NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Gangster / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mr.A

Percintaan antara gadis konglomerat dari ibu kota dengan pria miskin pinggir desa. Hidup di daerah yang memandang kasta dan mengelompokkan orang sesuai kekayaan yang mereka punya, bagaimana kah mereka berdua akan bersatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22.Pesta Peringatan Berdirinya Perusahaan Keluarga Ferdanham 3

"Selamat datang, Tuan, Nyonya.*

Aldric menganggukkan kepalanya untuk menyambut sepasang suami istri paruh baya. Tidak lupa laki-laki berwajah tegas itu turut menyunggingkan sebuah senyum yang ramah untuk dua orang itu.

"Wah lama tidak bertemu Inspektur," sapa si Laki-laki dengan nada bicara yang tegas dan wajah yang terlihat ceria. Di sisi laki-laki itu ada seorang wanita yang terlihat tidak lagi muda. Wanita paruh baya itu sedari tadi tidak pernah bisa berpaling dari sosok perempuan yang saat ini berdiri di sebelah Aldric.

"Wah, Cantika sekali, Tuan. Apakah gadis ini yang dirumorkan akan menjadi calon istri Anda?" celetuk si Wanita dengan raut wajah yang terpana melihat ke arah Lily.

Saat ini Lily terlihat malu-malu menunjukkan wajahnya. Sungguh, ini pengalaman pertamanya dia berada di tempat ramai seperti ini. Terlebih lagi saat ini dia bertugas sebagai penyambut tamu yang datang.

"Iya, beberapa hari terkahir ini ada banyak sekali berita tentangmu beredar, Tuan Inspektur," imbuh si Laki-laki membuat Aldric tertawa kecil. Bahkan laki-laki 27 tahun itu langsung terlihat melingkarkan tangannya ke arah pinggang sang adik. Dia begitu bertujuan agar wanita 20 tahun itu tenang dan tidak terlalu panik.

"Ah, itu hanyalah rumor, Tuan," sanggahnya dengan nada senormal mungkin, "Terus, wanita yang kalian anggap kekasihku ini adalah adikku. Perkenalkan, dia Lily Ziell Ferdanham. Putri tunggal dari keluarga kami," imbuhnya sembari melirik ke arah Lily, lalu memberikan kedipan mata untuk wanita itu.

Lily tersenyum kikuk dan menganggukkan kepalanya. Seperti yang dia lakukan sebelum-sebelumnya, Lily pada akhirnya hanya melambaikan tangan untuk menyapa para tamu.

Sepasang suami istri itu dengan raut wajah yang tercengang langsung menatap ke arah Lily. Jujur, mereka berdua tidak tahu kalau ada seorang gadis secantik Lily berada di keluarga besar Ferdanham.

Mereka hanya tahu kalau keluarga besar Ferdanham hanya memiliki tiga anak laki-laki saja. Yaitu, Sean yang menjadi seorang pewaris, lalu ada Aldric yang menjadi inspektur polisi, dan terakhir Erland si Dokter spesialis. Mereka semua yang tinggal di ibu kota hanya tahu itu.

"Sejak kapan gadis secantik ini lahir dari keluarga Ferdanham, Tuan Inspektur?" puji si wanita dengan raut wajah yang terkesan jujur, "kalau tahu begitu, aku jodohkan anakku saja dengan si cantik Lily, bukan begitu, Sayang?" imbuhnya dengan terus menerus mengeluarkan pujian.

Aldric yang mendengar itu semakin senang, "Terima kasih, Nyonya. Silahkan nikmati pestanya," ujar laki-laki itu masih sopan.

Sepasang suami istri itu langsung berlalu pergi dan berbaur dengan para tamu undangan yang terlihat sudah memenuhi tempat pesta. Tempat yang tadinya sepi itu sekarang sudah berubah ramai. Semua orang-orang kaya terlihat sudah saling berbaur dan membuat kelompok perkumpulan masing-masing untuk saling bertukar cerita.

"Bagaimana? Tidak semua orang terlihat menyeramkan, bukan?" bisik Aldric tepat di depan telinga Lily yang terpasang alat bantu dengar itu, dengan suara yang pelan dan ekspresi wajah yang terlihat bahagia.

Lily yang mendengar bisikan itu membentuk sebuah senyum dan kemudian menganggukkan kepalanya untuk memberikan sebuah jawaban.

"Dari tadi kamu itu mendapatkan banyak sekali pujian. Aku yang sebagai kakakmu saja iri saat mendengar-"

"Permisi Tuan Inspektur."

