Janda Kembang

Setelah selesai dengan ritual yang tak sempurna nya itu, Rani dan Fatih keluar dari kamar.

Karena Mbak Dewi memanggil mereka berdua untuk makan malam, tapi di meja makan.

Mereka sampai disana dengan wajah berseri-seri. Itu pun tak luput dari tatapan Reza. Melihat Rani yang begitu bahagia, membuat ia sedikit kecewa.

Tapi sesuai dengan janjinya tadi, ia akan berusaha untuk ikhlas, walau hati terasa sakit.

Untuk tidak menunjukkan rasa sakit itu kepada siapa pun termasuk Rani, Reza mengubah raut wajahnya menjadi datar dan dingin.

Rani menatap Reza sekilas.

Kamu kenapa?? Kenapa aku merasa.. jika kau tidak menyukai keberadaan ku disini??

Rani menatap Reza lama setelah ia duduk di kursi berhadapan dengan Reza. Sedangkan yang di tatap cuek.

''Sudah kumpul semua??'' tanya Tuan raja

''Ya,'' sahut semuanya.

''Baiklah, mari makan! setelah nya ada yang ingin Papa bicarakan! Khusus untuk Rani dan Fatih! Yang lain boleh pergi!" imbuhnya sambil menatap satu persatu anak-anak nya yang ada di meja makan.

Mereka semua mengangguk, sesekali Rani mencuri pandang melihat Reza.

Ada apa dengan nya?? Apakah ini karena Ibunya yang di siksa oleh Ibu ku? Apakah ia dendam?? gumam Rani dalam hati.

Suasana di meja makan terasa sunyi, tak ada terdengar suara sepatah katapun. Hanya suara dentingan sendok dan garpu.

Rani melihat mereka makan dengan sendok, jadi tidak berselera. Biasanya kalau dirumah, Rani selalu menggunakan tangan.

Reza yang melihat mangkuk cuci tangan tidak ada, bingung.

''Mbak.. mangkuk cuci tangan saya mana??'' tanya Reza.

Membuat Mbak Dewi yang disana menoleh nya. Begitu pun dengan Rani. Ia menatap Reza, tapi yang di tatap berubah menjadi dingin.

Padahal ketika pertama kali bertemu, Reza sangat ramah orangnya.

Ini ada apa sih?!

Mbak Dewi yang mendengar mangkuk cuci tangan menepuk jidatnya. Bisa-bisanya ia lupa tentang kebiasaan tuan muda kedua dirumah itu.

''Maaf.. Aden.. saya lupa! sebentar! akan saya ambilkan!'' sahutnya dengan segera berlalu menuju dapur.

Setelahnya Mbak Dewi meletakkan mangkuk cuci tangan itu segera didepan Reza. Rani yang melihatnya tersenyum senang.

Berarti ada temennya dong, untuk makan menggunakan tangan?? Saat Reza ingin mencelupakan tangan nya kedalam mangkuk itu, bertepatan Rani juga ingin mencelupkan tangannya ke dalam mangkuk yang sama.

Terjadilah pertemuan antara dua tangan.

Deg!

Rani dan Reza sama-sama tersentak saat tangan keduanya saling bersentuhan.

Seperti ada aliran listrik disana. Reza yang sadar sedang di tatap oleh Fatih, menarik kembali tangannya.

''Ambil lah! untuk mu saja. Mbak! ambilkan semangkuk lagi!'' titahnya,

Mbak Dewi mengangguk dan segera berlalu kedapur. Sedangkan yang lain, mulai melanjutkan makannya kembali.

Ada apa ini?? Kenapa tiba-tiba jantungku bergemuruh hebat saat bersentuhan dengan bang Reza?? Ada apa?? tanya Rani dalam hati.

''Terimakasih Mbak..'' ucapnya masih dengan wajah datar.

Rani masih bingung dengan keadaan. Ia sedang menerka-nerka apa yang sedang terjadi dengan Reza.

Bukankah Airin bilang, jika Abang sepupu kedua nya ini sangat humoris?? Lalu, mengapa sekarang berubah menjadi datar kayak triplek??

Huh!

Rani kesal memikirkan Reza. Sedang yang di pikirkan tersenyum tipis. Saking tipisnya, senyuman itu tidak ada yang tau.

Fatih yang melihat Rani kesal dengan makanan nya menegur.

''Dek...''

''Hah?? Apa? Abang mau apa??'' sahut nya cepat.

Membuat Fatih terheran melihatnya. ''Kamu kenapa?? Nggak selera makan?? Ataukah kamu nggak suka makanan nya??''

