NovelToon NovelToon
Memeluk Cinta

Memeluk Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:13.6k
Nilai: 5
Nama Author: Genta Senja

Alena harus melunasi hutang kakaknya dan juga membayar tebusan kakaknya yang dipenjara akibat fitnah. Akhirnya Alena meminjam uang pada bosnya, Bima si CEO. Ia diberi pinjaman dengan syarat nikah kontrak dan berikan keturunan laki-laki.

Celakanya Alena tidak tahu kalau Bima sudah menikah sebelumnya dan hanya membutuhkan anak darinya saja. Begitu anak lahir, Alena dipisahkan dari anaknya. Perawatan yang tidak maksimal membuat anaknya meninggal dunia.

Melihat keterpurukan Alena dan dendam membara membuat Bima membongkar bahwa semua hanya skenario keluarganya. Ia terpaksa mengikuti dan tidak pernah bermaksud menjebak Alena sebab ia benar2 mencintainya.

Akankah Alena memaafkan semua kesalahan Bima saat akhirnya laki-laki itu menceritakan semua fakta yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Genta Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23 Welcome to New Apartement

Alena menata semua baju ke dalam almari. Ia baru saja tiba di apartemen yang sudah disiapkan Bima selama menjalani masa perjanjian pelunasan hutang.

Lokasi apartemen tidak terlalu jauh dari kantor. Alena semakin paham, kenapa ia harus bersedia tidak keluar sedikitpun kecuali hanya dengan Bima. Alasannya pasti untuk menjaga keamanan rahasia mereka.

Apartemen mewah kali ini lebih bernuansa serba hitam. Tentu saja dengan segala kemegahan ala sultan.

Alena tiba-tiba terdiam, menyadari ada satu hal yang membuatnya tidak nyaman. Di dalam kamar itu terdapat dua almari. Gadis itu memastikan hanya ada satu tempat tidur.

"Satu tempat tidur...aman," gumamnya sembari melihat tempat tidur yang ditata di antara dua nakas.

Alena menengok kamar mandi. Di depan pintu kamar mandi tertata rapi dua sandal kamar mandi berbeda ukuran. Warna pink dan hijau. Sandal warna hijau berukuran besar. Ukuran pria. Satunya, ia yakin pas dengan ukurannya.

Di meja rias juga terdapat beberapa parfum pria. Gadis itu benar-benar baru memperhatikan kalau di ruangan itu memang tertata segala keperluan pria.

Bergegas ia buka lemari satunya. "Astaga." Degup jantung Alena berpacu cepat.

"Kenapa?"

"Arrgh!" Alena teriak kaget mendengar suara Bima yang tiba-tiba muncul.

"Kenapa kaget?"

"Pak, ini barang Anda? Baju dan segala macam aksesoris itu...barang Anda?"

Bima mengangguk dingin. "Kenapa?"

Alena tertawa,"Hahaha...maaf, Pak. Kalau begitu saya yang salah kamar."

"Kamu nggak salah kamar. Bukankah kamu saya kontrak menjadi istri dan bukannya pembantu?"

"Tapi...kita hanya kontrak, Pak."

"Jangan bodoh kamu! Kalau kamu ingin secepatnya hamil...kita harus tidur satu kamar, satu ranjang, satu selimut, dan satu..."

"Hentikan! Stop!" teriak Alena tidak tahan. Membayangkannya saja sudah membuatnya ketakutan.

Melihat tingkah Alena mirip anak kecil, Bima terkekeh. "Kamu harus biasakan ini, Alena. Lagipula saya yakin kamu pernah melakukannya. Jaman sekarang mana ada perempuan pe*awan?"

Alena mendelik geram pada Bima. "Kalau seandainya ada, memangnya kenapa?"

Bima melebarkan mata sedetik, lalu memasang muka dingin lagi. "Kalau kamu masih bersih, semakin bagus. Saya tidak salah memilih rahim untuk calon anak saya."

Alena diam kehabisan kata menghadapi Bima. Ia tak habis pikir, semudah itu Bima mengatakan soal hamil dan segala hal yang seharusnya dibicarakan dengan pasangannya, bukan dengan dirinya.

"Kamu itu pasangan saya, Alena. Kontrak atau tidak, kita menikah resmi." Bima menatap tajam Alena yang terlihat terkejut sebab ia dapat membaca pikirannya.

"Kita...tidak langsung...ke...itu...mmm...ke...itulah..."

