NovelToon NovelToon
My Teacher My Husband

My Teacher My Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Beda Usia
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Kaikia

Azzalea menyukai gurunya, Pak Dimas. Namun, pria itu menolaknya, bagaimana bisa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaikia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 23

Azzalea benar-benar kelelahan. Sesampainya di rumah, ia segera meminta Rose untuk menyiapkan air hangat untuk mandi. Hanya sarapan dengan segelas susu, gadis itu langsung terbaring nyenyak di atas kasur.

“Apa dia memberitahumu kemana dia semalaman?” tanya Nenek Azzalea di ambang pintu, melihat Rose membenarkan selimut sang majikan.

“Nona tidak sempat bercerita. Tapi saya tadi melihat beliau datang dengan Pak Dimas”

“Dia guru les itu?”

“Iya, Nyonya”

Sang nenek mendekati sang cucu yang telah tidur nyenyak. Mengelus perlahan pucuk kepala cucu kesayangannya.

“Apa Nyonya akan memberitahu soal pertemuan kemarin?”

Selama sang cucu tidak kembali, Nyonya dari Keluarga Kusuma ini menghadiri pertemuan mendadak yang di lakukan di kota dengan beberapa orang termuka dari keluarga terhormat tersebut. Ia juga baru tiba setelah sang cucu mandi.

“Cepat atau lambat, dia harus tahu pengumuman keputusan tadi malam”

Rose menatap paham, lalu menuntun sang nyonya menuju ruangannya. “Selamat istirahat, Nyonya”

***

"Oma telah menetapkan pewaris dari kedua keluarga" ucap sang nenek di sela menikmati buah dibawah tempat itu lagi bersama dengan Azzalea dan Rose yang memotong beberapa buah.

Azzalea diam seraya mengunyah anggur hijau kesukaannya, kini ia tahu alasan sang nenek tidak panik karena tidak kepulangannya tadia malam, rupanya sang nenek menghadiri pertemuaan mendadak. Walau tidak banyak berinteraksi dalam keluarga kaya raya itu, ia tahu perihal yang dimaksud dengan pewaris tahta.

"Oma tidak menyebut namaku, kan " tebaknya.

Senyum yang ditunjukkan sang nenek sedikit membuat dirinya merasa tak aman. Selama ini, ia tidak peduli mengenai siapa pun yang akan menjadi pewaris dari Keluarga Kusuma karena ia bukanlah cucu kandung dalam keluarga itu, karena ia bukanlah anak kandung dari Kino, melainkan sang ibunda hamil dengan pria yang tidak diketahui keberadaannya. Ia tidak memiliki hak didalamnya.

"Memang Oma tidak menyebut namamu dalam pewaris tapi, Oma menjadikanmu tunangan sang pewaris "

Azzalea terperanjat, tidak percaya akan hal yang dikatakan sang nenek, ia menelan paksa buahnya yang belum terkunyah baik. "Oma?"

"Kamu tidak penasaran dengan siapa Oma menjodohkanmu?"

"Dengan siapa?" tanyanya khawatir.

"Gyu"

Azzalea lebih terkejut dengan nama yang kali ini disebutkan sang nenek. Rasanya urat lehernya menegang. Ia bangkit menenangkan perasaan bingung. Ia sedikit tersedak, Rose segera memberinya segelas air. Ia berusaha meneguknya pelan.

Gyu adalah salah satu sepupunya. Pria itu cucu kesayangan dari istri kedua sang kakek. Ia juga merupakan keturunan dari Keluarga Lim yang mana lebih kaya dan berkuasa dari Keluarga Kusuma. Ia paham mengapa malam itu kedua orangtuanya datang tiba-tiba, mereka menginginkan harta yang akan didapatkan dirinya setelah menikah dengan Gyu.

"Oma menginginkan yang terbaik untukmu, sayang "

"Oma... " rengeknya.

Ia menatap sejenak dengan rasa kecewa. Selama berada di sisi sang nenek, wanita itu tidak pernah memaksakan apa pun, ia mendapat kebebasan. Namun, kali ini ia kecewa akan keputusan yang diambil sang nenek.

"Tanpa bertanya pun, bukankah Oma tahu jawabannya?"

"Azza tidak suka sikap Oma seperti ini"

Ia memilih pergi untuk menenangkan dirinya, keluar dari halaman rumah.

