SYEILA

Rupanya reaksi para warga lebih dari harapan, semua membantu proses pemakaman Rukyah. Nama perempuan itu, dan si gadis kecil bernama Nayli.

Syeila tersenyum lega, dia pun fokus menemani Nayli tanpa sedikitpun turun tangan.

" Rukyah perempuan yang sangat baik, nasib saja yang tidak berpihak padanya " Ucap Bu RT kepada Syeila .

" Tapi kenapa anak-anaknya tidak mau mengurus jenazah beliau ?" Tanya Syeila penasaran.

" Rahma dan Rahem bukan anak Rukyah, mereka anaknya Holili dari istri pertama nya. Rahma dan Rahem tidak suka dengan Rukyah atas hasutan Dewi, ibu kandung mereka "

Oh .. Syeila baru mengerti sekarang. Ia melirik Nayli yang duduk bengong di sampingnya.

" Dan Nayli anak kandung Rukyah bersama Holili " jelas Bu RT.

Syeila mengerti sekarang, kasihan sekali nasib almarhum.

" Tapi Dewi memang keterlaluan Bu RT, Dia cerai sama Holili kan emang keinginannya sendiri. Dia lebih memilih selingkuhannya yang jelas-jelas punya istri" Tiba-tiba salah satu perempuan menimpali.

Nada bicara nya terdengar sangat geram akan sikap Dewi, yang menjadi provokator anak-anaknya sehingga membenci Rukyah.

" Mirisnya lagi Waktu Rahem sakit dan membutuhkan donor Ginjal kemarin. Kan Rukyah yang mendonorkan ginjal nya untuk Rahem " Sambung nya lagi.

" Eh iya, aku juga denger itu. Rahem kan masih dirawat di Rumah Sakit " Yang lain turut berbicara.

" He-em, Rahma malah tidak berperikemanusiaan dengan menolak jenazah Rukyah "

" Apa jangan-jangan Rukyah mati karena mendonorkan ginjal nya?" Terka ibu-ibu yang lain.

" Tidak !! Saya menemukan almarhum tertindih pohon tumbang " Sahut Syeila cepat.

Meskipun dia menilai sikap anak-anak sambung almarhum sangat keterlaluan, tapi Syeila tidak ingin menutupi fakta penyebab kematian beliau.

" Ah masak sih? Perasaan tidak ada angin ribut sejak seminggu yang lalu. Kok bisa pohon tumbang? Apa jangan-jangan sengaja ditumbangkan ?" Ibu yang tadi menyangka Rukyah meninggal sebab mendonorkan ginjal nya mulai membuat spekulasi baru.

Syeila tercengang, dia tadi pun berpikir demikian. Ah daripada berpikir yang bukan-bukan, lebih baik Syeila mencari jawabannya secara langsung dari si mayat.

Syeila bangun, ia menengok ke dalam surau. Syeila ingin memastikan apakah sholat jenazah nya sudah selesai ?

Tak lama kemudian sholat jenazah sudah selesai. Para pelayat bersiap mengangkat jenazah, tapi Syeila maju untuk menyentuh mayit.

" Nona... Apa yang kau lakukan ?" Seru imam sholat.

Syeila tidak menghiraukan, tentu jika dia menjelaskan mereka tidak akan percaya. Tangan Syeila berusaha masuk ke dalam lipatan kain kafan.

Tubuh dingin itu akhirnya tersentuh, tiba-tiba saja Syeila sudah ditarik paksa agar menjauh dari keranda.

Ia tidak melawan, tubuhnya membeku secara tiba-tiba. Bahkan saat semua orang membawa keranda mayat keluar dari surau, Syeila tetap duduk di lantai.

" Kakak ". Nayli datang menghampiri, barulah Syeila sadar. Ia langsung memeluk gadis kecil itu dengan erat.

" Ada apa Syeil?" Tanya Robby.

Bola mata Syeila terangkat, bulir bening membasahi pipinya. Mulutnya terkunci rapat, lidah nya kelu untuk menjawab.

Faisol merasa ada yang tidak beres, ia segera membantu Syeila bangun lalu dibawa keluar.

" Minumlah " Faisol memberikan segelas air, Syeila menerima nya.

Setelah membasahi tenggorokannya, barulah Syeila sedikit tenang.

" Kakak kenapa ?" Tanya Nayli. Syeila berusaha tersenyum, meskipun sebenarnya hatinya perih sekali.

" Kau melihat apa?" Akhirnya Faisol bertanya.

" Kali ini.. Ainur gagal mendapatkan energi positif dari Rukyah"

Faisol dan Robby sontak saling pandang.

