Cinta datang tanpa diundang. Cinta hadir tanpa diminta. Mungkin begitu yang dirasakan oleh Halim saat hatinya mulai menyukai dan mencintai Medina-gadis yang notabene adalah muridnya di sekolah tempat dia mengajar.
Halim merasakan sesuatu yang begitu menggebu untuk segera menikahi gadis itu. Agar Halim tidak mengulangi kesalahannya di masa lalu.
Apakah Halim berhasil mendapatkan hati Medina?
Apakah Medina menerima cinta dari Halim yang merupakan Gurunya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ils dyzdu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Widya mulai menerka-nerka. Jangan-jangan Halim ini anaknya Kak Aisyah? Begitu kira-kira isi pikirannya.
Tapi ‘kan di sekolah tempat Medina, yang namanya Halim Cuma satu. Dan Halim itu yang sudah berniat melamar Medina. Kemudian tidak jadi karena Medina tahu Halim sudah punya Istri.
Dan yang membuat Widya heran, kenapa sekarang Kak Aisyah malah bilang Halim akan menikah? Duh, jadi pusing.
Apa mungkin Halim akan menikah lagi dengan orang lain?
“Iya, tahu, Kak. Soalnya Halim itu guru anak aku di sekolah.”
Aisyah tersenyum. “Oh, gitu? Nanti kamu bisa temani aku ‘kan waktu Halim nikah?”
Widya mengernyit. Dia penasaran sekarang, sama siapa Halim akan menikah. Siapa kira-kira gadis yang sudah merebut Halim dari Medina.
“Kalau boleh tahu, Kak, Halim mau nikah sama siapa, ya? Mana tahu aku kenal. ‘Kan orang sini calonnya.”
“Namanya Medina, Wid. Orangnya cantik dan sholehah. Aku udah suka sama gadis itu, dengan cuma sekali melihat fotonya.”
Mata Widya membulat. Dia meremas tangan Aisyah. “Kak, Medina itu anak aku!”
Aisyah tersentak kaget. Kemudian dengan mata berbinar dia tersenyum hangat dan membalas genggaman tangan Widya.
“Ya Allah, Wid! Apa iya, Wid? Subhanallah! Berarti kita akan jadi besan?”
Widya meringis melihat Aisyah yang begitu kegirangan.
Ternyata Aisyah sadar kalau Cuma dia saja yang senang, tapi Widya tidak.
“Wid, ada apa?”
Widya mendadak jadi tidak enak. Dia menghela nafas sebelum bicara.
“Kak, bukannya Halim itu udah nikah, ya?”
Aisyah membelalak. “Hah? Nikah? Apa-apaan kamu ‘sih, Dek? Halim itu lajang! Dan dia itu jatuh cinta sama anak kamu.”
“Tapi, Kak, Medina lihat sendiri kalau Halim itu udah punya Istri,” ucap Widya memelankan suaranya.
Alih-alih terkejut, Aisyah malah tertawa lebar.
“Ya Allah, Wid! Wid! Memang Medina tahu dari mana, hm?”
“Medi lihat dari wallpaper hp Halim, ada foto Halim dan seorang perempuan. Terus-waktu Medi ngantar brownies pesanan Halim, yang nerima juga seorang perempuan. Udah di pastikan kalau Halim udah punya Istri, Kak.”
Aisyah tertawa lagi. Dia sampai geleng-geleng kepala.
“Subhanallah. Jadi setelah tahu, ehm maksudnya Medina berpikir kalau Halim udah punya Istri, dia bagaimana sekarang?”
Widya menunduk dan menghela nafas. “Medi akan menjauhi Halim, Kak. Tadi aja dia nangis sehabis pulang ngantar pesanan Halim. Kayaknya Medi kecewa berat.”
Aisyah mengernyit sekilas, lalu tertawa lagi.
Widya yang melihat Aisyah selalu tertawa, malah merasa aneh. Nih orang kenapa ketawa mulu, ya? Apa mulai gila?
“Ya ampun, Dek! Biar aku luruskan kesalahpahaman ini.”
Baru saja Aisyah hendak melanjutkan omongan, tiba-tiba seorang gadis cantik yang dia kenali sebagai Medina-mendekat.
“Bu, udah siap belanjanya?”
Widya langsung menoleh dan mendongak pada Medina yang berdiri di belakangnya.
“Eh, Me. Kenalin ini sahabat lama Ibu.”
Medina tersenyum, dia mendekat dan menyalim tangan Aisyah.
“Assalammu’alaikum, Bu.”
Aisyah tersenyum. “Wa’alaikumsalam. Ternyata lebih cantik saat dilihat langsung ya, Wid?”
“Masya Allah walhamdulillah, Kak.”
Medina yang dibilang cantik hanya menunduk dan tersenyum.
Suara langkah kaki tiba-tiba mendekat ke arah mereka.
“Ma, udah siap?”
Medina mendongak dan tercengang melihat wanita di hadapannya.
‘Bukannya ini Istri Pak Halim? Yang nerima brownies tadi ‘kan?’
Medina menunduk lagi. Entah kenapa jantungnya jadi berdebar-debar sedih.
Habibah yang tahu ada Medina langsung sumringah.
“Eh, ada calon Istrinya Bang Halim!”
Medina mengangkat wajahnya lagi dengan mimik terkejut, mendengar celetukan Habibah. Sedang Habibah tersenyum ramah padanya.
“Medi,” panggil Aisyah lembut. “tadi Ibu kamu udah cerita, katanya kamu udah gak mau ya sama Halim?”