"Jangan ikuti aku " perintahnya pada Rose yang hendak menyusul.

"Baik, Nona "

Sang nenek dan Rose hanya diam melihat gadis muda itu pergi dengan perasaan sedih.

“Bukankah Nyonya paham yang diinginkan Nona?”

“Aku hanya ingin memberikannya tempat yang aman. Tidak selamanya aku bisa melindungi cucu kesayanganku. Aku melihat pertemuan semalam, mereka masih belum menerima Azzalea. Hanya dengan menikahnya dengan keluarga Lim dapat mengamankan keselamatannya”

“Saya memahami maksud Nyonya. Tapi, jika berhubungan dengan pasangan, Nona Azza sangat sensitif”

“Apa dia memiliki kekasih?”

Rose menggeleng. “Nona menyukai seseorang”

Keduanya saling bertatapan. “Jangan bilang.. masih guru SMP itu yang menolaknya?”

***

Azzalea melempar batu krikil ke sungai dengan kesal. Perasaanya kini kacau. Ia kecewa dengan tindakan yang dilakukan sang nenek. Ia tidak ingin dijodohkan apalagi dengan pria yang tidak ia cintai.

Selama ini hatinya memang tidak pernah tertarik pada siapa pun selain sang guru. Walau pernah ditolak, Azzalea masih menyukai pria itu.

Dahinya berkerut, seperti pakaian yang belum disetrika. Tak ada senyum yang terpancar dari wajah cantik itu hingga sesuatu yang dingin menyentuh pipi kanannya. Ia menoleh.

“Jangan cemberut. Itu terlihat jelek”

Azzalea tersenyum saat mendapati bahwa yang melakukan hal itu padanya adalah Pak Dimas.

“Nih, es krim”

Ia meraih es krim dari tangan Pak Dimas. Pria itu ikut bergabung, duduk bersamanya di tepi sungai.

“Pak Dimas kok tahu saya disini?”

“Tadi saya ke rumah. Rose bilang kamu pergi ke arah sungai dengan wajah masam”

Azzalea malu akan fakta tersebut.

“Ada apa? Apa kamu dimarahi karena tidak pulang semalaman?” tebak Pak Dimas.

Azzalea menggeleng. “Bukan, Pak. Saya hanya kesal atas keputusan nenek saya”

“Perihal?”

Azzalea menatap ke depan, hamparan air jernih sungai.

“Oma ingin menjodohkan saya”

Pak Dimas diam menatapnya, seakan tidak percaya dengan kalimat yang dikatakan. “Apa beliau menjodohkanmu dengan pria brengsek?”

“Tidak...”

“Berarti itu hal yang baik”

“Tidak” tolak Azzalea. “Saya tidak mencintai pria itu. Saya hanya akan menikah dengan pria yang saya cintai dan mencintai saya” ucapnya yakin.

Pak Dimas tidak membalas tatapan Azzalea. “Azza.. Kamu sebentar lagi akan tamat. Umur kamu juga bukan umur anak-anak lagi. Ini masa menuju pendewasaan. Setiap masalah yang kamu hadapi harus diselesaikan dengan kepala dingin. Dibicarakan dengan baik-baik, bukan pergi tanpa penjelasan”

“Nenek kamu pasti telah memikirkan dengan matang tentang keputusan itu. Namun, bukankah beliau juga bisa mendengar keinginan kamu. Jika kamu bicarakan, ungkapkan yang kamu rasakan dengan baik-baik, pasti beliau bisa mengerti”

Perlahan rasa sesak di dada Azzalea berkurang setelah mendengar nasihat sang guru yang menenangkan tersebut.

“Baik, Pak. Saya akan coba nanti”

Pak Dimas mengelus pucuk kepala sang murid. “Bagus. Segera habiskan es krim kamu, setelah ini saya akan bawa kamu ke suatu tempat”

1
aca
pdkt nya kelamaan pak guru lambat
aca
pak guru gercep donk
aca
suka bgt alurnya
aca
lanjut donk
Kai Kia: besok Mimin update lagi ya.. kita usahakan setiap hari 2 chapter nih update nya
total 1 replies
setya21
kapan up nya
Kai Kia: segera yaa... Mimin lagi sibuk kuliah 🫂🫂
total 1 replies
Kia Kai
/Coffee//Cake/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!