Rani menggeleng. Sejenak ia menoleh ke depan dimana Reza yang tengah lahap dengan makanan nya.

Rani kesal, entah kenapa rasanya kesal di cuekin begitu oleh Reza. Reza yang merasa semua orang terdiam dari pembahasan Rani menoleh,

Deg!

Matanya bersiborok dengan Rani. Terlihat Rani begitu kesal dengannya. Reza mah bodo amat.

Padahal jauh di dalam hatinya, ia bersorak senang. Karena Rani kesal di abaikan olehnya.

Reza berhasil membuat Rani kesal dengan ulahnya. Airin yang melihat Rani kesal menjadi bingung.

''Kak Ai.. ayo di makan??'' tegur Airin.

''Iya dek..'' sahutnya.

Hufffttt, ia mencoba meredam rasa marah di dalam dirinya agar tidak keluar dan lepas kendali.

Entah mengapa aku merasa kesal saat Bang Reza nyuekin aku? Ada apa sih dengan diriku ini?? Sama bang Fatih, nggak begini-begini amat aku nya? ishh.. itu lagi Bang Reza! Kenapa pula wajahnya berubah jadi kayak kanebo kering begitu?! ishh.. kesel! kesel!

Jika ada yang melihat wajah Rani sekarang, maka mereka akan tau jika raut wajah Rani berubah menjadi masam.

''Aku selesai! Reza duluan Pa!'' imbuhnya seraya berlalu.

Rani melongo. Ia bertambah kesal dengan Reza.

Ishh... lihat tuh! main pergi begitu aja?! ishh..

''Kamu kenapa?? Dari tadi hanya di acak-acak begitu makanan nya?? Ada apa??'' tanya Fatih.

Rani menghela nafasnya. ''Nggak ada apa-apa Bang.. udah! lanjutin aja makannya! Aku udah selesai!'' ucapnya sembari mencelupkan tangannya ke dalam mangkuk berisi air.

Kemudian mengelapnya pada serbet yang diserahkan oleh Mbak Dewi padanya.

''Terimakasih..''

''Sama-sama, Nona.''

Setelah semuanya selesai makan, kini saatnya tuan raja ingin berbicara dengan Rani.

''Baiklah Rani, kamu Taukan jika istri saya, Mama nya Fatih yang juga Bude mu sedang sakit. Untuk malam ini, kau harus menemaninya disana! Papa tidak bisa membantunya untuk melakukan apapun. Untuk itu, Papa minta pada mu, agar kau mau mengurusi Bude mu yang sekarang telah menjadi Ibu mertua mu untuk mengurusnya. Hanya malam ini saja! Papa akan tidur dikamar mu bersama Fatih! Gimana kamu maukan??''

Rani menoleh Fatih yang juga menoleh nya.

Ishh.. Papa apa-apan sih?! Nggak bisa makan enak dong, aku malam ini?? Tapi tak apalah. Toh, hanya malam ini saja kan?? gumamnya dalam hati.

Melihat Fatih yang diam, tuan raja angkat bicara.

''Hanya malam ini saja Fatih! kasihan Mama mu. Kepalanya memar nggak bisa diangkat, pusing katanya. Bisa saja kan Papa menyuruh Airin, tapi besok Airin sekolah. Jika dengan Mbak-mbak dirumah ini, Mama mu tidak akan mau. Kamu tau sendirilah seperti apa Mama mu??''

Fatih menghela nafasnya.

''Ya udah, cuma malam ini aja kan, Pa??''

Tuan raja terkekeh, ''ya.. malam ini saja! malam besok kamu bisa berduaan dengan istrimu.. mungkin!'' imbuhnya santai.

Membuat seseorang yang berdiri dibalik pilar, mengernyitkan dahinya.

Mungkin?? Apa maksudnya?? Jangan bilang, kalau Mama dan Papa sedang merencanakan sesuatu?? gumamnya dalam hati.

''Ya sudah, sekarang mari kita istirahat, dan kamu Rani! masuk ke kamar Mama mu! Ia sedang menunggu mu disana!'' titahnya dengan segera berlalu dan menuju kamar Fatih untuk istirahat disana.

Fatih tertunduk lesu. Berharap malam ini bisa menuntaskan hajat nya yang belum selesai, malah harus ditunda sampai besok.

Hadeuhhh... kasian...

💕

Ada yang kayak bang Fatih nggak??

Mau tau siapa sebenarnya yang menjadi jodohnya Rani??

Pantengin terus sampai selesai okey...??

See you..

TBC