“Maaf, Bu. Karena Medi tahu Pak Halim udah punya Istri. Jadi Medi gak mau nerima pinangan Pak Halim lagi.”
Aisyah tersenyum. Dia jadi gemas sendiri melihat tingkah calon mantunya ini.
“Memang kamu tahu dari mana?”
“Medi gak sengaja ngelihat wallpaper di layar hp Pak Halim. Terus tadi yang nerima brownies juga orang yang sama kayak di wallpaper.” Medina menatap wajah cantik perempuan yang dia yakini sebagai Istrinya Halim. “dan Kakak ini ‘kan Istrinya Pak Halim?”
Aisyah dan Habibah tidak bisa menahan tawa. Mereka langsung tertawa berjamaah, dengan Aisyah sebagai imamnya. Wkwk.
Medina mengernyit. Kemudian dia saling pandang dengan Widya.
Aisyah mengeluarkan hp-nya, lalu membuka salah satu foto di galeri dan menunjukkannya pada Medina.
“Medina sayang, lihat ini! Foto ini ‘kan yang kamu lihat di hp Halim?”
Medina mengangguk cepat.
“Kenalin, dia Habibah-Adiknya Halim. Calon Adik ipar kamu, sayang!”
Medina terkesiap. Dia sempat terdiam sesaat mendengar fakta yang mencengangkan ini.
Habibah mendekat, dia mengambil tangan Medina. “Halo, Kakak Ipar, atau aku panggil Medina aja kali, ya? Soalnya lebih tua aku ‘sih! Haha, kenalin, aku Bibah. Adiknya Bang Halim.”
Medina menggelengkan kepala. Ternyata yang sudah salah paham selama ini ‘tuh dia! Astaghfirullah!
“Astaghfirullah! Medi minta maaf, Bu! Medi udah salah paham sama Pak Halim.”
Aisyah manggut-manggut. “Gapapa, sayang. Kamu ‘kan gak tahu yang sebenarnya.”
Medina menggeleng lagi. “Medi harus secepatnya minta maaf sama Pak Halim.”
“Kenapa kamu minta maaf, sayang?”
Medina menatap satu persatu Ibunya, Mama Halim dan Habibah yang penasaran.
“Ka—karena, Medi udah tegaskan sama Pak Halim kalau kami gak bakalan bisa nikah. Terus, Pak Halim kayak sedih gitu. Astaghfirullah.”
Suara Medina sudah seperti nyangkut di kerongkongan. Dia malah memarahi Halim, yang bahkan tidak tahu menahu tentang salah paham yang sedang terjadi ini.
Aisyah tersenyum, dia menoleh pada Widya.
“Wid, kayaknya, pernikahan mereka kita adakan secepatnya aja, ya? Aku yakin Halim pasti uring-uringan karena diputusin Medina. Hari kamis aja kita laksanakan, ya?”
Widya terpelongo. “Hah? Kamis? Kamis ini, Kak?”
“He-em! Pokoknya kamu gak usah bingung! Segala sesuatunya biar aku yang atur! Kamu tinggal duduk cantik aja nanti.”
“Tapi, Kak? Medi masih sekolah. Berarti mereka Cuma nikah siri, ya?”
Aisyah mengibaskan tangannya. “Eits! Tenang aja Widya sayang! Semuanya udah aku atur. Medina akan jadi Istri Halim resmi secara agama dan negara, Insya Allah.”
Widya menghela nafas lega. Senyum langsung terbit dari bibirnya. Dia kembali menggenggam tangan Aisyah.
“Kak, tapi kalau bisa, akadnya jangan meriah-meriah, ya? Soalnya Medi masih sekolah. Mungkin setelah tamat nanti baru kita besar-besarkan.”
“Oh kalau itu terserah kamu, Wid. Cuma nanti Medina tamat sekolah, baru kita musyawarah ‘kan lagi, ya? Oke kalau begitu! Mana nomor wa kamu!”
Selagi kedua Ibu-ibu itu saling bertukar nomor, Habibah mendekati Medina.
Habibah pegang lengan Medina. “Medina, jangan grogi gitu, dong! Semangat! Sebentar lagi mau jadi Kakak ipar aku! Hehe.”
Medina tersenyum tipis. “Egh, Kak. Medi minta maaf, ya? Udah salah sangka, bahkan sampai menuduh Kakak jadi Istrinya Bang Halim. Medi minta maaf, Kak,” ucapnya sembari menundukkan kepala.
Habibah tersenyum lebar. Memang pilihan Abangnya tidak salah.
“Iya. Aku maafin, Me. Sekarang jangan merasa bersalah lagi, ya? Insya Allah kita bakalan jadi bestie nanti. Hahaha.”
Medina tersenyum canggung. Sekarang pikirannya malah menerawang pada Halim.
‘Duh! Gue harus gimana? Minta maaf sekarang atau gimana?’
.......****.......
Assalamu'alaikum Pembaca akoh.
Akhirnya Medina dapat jawaban dari kesalahpahaman nya sama Halim. 😌
Insya Allah, Biidznillah, aku akan update rutin tiap hari. Tapi kalau virus malas ku gak kambuh, ya! 🤣😭 Aku juga lagi belajar gambar.
Tapi Insya Allah, akoh sempatin update.
selamat membaca, yaw?😊
Akoh pada kalian. Sarang heo, love muah muah💐❤️🤟🏻
Note : HABIS BACA LANGSUNG LIKE !!!
zaina kaget lihat rmh raina jadi gudang sampah
jangan jangan selangkah maju dari musuh y lim
Om Ocong Vs Mbak Kunti Ngasih iklan