NovelToon NovelToon
LEGENDA SANG PENGUASA

LEGENDA SANG PENGUASA

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Mengubah Takdir / kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:33k
Nilai: 5
Nama Author: CHALINKA

Kekacauan tiga alam melahirkan seorang pahlawan yang menegakkan kebenaran dan keadilan bagi umat manusia dengan julukan Sang Penguasa Alam.

Kekuatan Sang Penguasa membuat tiga alam terguncang dan kemudian bersekutu untuk menghukumnya.

Perjalanan Sang Penguasa belum berakhir.

Legenda Sang Penguasa baru saja di mulai untuk menuntaskan tugasnya yang belum terselesaikan dan membuat sejarah baru bagi umat manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHALINKA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23 | Sekte Bulan Sabit kota Hebei

Shang Xi berhasil mengejar sosok berpakaian hitam yang menghentikan langkahnya di tengah-tengah lereng bukit Persik. Tampak tiga orang lainnya muncul dari balik pepohonan dengan senjata terhunus mengepung Shang Xi.

“Kalian sengaja menunggu kedatanganku di tempat ini.”

Shang Xi mencibir para pengepung yang muncul. Matanya melihat keempat orang itu mengenakan pakaian hitam yang menutupi wajah mereka.

“Jangan banyak omong. Tangkap orang ini!”

Salah satu dari mereka yang sepertinya pemimpin orang-orang itu memberikan aba-aba untuk langsung menyerang Shang Xi.

HYAATTT...

Keempat orang itu berteriak sambil mengayunkan pedang mereka ke arah Shang Xi.

Set! Sath! Set!

Tebasan pedang mereka sangat cepat, namun ilmu bela diri Shang Xi telah mengalami peningkatan. Dia bisa menghindari jurus-jurus dari para pengepungnya.

“Jangan bermain-main lagi. Kerahkan seluruh kekuatan kita!” Pemimpin itu berteriak memberikan perintahnya.

Tiga orang temannya kemudian merubah jurus mereka dan kecepatan pedang menjadi semakin cepat.

Crashh... Crashh!

Trang! Trang!

Beberapa sabetan pedang berhasil mengenai tubuh Shang Xi, namun dengan tubuh surgawi otot dan kulitnya seperti logam yang sangat keras sehingga tidak mudah ditembus oleh senjata mereka.

“Tubuh dewa?” Keempat pengepung itu terkejut. Mata mereka berkedut menyadari bahwa Shang Xi seorang kultivator fisik yang berada di tahap tubuh dewa.

Keempat penyerang itu serempak mundur selangkah untuk mengambil nafas.

“Tubuh dewanya hanya bisa ditembus dengan senjata dewa. Untung ketua memberikanku senjata dewa untuk melawan tubuh dewa orang ini.”

Pemimpin penyerang itu mengeluarkan belati dewa yang diberikan oleh ketua mereka dan bersiap untuk menyerang Shang Xi kembali.

Shang XI mendengus ketika pemimpin itu langsung menyabetkan belati ke tubuhnya.

Crashh... Trang!

Belati itu seperti mengenai benda yang sangat keras. Wajah pemimpin itu berubah pucat dan matanya terbelalak tidak percaya. “Senjata dewa tidak mempan padanya.”

“A-Apa kamu telah mencapai tahap tubuh surgawi?”

“Orang yang akan mati tidak perlu tahu hal itu.” Shang Xi menggunakan energi pedang api bintang yang telah dikuasainya lalu menebas ke arah pemimpin itu dengan cepat.

Crashhh...

“Akh...”

Tubuh pemimpin dari para penyerang itu terkena tebasan energi pedang yang dikerahkan oleh Shang Xi. Matanya melotot tidak percaya dirinya dengan mudah di bunuh oleh Shang Xi.

Ketiga temannya yang melihat kematian pemimpin mereka saling menoleh satu sama lain. Seketika mereka bergegas kabur dari tempat itu dengan berpencar.

“Mereka cepat sekali pergi ke arah yang berbeda.”