Pria itu berjalan mendekat hingga keduanya hanya berjarak seperkian senti. Degup jantung Alena semakin berpacu. Ia menghindar mundur, gagal mengurai jarak. Tubuhnya terbentur pada pintu almari.

"Mati aku," batin Alena ketakutan. Kedua mata mereka saling bertatapan. Bima dengan tatapan dinginnya, Alena dengan tatapan takut.

"Dengar Alena. Segala perintah ada di tangan saya. Tugas kamu cukup ikuti saja." Perlahan mata Bima menelusuri tubuh Alena dari atas ke bawah. Seolah menelan*angi gadis itu.

Perlahan namun pasti, Bima semakin mengikis jarak diantara mereka. Membuat Alena semakin panik. Saat kedua ujung hidung mereka bersentuhan, Alena memejamkan mata. Ia pejamkan mata rapat-rapat.

Sedetik kemudian, ia merasakan ada tangan kekar yang menyentuh tengkuknya. Menahan agar diam di tempat. Tangan satunya memeluk pinggang.

"Ya Allah, bantu aku...sumpah aku takut. Manusia satu ini mau ngapain? Jangan cium, please..." rengek Alena dalam hati. Ia benar-benar ketakutan.

"Kamu kamu sekali, ini masih permulaan. But, I know...sebenarnya kamu ingin saya cium," bisik Bima tepat di telinga Alena.

Sembari tersenyum sinis, Bima keluar kamar meninggalkan Alena yang menahan malu. Wajahnya seperi kepiting rebus.

"What? Aku...ah...kenapa aku tutup mata? Duh! Jadi salah paham tuh manusia eskimo. Sialaaan!" umpat Alena kesal.

*****

From: Sendy

To: Alena

Alena, bagaimana keadaanmu? Katamu hari ini pindah ke apartemen milik bos kamu. Aku harap kamu kuat, ya. Just call me kalau butuh teman curhat.

Alena tersenyum haru membaca pesan dari Sendy. Ia merasa beruntung memiliki sahabat sebaik wanita itu. Sebenarnya Alena merasa menemukan sosok kakak perempuan pada diri Sendy. Makanya dia sangat terbuka.

Belum selesai Alena mengetik pesan balasan, terdengar suara Bima memanggilnya dari luar kamar.

"Alena, kemari sebentar!" teriak Bima.

Gadis itu mau tidak mau menyimpan HP di dalam saku celana sebelum sempat membalas pesan Sendy. Ia berjalan keluar menghampiri Bima dengan setengah hati.

"Alena, jangan lupa siapkan makan malam untuk kita. Pembantu yang akan menemani kamu masih sakit. Dia baru bisa datang setelah sehat."

Alena mengangguk. "Anda mau makan apa, Pak?"

Bima menatap tajam Alena. "Kamu sepertinya harus merubah cara memanggil saya. Cari panggilan yang lebih mesra."

"Apalagi ini?" gerutu Alena dalam hati.

"Pokoknya kamu harus bisa terbiasa bersikap mesra dengan saya."

"Aduh, monyet Eskimo satu ini emang nyusahin. Males banget manggil kamu pake nama istimewa," nyinyir Alena masih tetap dalam hati.

"Alena, saya punya ide. Panggil saya dengan panggilan Mas. Ya, Mas Bima. Oke?"

"Baik Pak...eh...Mas Bima."

"Saya tahu kamu pintar, cerdas, cepat menangkap maksud pembicaraan saya." Bima tersenyum puas.

"Saya ingin makan spaghetti saja. Siapkan juga wine. Pilih yang menurut kamu cocok dengan menu makan malam kita. Malam ini kita adakan perayaan kecil untuk kedatangan kamu di sini."

"Selamat datang di penjara, Alena," ucap gadis itu dalam hati.

Beberapa jam kemudian...

Alena menata meja makan sesuai permintaan Bima. Dua porsi spaghetti dengan sajian cantik ditata berhadapan. Walau enggan, Alena juga menata lilin di antara dua piring itu.

"Ya Allah...dinner macam apa ini...harusnya romantis...kenapa aku mual?" keluh Alena kesal.

"Jangan sembarangan, kamu!"

Hampir saja Alena menjatuhkan botol wine yang akan ia letakkan tepat di dekat piring Bima. Untung ia sigap.

"Saya dengar ucapan kamu barusan," komentar Bima dingin. Ia duduk di tempat yang sudah Alena siapkan. Senyum simpulnya terlihat sedikit saat menatap makanan yang Alena siapkan.