Aldric yang tadinya sibuk berbisik-bisik dengan sang adik langsung terlihat mengangkat kepalanya. Ekspresi wajahnya langsung terlihat sumringah saat mendapati wajah seorang laki-laki yang sangat-sangat dia kenali.

"Tuan Axiel?" ujar Aldric raut wajah yang masih terlihat sumringah, "selamat datang, Tuan," imbuhnya dengan kedua tangan terlentang ke samping.

Seorang laki-laki yang terlihat jauh lebih dewasa dari Aldric itu, langsung memeluk tubuh Aldric dengan ekspresi wajah yang tidak kalah sumringah, "Oh, kawan lamaku," ujar laki-laki yang kisaran usianya berusia 33 tahun itu dengan raut wajah bahagia.

Saking bahagianya, dia sampai-sampai menepuk-nepuk punggung Aldric dengan brutal, seolah ingin menyampaikan sesuatu dengan itu.

"Wah Tuan Inspektur, siapa kiranya gadis yang ada di sebelahmu ini?" tanya Axiel sembari mengurai pelukannya dengan Aldric, lalu mengarahkan pandangan matanya fokus ke arah Lily.

Sementara di sisi Lily, saat ini perempuan itu juga sedang memperhatikan Axiel dengan sorot mata yang menyelidik. Jujur, dia tidak mengenali laki-laki itu, tapi anehnya, saat melihat cara bersikap orang itu, Lily merasa tidak asing seolah pernah melihat sikap seperti itu.

"Ah, apa yang kau tanyakan itu kawan? Bukankah Semingguan yang lalu saat kita bertugas memecahkan kasus pembobolan perusahaan itu, aku ada memberitahukan mu tentang adik wanitaku?" ujar Aldric dengan nada yang terdengar tidak percaya.

Axiel terlihat bingung. Dia memposisikan iris mata hitamnya ke atas seolah sedang berpikir, "Ah iya, apa dialah adik perempuannya yang kamu maksud?" ujar laki-laki itu dengan memperlihatkan sebuah senyum.

Saat ini Axiel dan Lily terlihat saling memperhatikan satu sama lain. Akan tetapi, terdapat sorot mata yang berbeda saat mereka saling bertukar tatapan. Lily melihat Axiel dengan tatapan penuh curiga dan Axiel melihat Lily dengan sorot mata yang terlihat terpesona.

"Iya, dia adik yang aku maksud. Bagaiman menurut Anda, Tuan Detektif?" Axiel terlihat melirik dan menjawab dengan sebuah senyum yang terkesan nakal.

Aldric yang melihat reaksi itu, terlihat langsung memberikan pukulan telak ke arah punggung Axiel, "Wah, baru beberapa hari tidak bertemu, pinggangmu sudah sekeras itu."

Mendengar penuturan Aldric, Axiel terlihat langsung menoleh ke arah laki-laki itu, "Adalah. Laki-laki yang tidak menyukai wanita sepertimu mana bisa mengerti, kawan," jawabnya dengan sedikit bergurau.

Aldric yang mendengar itu terkekeh pelan, "Si paling laki-laki sekali. Kalau begitu, selamat datang di acara kami, silahkan nikmati pestanya partner lama," ujar laki-laki itu dan memilih untuk memberikan kata-kata sambutan.

Axiel yang mendengar itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya, "Kalau begitu aku sudah boleh menikmati pestanya ini?" tanya laki-laki itu dengan nada yang bergurau.

"Tentu saja boleh, kawan. Silahkan nikmati pestanya."

Axiel mengangkat satu tangannya dan memberikan sebuah hormat dengan mengacungkan jari tengah dan telunjuknya, lalu ditempelkan di pelipis kepala kanan dan mengayun-ayunkan di udara.

laki-laki yang Aldric tahu bekerja sebagai detektif itu hanya bisa terenyuh melihat tingkah teman lamanya itu. Sebenarnya tidak terlalu lama sih, mereka berteman baru satu Minggu lalu, tapi Axiel memang begitu. Baginya hubungan yang lewat dari seminggu itu, termasuk sudah lama sekali. Aneh memang, tapi begitulah Axiel.

"Bagaimana menurutmu? Bukankah dia laki-laki yang ceria?" tanya Aldric kepada Lily yang masih saja memberikan tatapan penuh curiga kepada laki-laki itu. Terlebih lagi, perasaan kalau dia merasa tidak asing dengan orang itu, terasa semakin kuat.

Namun, yang Lily tahu, dia tidak pernah bertemu dengan orang seperti itu, 'kenapa cara dia berjalan sekilas mirip seperti Fahmi, ya?'

***

"Maaf menganggu kesenangan kalian semua."