Shang Xi mengurungkan niatnya untuk mengejar salah satu dari mereka. Dia memeriksa mayat si pemimpin di depannya untuk mencari barang-barang yang dia bawa.

Shang Xi juga mengambil belati dewa yang ditinggalkan serta beberapa benda di dalam cincin penyimpanan orang itu.

“Hmm... meskipun barang-barang orang ini tidak banyak, tapi beberapa diantaranya cukup langka. Sepertinya dia memiliki kedudukan di dalam sektenya.”

Mata Shang Xi tertegun ketika melihat token giok yang dibawa dibalik pakaian orang itu. “Sekte Bulan Sabit.”

“Dugaan Huang Shi sangat tepat. Para penyerang ini sepertinya berhubungan dengan penyerang tadi siang di sungai.”

Kemudian Shang Xi kembali ke kediaman sekte dan melaporkan hal itu pada seorang tetua yang ditemuinya. Mereka pun datang ke lokasi dan membawa mayat orang itu ke dalam kediaman sekte.

Shang Xi menyerahkan tanda token yang didapatnya dari balik pakaian orang itu pada ketua sekte Huang Zhou.

“Sekte Bulan Sabit telah berani datang menyerang ke kediaman sekte kita.” Wajah Huang Zhou tampak geram sambil meremas token giok di tangannya hingga pecah.

“Dengarkan perintahku. Perketat penjagaan sekte kita hingga ke tengah hutan di lereng bukit. Jangan biarkan mereka kembali datang kemari.”

“Baik ketua!”

Para tetua dan murid sekte serempak menjawab dengan penuh semangat. Orang-orang dari sekte Teratai Putih segera melaksanakan perintah ketua sekte untuk memperketat penjagaan hingga ke seluruh lereng bukit.

“Apa yang membuat mereka datang kemari.”

Ketua sekte Huang Zhou termenung memikirkan kemungkinan yang membuat orang-orang sekte Bulan Sabit datang ke kediaman sekte mereka.

“Apapun alasan mereka datang. Aku akan menghadapi mereka jika mereka berani menampakkan batang hidung mereka kembali.”

Ketua sekte Huang Zhou mengepalkan kedua tinjunya karena geram pada sekte Bulan Sabit.

Beberapa hari berikutnya, orang-orang sekte Bulan Sabit tidak ada yang muncul kembali ke kediaman sekte Teratai Putih.

Sesuai janji ketua sekte Huang Zhou kemudian melangsungkan pernikahan putrinya Huang Shi dengan Shang Xi secara meriah pada minggu berikutnya. Kediaman sekte dipenuhi dengan keceriaan atas pernikahan Shang Xi dengan putri Huang Shi.

Hanya beberapa murid sekte yang merasa kecewa dan sedih dengan pernikahan tersebut termasuk Zhou Min dan Jiang Wu. Tapi mereka hanya bisa menelan ludah begitu melihat wanita yang mereka suka menikahi pria lain.

Setelah pernikahan, Shang Xi mengajak Huang Shi untuk berbulan madu ke berbagai kota termasuk Hebei sesuai janjinya.

Di kota Hebei, Shang Xi menginap di sebuah penginapan yang cukup mewah bersama istrinya Huang Shi. Mereka tampak kelelahan setelah semalaman bertempur tanpa henti.

Pagi harinya putri Huang Shi merasakan seluruh tubuhnya gemetar karena tidak mampu mengimbangi kekuatan Shang Xi.

“Apakah kamu masih kuat pagi ini?” tanya Shang Xi sambil mengedipkan mata pada Huang Shi.

Glek!

Huang Shi tersenyum kecil dan menelan ludahnya mendengar kata-kata Shang Xi. Namun dia tetap menganggukkan kepalanya ketika wajah Shang Xi mendekatinya perlahan.

Mereka pun melanjutkan ronde berikutnya di pagi hari itu hingga ke puncaknya.

Huang Shi sudah sangat kelelahan dan tertidur pulas setelah mencapai puncak. Shang Xi memandang wajah istri cantik yang tertidur di sebelahnya. Kemudian dia menyelimutinya dan beranjak menuju ke ruang pemandian.