" Jadi ini perbuatan iblis itu ?" Ucap Faisol, dadanya bergemuruh penuh gejolak kemarahan.

Syeila mengiyakan, diciumnya pucuk kepala Nayli dengan sangat dalam.

" Coba ceritakan apa yang kamu lihat !" Perintah Robby.

Kisah Rukyah>>>

Ainur mengistirahatkan diri di kantin Rumah Sakit. Sekalian mencari energi positif yang cukup kuat untuk dia hisap.

Dan ia mengakui jika Energi positif orang berhati tulus lah yang paling kuat. Seperti contoh wanita yang merawat kucing jalanan dengan penuh kasih.

Sehingga mampu membuat Ainur memiliki kemampuan berubah wajah.

Sedangkan energi dari seorang gadis tidak lah cukup kuat. Apalagi gadis itu memiliki hati jahat seperti Iluh, yang ingin merebut suami Kakaknya sendiri.

Pada saat itu tanpa sengaja Ainur melihat seorang perempuan berjalan beriringan dengan putri kecilnya, sambil memegang perut.

Ainur menggunakan mata iblis untuk melihat energi positif dari perempuan itu, rupanya dia cukup kuat. Dan lebih baik daripada perempuan yang merawat kucing.

Itulah Rukyah, perempuan yang baru saja menjalani operasi pengangkatan satu ginjalnya. Yang ia donorkan kepada Rahem, anak sambung nya.

Rukyah rela memberikan satu ginjalnya, meskipun ia tahu jika dua anak sambung nya itu tidak pernah menghargai.

Dalam pikiran Rukyah hanya itu yang dapat ia lakukan, demi masa depan keluarga Rahem.

Ainur tersenyum miring, ia pun beranjak mengikuti Rukyah. Hingga tiba di jalanan yang sedikit sepi, Ainur mempercepat langkahnya mendekati sepasang Ibu dan anak itu.

" Permisi... " Sapa Ainur, Rukyah dan Nayli langsung berhenti.

" Iya Dek " Jawab Rukyah lembut, wajah nya terlihat jelas sedang menahan sakit.

" Ibu kenapa ya? Kok kelihatan nya kesakitan ?"

Rukyah tersenyum getir, dia enggan menceritakan keadaan dirinya.

" Ibu sakit, dia baru saja dioperasi " Justru Nayli yang menjawab.

" Ohya?? Kok malah pulang Bu? Kenapa nggak dirawat dulu ?"

Rukyah menggeleng lemah.

" Nanti biayanya mahal Dek, dan lagi Nayli harus sekolah. Takutnya kalau bolos dikeluarin dari sekolah "

Itulah pikiran polos si Rukyah, Ainur tersenyum tipis.

" Seperti nya Ibu telah melakukan hal yang baik"

Rukyah terperangah, darimana orang itu tahu?

" Percayalah Bu, bahwa sebuah pengorbanan yang tidak dihargai akan sia-sia. Lebih baik Ibu ambil kembali ginjal nya, Ibu lebih membutuhkan karena Ibu harus bekerja keras untuk kelanjutan hidup anak Ibu ini"

Ainur mulai mempengaruhi, ia sangat berharap Rukyah akan melakukan apa yang diinginkan oleh Ainur. Yaitu melakukan pembonohan.

Rukyah sedikit goyah sewaktu menatap manik mata Nayli. Apalagi anak gadisnya memberimu kode dengan anggukan kecil.

Ainur tersenyum, hati manusia memang gampang sekali goyah.

Rukyah diam, ia berpikir kembali.

" Tidak apa-apa Dek, saya ikhlas.. Masalah Nayli ? Insyaallah saya bisa bertahan " Akhirnya jawaban Rukyah menghapus senyuman Ainur.

" Bu, banyak kebaikan yang lebih dihargai dari pada apa yang dilakukan Ibu sekarang. Ibu sangat baik sekali, semua orang tahu itu. Lebih baik berkorban kepada orang yang menghargai pengorbanan kita. Daripada justru penghinaan yang didapatkan "

" Kalau Ibu mau? Saya akan ambilkan ginjal Ibu, dan saya akan jual. Lumayan bisa dapat uang banyak, Ibu bisa hidup santai dalam beberapa tahun ke depan "

" Ibu dapat buka usaha dan jadi Bos, Kalau ginjal Ibu diberikan secara percuma ? Sayang sekali. Ibu harus kembali banting tulang untuk kelanjutan hidup anak Ibu "

Pengaruh Ainur sangat luar biasa.

" Adek ini siapa ?" Tanya Rukyah kemudian.