Para tamu undangan yang tadi asik bercengkrama dengan teman-teman mereka, langsung menyudahi perbincangan dan memilih melihat ke arah depan, tepat ke arah panggung kecil yang di sana, terdapat sosok Sean berdiri dengan memegangi sebuah Mikrofon.

"Sebelumnya, Saya ucapkan banyak-banyak terima kasih untuk kalian semua yang sudah berkenan datang menghadiri acara peringatan berdirinya perusahaan keluarga kami," ujar laki-laki itu kembali bersuara dengan raut wajah tersenyum.

"Tidak terasa, perusahaan turun temurun keluarga Ferdanham bisa terus bertahan. Semua ini tentu saja berkat Papaku, Tuan Restofer yang banyak andil dalam kemajuan perusahaan yang saat ini beralih tangan kepadaku."

Di tengah-tengah tamu undangan yang jumlahnya tidak sedikit itu, terlihat sosok Axiel berdiri tidak terlalu jauh dari panggung. Saat ini kedua mata hitam legam laki-laki itu terlihat memperhatikan ke arah depan, tapi bukan ke arah orang yang ada di panggung, melainkan kedua matanya saat ini sedang melihat sosok Lily yang duduk di kursi depan sana.

"Delta izin melapor, empat target sudah diketahui. Sekali lagi aku katakan, empat target sudah diketahui. Ganti."

setelah mendengar ada suara yang keluar dari sebuah benda kecil yang terpasang di daun telinganya, Axiel langsung terlihat memindai ke segala arah. Tentu saja dia melakukan itu dengan tubuh yang tetap tegap menghadap ke depan. Palingan yang terlihat bergerak-gerak adalah bola matanya.

Saat bola matanya melihat ke sisi kiri, dia mendapati ada seseorang pria paruh baya yang membuat sebuah pergerakan dengan perlahan. Pria paruh baya itu juga terlihat melihat ke arahnya.

"Alfa izin melapor. Saat ini saya sudah ada ditempat dan siap melakukan perintahnya. Saya ulangi, Saat ini saya sudah ada ditempat dan siap melakukan perintah. Ganti!" Kembali, sebuah suara terdengar keluar lagi dari benda putih kecil yang menempel di telinga Axiel.

Axiel tentu langsung melirik ke sudut kanan. Di sana, dia juga mendapati ada sosok laki-laki paruh baya yang melakukan sebuah pergerakan kecil. Pria paruh baya itu juga terlihat melihat ke arahnya dengan kepala yang mengangguk memberikan sebuah isyarat.

"Kita akan mulai sekarang. Lakukanlah tugasmu. Ciptakan situasi yang membuat semua orang memperhatikanmu," bisik seseorang yang terlihat lewat dari belakang tubuh Axiel.

Axiel yang mendengar itu langsung menyeringai, "Laksanakan," ujar laki-laki itu bersamaan dengan Sean yang mengatakan tentang hal terkahir yang ingin dia sampaikan.

"Jadi, silahkan. Apakah ada seseorang pemuda yang ingin melakukan dansa dengan adikku, Lily?" kata Sean dan Axiel yang mendengar itu langsung mengangkat satu tangannya.

"Saya!" teriak lantang laki-laki itu, membuat semua orang langsung melihat ke arahnya. Bahkan Lily pun bergerak menolehkan kepalanya untuk mencari tahu siapa laki-laki yang mengeluarkan teriakan itu.

...T.B.C...

...Halo gaesss, aku kembali bawa rekomendasi cerita dari temenku nih. Penjelasan ceritanya ada di bawah ini ya👇...

Judulnya: Menikah Dengan CEO Lumpuh

napen; Yayuk Triatmaja

...Mampir yuk. Itung-itung buat nungguin cerita yang kalian tunggu-tunggu updatenya...

1
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Kasihan Fahmi n Lily. Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: Siap, kak. terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
bagus bgt critanya. karya lain dari othor judulnya apa? kadih tau dong
Call Me A: ada kak. besok aku rilis.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
kasian lily klo nggak dpt restu dari kel nya
Novie Achadini
bagus bgt critanya tapi agak swdih mikirun lily
Call Me A: makasih, kak. iya sedih banget + miris
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, makasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih kembali.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih kak.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, kak. terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap,.makasih kak.
total 1 replies
gaby
Di bab ini aq kecewa sm Fahmi. Dia cm menganggap Lily hanya gadis bisu yg butuh di kasihani. Dia ga nyadar, kalo Dia lbh di kaaihani dr Lily, seenggaknya Lily adl Putri yg di sayangi kluarganya & di limpahi kekayaan tanpa harus ngangkut barang demi sesuap nasi.
Call Me A: bener banget.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih, kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!