Setelah membersihkan dirinya, Shang Xi keluar dari kamar penginapan menuju ke tempat makan yang ada di penginapan itu. Dia memesankan makanan untuk mereka berdua di dalam kamar.

Beberapa saat berikutnya, bau harum makanan datang ke kamar penginapan mereka. Shang Xi kemudian membangunkan istrinya untuk menikmati makanan bersama-sama. “Adik Huang, bangunlah. Makanan telah disiapkan,” bisiknya di telinga Huang Shi.

“Kakak Shang, malam ini kita pergi untuk menonton festival di kota Hebei.”

“Baik.”

Malam festival di kota Hebei sangat meriah. Banyak para pendatang yang sengaja datang ke kota Hebei untuk menonton festival yang diadakan setiap tahun oleh pemerintah kota Hebei.

Shang Xi dan Huang Shi menonton festival kota Hebei hingga larut dan kembali ke penginapan mereka.

“Berhenti!”

Tiba-tiba beberapa orang muncul dan menghadang Shang Xi bersama istrinya Huang Shi.

Shang Xi menghentikan langkahnya dan berdiri di depan Huang Shi. “Apa mau kalian?”

“Cih, kalian para pendatang di kota Hebei wajib membayar pajak pada kami,” kata salah satu dari mereka yang memimpin.

“Pajak? Memangnya kalian siapa?” Huang Shi mendelik pada para penghadang karena merasa kesal.

“Kami dari sekte Bulan Sabit, penguasa di kota Hebei. Jika kalian tidak memiliki uang,  gadis cantik bisa menemaniku malam ini sebagai gantinya,” sahut pemimpin itu dengan wajah kotor dan air liur yang menetes keluar.

Plak!

“Dasar mesum!” Huang Shi langsung menampar wajah lelaki yang hendak menjamah dirinya.

“Sekte Bulan Sabit.” Wajah Shang Xi terlihat gelap mendengar kata-kata orang dari sekte Bulan Sabit itu.

1
Meichan
good
Mahayabank
Skip aja dulu nih cerita..ngak tau lanjut lagi....tks.
Sofandsyah
Thooor jangan malu2 u/ Up up up yg banyak....🙏🙏🙏
Sofandsyah
lanjuutkan....
Sofandsyah
kenapa Shang xi gak dapet gulungan atau Cincin penyimpanan di tubuh mayat zhang di....?
Sofandsyah
kethoke apik...coba dilanjutkan... semoga tdk berhenti di tengah jalan...🙏
Aris Robaka
novelnya lompat2 ceritanya dan MC msih minim ilmu beladiri nya dan bagaimana dgn ingatan mcnya tor.kok ane ceritanya
Aris Robaka
blum apa2 sdh bunting hah novel gk jelas
Aris Robaka
percuma juga punya fisik dewa kalo gk bisa terbang .tor ini novel apaan
Aris Robaka
kata dikmu kondisikan tor jgn alay.pake kata saudara lebih pnts.
kultivator fisik kalo diserang dari jarak jauh dgn energi spritual gimana tu jdinya autor 🗿
saya rasah novel ini lebih di untungkan kultivator spritual
Aris Robaka
novel yg agak lain dari yg lain🤣😅🤦🏼
kata2nya masih ada yg kacau
Aris Robaka
sektenya berada di gunung persik tapi nama sektenya teratai putih.gak lawak ni tor.
Mahayabank
Pelit koment para pembaca disini /Sleep/
Mahlubin Ali
ini flashback aja Ampe banyak banget
Mahayabank
Mantaaap...Lanjuuuut lagiiee 👌👌👌
Mahayabank
/Good//Good//Good//Ok//Ok/
Mahayabank
Yaudah lanjuuuut lagiiieee 👌👌👌
Mahayabank
Mantaaap...Lanjuuuut lagiiee 👌👌👌
Mahayabank
/Ok//Ok//Good//Good/
Mahayabank
Mantaaap shang xi...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!