paling menarik.lo sahabat terbaik kita."ketiga nya berpelukan melepas kan rasa haru yang bercampur kesedihan.

Hidup sendirian di tengah suasana ibu kota yang mencekam berhasil membuat Maisya menjadi pribadi yang mandiri dan kuat.

" Kok jadi nangis begini,kita kan harus nya tersenyum ." Maisya mengurai pelukan kemudian terkekeh begitu juga dengan kedua sahabat nya.

Dari sudut lain Digo tampak terkesima melihat penampilan Maisya yang segar dan fresh.berbanding terbalik dengan Maisya yang sama sekali tidak melihat sosok Digo karena tengah asyik berbincang dengan pengacara serta kedua sahabat nya.

Sesampai nya di dalam ruangan persidangan,Maisya sama sekali tidak berminat menatap ke arah Digo , tatapan mata nya lurus ke depan seolah-olah Digo tidak ada di samping nya.

Sementara Digo sendiri terlihat curi-curi pandang ke arah Maisya yang begitu cantik dan anggun.

Pada jejeran kursi yang ada di belakang sana,tampak hadir juga Pak Wibowo bersama istri nya,yang diam-diam datang dengan membawa segudang luka dan kekecewaan yang membuncah dalam batin.

Digo yang tidak sengaja menangkap kehadiran kedua orang tua nya langsung tertunduk pasrah.entah seperti apa nasib nya setelah ini tapi tekad nya bulat ingin hidup bersama Laura.

Kejutan lain kembali datang untuk Digo,Laura yang tadi sempat mengeluh kesepian akhirnya muncul dari balik pintu berwarna coklat.

Pandangan mata Laura berserobok tajam menghantam tatapan mata Bu Endang dan juga Pak Wibowo.

Bu Endang seperti induk singa yang akan menyerang mangsa yang sudah menganggu anak-anak nya.

" Dasar tidak tahu malu! Benar - benar wanita murahan." hardik Bu Endang sakit hati melihat Laura yang begitu percaya diri setelah berhasil merusak rumah tangga putra sulungnya.

Akibat ulah Laura itu dia harus rela kehilangan sosok menantu idaman nya.

Sampai kapan pun dia berjanji tidak akan pernah mau menerima kehadiran Laura dalam hidup nya.apalagi kisah masa lalu Laura yang sangat menjijikkan.jangan sampai keharmonisan keluarga mereka hancur karena ulah wanita licik ini.

" Laura! Kenapa dia bisa ada di sini? Apa dia tidak mengerti dengan apa yang gue katakan tadi." Digo mengerang kesal dalam hati, suasana ruangan yang terasa mencekam kini menjadi lebih suram lagi.pasokan oksigen seakan menipis menyesakkan dadanya.

Ingin sekali Digo marah melampiaskan rasa kesal dalam hati nya itu kepada Laura wanita yang sangat dia cintai,tapi sayang nya tak bisa dia lakukan karena terlalu mencintai Laura.

" Itu wanita idaman si genderuwo jantan kan?" tanya Bima berbisik kepada Dila.

" Iya." jawab Dila singkat karena pernah melihat gambar Laura yang ditunjukkan langsung oleh Bu Endang.

"Betina model ini aja di bela mati-matian, tampang nya aja kalah jauh dari Maisya sahabat kita.cuman menang tetek besar doang bangga banget." sinis Bima membuat Dila tergelak mendengar nya.

Mungkin kalau tidak ada orang lain di sini,Bima pasti sudah mengeluarkan sumpah serapah nya kepada Digo dan wanita yang bernama Laura.bisa kalian lihat sendiri bagaimana tajam nya Bima memandang bergantian antara Digo dan wanita kesayangan nya itu.

" Cocok sih, sama-sama jelek dan minim etika." lanjut Bima tak ingin usai.

Sementara Maisya yang menyadari kehadiran Mertua serta sosok wanita kesayangan suami nya hanya bisa memperlihatkan wajah datar.sungguh Maisya sudah tidak perduli lagi dengan semua ini.sebentar lagi mereka akan usai dengan kisah yang sangat mengejutkan bagi pendengar nya.

" Ternyata dia sudah kembali,pantas saja Digo kelihatan bahagia dan tidak pernah berusaha mencari gue lagi." Maisya menggeleng lemah.

" Aduh Maisya! Untuk apa juga dia nyari Lo,ada pun Lo dalam hidup nya tidak akan pernah di anggap berarti,Lo tidak ubahnya wanita bayaran yang di sanjung ketika di butuhkan saja." Maisya kembali tersenyum sinis .

" Sorry Sya! Gue nggak pernah minta dia untuk datang ke sini." batin Digo menatap Maisya.

Kehadiran Laura di tengah-tengah persidangan membuat Digo tidak bisa tenang,sejak tadi terus menatap Maisya seakan ingin membantah apa yang ada dalam pikiran Istri nya saat ini.

Digo tidak mengerti dengan tubuh nya sendiri yang terus menerus mendesak untuk meminta maaf dan menjelaskan yang sebenarnya kepada Maisya.

Digo kembali menatap Maisya namun sayang nya wanita ini tidak pernah berniat menoleh kan wajah ke arah nya.

Persidangan akhir nya di mulai.

Setelah melewati proses yang begitu panjang di sertai dengan bukti dan keterangan yang komplit.hakim akhirnya mengabulkan permohonan cerai Maisya.

Maisya tersenyum lega kepada pengacara nya.seakan- akan pria itu telah berhasil membebaskan diri nya dari terkaman buaya ganas.

Dila juga Bima tak kalah senang berbanding terbalik dengan kedua orang tua Digo.

" Yes... Akhirnya gue bebas."Maisya mengepal kuat sebelah tangan nya.

Kata talak akhir nya keluar juga dari mulut Digo.dengan hati berat Digo terpaksa mengucapkan kata itu.

" Sya!" seru Digo lirih.

Bersambung.

Sebelum lanjut jangan lupa tinggalkan jejak kalian di kolom komentar dan rate ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ ⭐ nya ya guys...