"Come back to me, little wife" Bisik Dariel tepat di belakang tubuh menegang wanitanya.
Melakukan suatu kesalahan fatal yang membuat Dariel kembali kehilangan wanita nya bersama calon anak nya.
*
*
*
Deskripsi hanya pemanis, jika penasaran mari ikuti kisah "Kembali Padaku, Istri Kecil" sampai akhir.
Cerita lanjutan dari "Suami Miskin Ku"
Happy Reading🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23.
"Kapan kampanye video game mu itu di lakukan?" Tanya Luca.
"Besok Dad" Jawab malas Dariel, menyandarkan punggung nya yang sedikit terasa nyeri.
"Baiklah kalau begitu Daddy akan pulang lusa, besok Dad akan datang ke acara mu" Putus Luca.
Dariel mendengus pelan. "Malam-malam Daddy menyuruh ku ke sini hanya ingin membicarakan ini?" Ucap nya tak percaya.
Pasalnya Dariel pikir Daddy nya akan membicarakan sesuatu yang penting sehingga terus menelpon nya dan menganggu kegiatan nya.
"Kenapa? Kamu seperti tidak senang?" Tanya Luca.
"Tentu!" Sahut cepat Dariel seraya menegakkan tubuh nya. "Daddy tau? Hampir saja aku membuat adik untuk Daniel tetapi Daddy mengacaukan nya!" Lanjutnya menggebu.
Luca terkekeh mendengar itu, kepala nya menggeleng samar.
"Daddy sengaja"
Mata Dariel membola begitu lebar. Apa tadi kata Daddy nya? Sengaja? Yang benar aja!
"Daddy sudah melihat tatapan mu pada tubuh Dara sejak di pesta tadi" Lanjut Luca.
Dariel mengacak-acak kesal rambutnya, tidak hanya gagal membuat adik untuk putra nya. Tetapi bok*ng dan tulang punggung nya pun terasa nyeri akibat terjatuh karena tendangan refleks istri nya.
Tertawa puas? Tentu itu lah yang Luca sedang lakukan saat melihat putra nya.
Dariel hanya mendengus kemudian berdiri seraya memegang bok*ng atas nya.
"Kenapa kamu? Sakit pinggang?" Tanya Luca menatap gerakan Dariel.
Pria itu tak menjawab, ia hanya mendengus.
"Umur muda tulang tua" Cibir Luca.
"Lebih baik Daddy diam deh, ini semua gara-gara Daddy" Seru Dariel.
Luca kembali tertawa, begitu bahagia menganggu putra nya yang selama tiga tahun belakangan terlihat tidak banyak bicara.
Dengan langkah yang pelan Dariel pun mulai menaiki satu persatu anak tangga mengabaikan tawa sang Daddy.
Membuka pintu kamar yang selama beberapa hari ia tempati, Dariel pun termenung saat mata nya di sajikan sosok sang istri yang tengah menyusui putra nya.
"Siall!" Umpat pelan Dariel menggenggam erat handle pintu.
Dara yang melihat kedatangan Dariel dengan buru-buru menutupi gunung nya dengan selimut dan hal itu tentu membuat kepala Daniel juga masuk ke dalam selimut.
"Astaga kenapa aku malah menghadap sini!" Batin Dara menggerutuki posisi nya.
"Eemmhh!!" Daniel meraung dan bergerak kepanasan di balik kasur membuat Dara tersadar.
"Astaga maaf sayang" Kaget Dara kembali menarik selimut sehingga gunung nya kembali terlihat oleh Dariel yang masih terdiam di posisi nya.
Plop..
Mulut Daniel melepaskan ujung gunung tersebut kemudian berbalik dan kembali tertidur lelap.
Dara pun menghela lega dan dengan cepat membenarkan kembali piyama tidur nya.
"Ekhem" Dariel berdehem samar kemudian masuk dan menutup pintu nya.
Melihat gerakan Dariel, Dara meringis pelan.
"Sakit banget 'ya kak?" Tanya Dara.
"Pikir aja sendiri" Ketus Dariel seraya mendekat ke kasur.
Jika biasanya pria itu akan berbaring di samping istri nya walaupun hanya tersisa tepi kasur saja, tetapi kali ini pria itu berbaring di samping putra nya.
Sehingga Daniel berada di tengah-tengah mereka.
Melihat itu Dara tak berkata apapun, wanita itu langsung beranjak dari kasur menuju meja rias nya.
Sedangkan Dariel? Pria itu mendengus melihat sikap abai Dara, jika saja pinggang dan bok*ng nya tidak sakit pasti sudah ia dekap tubuh kecil menggoda itu.
"Dasar istri tidak peka" Seru pelan Dariel berbalik sehingga posisi nya tengkurap.
Dara terkekeh pelan mendengar seruan pelan itu. Kemudian kembali berjalan menuju kasur saat sudah mendapatkan barang yang ia cari.
Tidak kembali ke tempat nya, melainkan ia menuju sisi dimana Dariel tengkurap di saja.
"Ayo aku pijat" Ucap Dara yang sudah berdiri tepat di samping tubuh Dariel.
Mendengar itu, Dariel langsung mengangkat kepala nya dan menatap wajah Dara lalu melihat botol kaca yang di pegang wanita itu.
"Minyak angin" Tunjuk Dara pada botol di tangan nya.
"Tidak perlu, nanti malah tambah sakit" Jawab Dariel kembali menidurkan kepala nya menghadap putra nya.
Dara menggeleng pelan kemudian duduk di tepi kasur dan menyingkap kaos pria itu.
"Tidak--"
"Diam lah, tubuh kakak hangat dan seperti nya ini keseleo" Potong galak Dara dengan suara pelan nya.
Dariel diam masih di posisi nya bahkan saat Dara mulai membaurkan minyak angin dengan aroma yang terasa hangat itu Dariel hanya diam.
"Maaf aku benar-benar tidak sengaja dan ini juga sebagai peringatan untuk tidak menyentuh ku sebelum aku izinkan" Tutur pelan Dara.
Mulai mengusap dan memberikan tekanan pada pinggang Dariel, Dara dengan telaten memijat serta menggerakkan jemari nya di sana.
"Shhh.." Ringis Dariel saat merasakan sakit.
Tahu dimana letak sakit yang di rasakan Dariel, dengan berulang Dara memijat dan menekan di bagian itu.
"Aaww sakit!" Dariel mengangkat kepala nya dan menoleh menatap kesal Dara.
"Maka dari itu aku memijat nya di sini" Jawab Dara seraya kembali menekan.
Dariel mengerang mengigit bantal dengan kedua tangan yang meremat seprai.
Jika saja tidak ada putra nya sudah dipastikan bahwa ia akan teriak.
"Tidak sia-sia Jong Bim mengajari aku cara memijat yang benar" Gumam Dara.
Walaupun begitu pelan, pendengaran tajam Dariel langsung menangkap nya membuat pria itu langsung menahan tangan Dara.
"Apa tadi?" Tanya Dariel dengan tatapan berbeda.
"A-apa?" Tanya balik Dara.
"Diajari memijat oleh pria itu? Berarti kalian sering main pijat-pijatan?!"
...****************...
ga malu apa y,udh tau suami orng tp msh aja brsha dktin.....d ckar singa betina,bru tau rsa....