"Alena," panggil Bima sembari memandang segelas air putih di dekat piring Alena.

"Iya, Pak...maksud saya Mas. Kenapa, Mas?"

"Kamu tidak menemani saya minum?"

Alena menghembuskan nafas panjang. "Mas Bima saja tidak menemani saya sholat, kenapa saya harus minum?"

"Saya bukan Islam, Alena."

"Saya Islam, Mas Bima."

"Teman saya tetap minum, meski Islam."

"Saya juga minum." Alena meneguk gelas didekatnya. "See?"

"Itu air putih, Alena. Minum ini," ucap Bima menunjuk botol wine.

"Maaf, Mas Bima. Saya tidak pernah menyentuh alkohol sedikitpun. Terima kasih."

"Malam ini saja. Kita butuh relaks. Ini perintah."

Alena terdiam menatap Bima yang tajam menatapnya. Seolah mengintimidasi. "Ya Allah, bakal jadi perdebatan panjang lagi, deh." Alena mengeluh dalam hati untuk kesekian kali.

1
🌹Nabila Putri🌹
ayo aldy selamat kan Alena dr Bima.
Genta Senja: kira-kira Aldy bakal ngelakuin apa ya?
total 1 replies
Bilqies
ogah ih

malasjuga ngandung benih kamu
Genta Senja: terlanjur
total 1 replies
Roeswartini
karya yg bagus setidaknya ada p.pesan moral yg tersampaikan lewat karya ini
Genta Senja: terima kasih Kak testimoninya....
total 1 replies
Lina Yanti
alena bima
Genta Senja: 🥰😍 "Terima kasih sudah mampir, Kak. Jangan bosan untuk datang lagi," jawab Alena dan Bima bersamaan.
total 1 replies
Genta Senja
makasih... kita sehari dan sepemikiran
Bilqies
sama sama menemukan sosok orang yang mereka rindukan
Genta Senja: betul banget... sisi ini Thor bener2 ikut merasa terharu. dua orang yang sama2 kehilangan menemukan teman untuk saling mengisi kekosongan...
total 1 replies
Bilqies
sabar Alena, semoga kakak mau cepat dapat uang untuk menebus mu yaa
Genta Senja: aamiin... doakan yang terbaik buat Alena, ya
total 1 replies
Bilqies
baik banget sih Sendy
Genta Senja: asiaaaaaap.... hehehehe
Bilqies: entah Thor semua keputusan ada di tanganmu 🤣🤣🤣
total 5 replies
Bilqies
hmm entar bakalan tumbuh Dnegan sendirinya juga kok
Genta Senja: kita lihat nanti... akan berakhir dimana... hehehehe.... hhh... 😄
Bilqies: benih2 cinta 😀😀
total 3 replies
Bilqies
selamat yaaa...
Genta Senja: "Terima kasih Kak Bliqies...," ujar Alena dengan senyum tulus terkhusus untukmu.
Bilqies: harus donk 😀😀😀😀
total 3 replies
Bilqies
kasihkan aku aja Thor 🤣🤣🤣
Genta Senja: 😍😍😍😍😍😍😍😍🥰🥰🥰
Bilqies: 😀😀😀😀😀😀
total 3 replies
Bilqies
aku mampir lagi Thor,
Genta Senja: makasih kakak... selalu nyempetin mampir... jangan kapok mampir terus...
total 1 replies
Bilqies
sinis banget sih...
udah tau keles
Genta Senja: sabar kak... sabar...
total 1 replies
Genta Senja
yuk... dukung karya aku.... kasih penilaian di sini ya...
Lina Yanti
Elena bima
Genta Senja: ehem... Alena
total 1 replies
Lina Yanti
rahasia rukmini
Genta Senja: rahasia gelap
total 1 replies
Bilqies
aku mampir kak
Genta Senja: siap kakaaaaak
total 1 replies
🎀
semangat thor, jangan lupa mampir ya 🤗
Genta Senja: siap... makasiiih... jangan lupa mampir lagi... nanti Thor juga akan mampir
total 1 replies
Bilqies
semangat terus Thor menulisnya...

jangan lupa mampir juga di karyaku
Genta Senja: siaaaaap
total 1 replies
Bilqies
gak nyangka kalau Bima beda agama dengan Alena...
Genta Senja: yaaah.... dunia akan selalu memiliki kejutan di setiap ceritanya... ☺
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!