NovelToon NovelToon
AWAL DARI SEMUANYA

AWAL DARI SEMUANYA

Status: tamat
Genre:Tamat / Manusia Serigala
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: idastars

Cerita awal dari buku Not Human

Awal kisah untuk mengenal masalah kisah manusia serigala yang dihadapi oleh Carriton dan kawan-kawannya. Buku ini juga menampilkan konflik persahabatan, percintaan, harta dan persaudaraan.

Bagaimana keseruan ceritanya? Silakan dibaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon idastars, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Air matanya merembes jatuh.

Ashton memang sedari tadi masih ada di sekiran itu. Di balik pohon depan sana ia bersembunyi baik. Ashton juga mendengar apa yang diucapkan Greisy. Saat ini ia begitu kecewa pada Greisy. Greisy ternyata berbohong padanya, seolah ia yang bersalah namun ada kesalahan besar yang Greisy lakukan.

Tangannya mengepal, matanya menyorot tajam, dan seketika air mata pun jatuh setelah mendengar Isak tangisan Greisy. Ia membalikkannya diri mengintip kecil Greisy yang menunduk menangis.

Ashton langsung melesat mendekati Greisy.

“Jangan kau keluarkan air mata palsumu?" ucapnya tegas seolah ia membenci Greisy, padahal ia tidak suka air mata keluar dari mata Greisy. Ia tidak suka jika Greisy. Ashton tetap akan mencintai Greisy meski tidak secara langsung diperlihatkannya.

Greisy yang mendengar ucapan yang penegasan langsung membalikkan diri. Ia takut melihat wajah Ashton pastilah menyeramkan. Belum lagi dengan kata yang barusan diucapkan air mata palsumu, itu berarti Ashton sudah membencinya. Rasanya hati dan fisik Greisy sakit mendengar itu. Ashton membencinya dan Greisy seperti orang yang sudah kehilangan berharga dihidupnya.

Mencoba untuk kuat dan tidak menangis. Greisy mengusap aitt matanya sendiri, mendongak menatap wajah Ashton.

“Maaf,” kata yang bisa ia keluarkan.

“Tidak apa-apa. Toh juga semuanya akan berakhir. Perbedaan kita memang berat, dan itu alasannya bukan?" kata Ashton meremehkan namun di hati merasa tidak tega mengatakan itu pada Greisy.

Greisy memilih diam, biarkan Ashton berkata sepuasnya. Setidaknya ia bisa melihat wajahnya lebih lama lagi.

“Sebelum aku pulang, aku juga ingin memberitahumu, sepertinya aku juga harus menerima perjodohan yang disematkan orang tuaku. Awalnya aku berniat memberitahumu, saat pertemuan terakhir kita di taman. Aku juga bahkan menolak perjodohan itu pada orang tuaku. Tetapi melihat tidak ada perkembangan diantara kita, aku rasa aku juga pantas hidup bahagi bukan?" Ashton menjelaskan tentang perjodohan kemarin. Ia sudah menolak dan orang tuanya tidak memaksakan kehendak mereka. Namun melihat Greisy yang sudah memulai, maka Ashton juga berhak menentukan pilihannya.

Greisy yang mendengar itu, semakin hatinya tersayat. Ia tidak menyangka Ashton juga dijodohkan. Tetapi Ashton menolak hanya saja Greisy malah memilih perjodohan itu. Siapa yang paling disakiti di sin? Tentu keduanya, hanya saja sikap dan tindakan mereka yang tidak mau terbuka satu sama lain. Air mata Greisy merembes jatuh seketika, seolah ia tidak dapat berkompromi lagi dengan air matanya. Greisy menunduk dan tidak mau memperlihatkan dirinya semakin sedih di hadapan Ashton. Ia berusaha menahan dan menerima apa uang dikatakan Ashton.

Ashton jelas tahu apa ya g disembunyikan Greisy. Ashton juga merasakan sakit dalam hubungan mereka yang ternyata sudah kacau berantakan. Terpaksa juga dirinya mengatakan untuk melihat reaksi Greisy. Tetapi Greisy masih saja tidak mengucapkan satu kata pun.

“Setidaknya kita sama-sama berkhianat bukan? Eh, bukan aku yang pertama melakukan, melainkan kamu yang pertama berkhianat. Kamulah di sini pengkhianatnya Greisy,” kata Ashton tegas. Ia lagi-lagi menciptakan kata yang membuat luka Greisy semakin dalam. Greisy menganggukkan kepala berkali-kali. Ia menyetujui apa yang dikatakan Ashton. Walau masih menunduk dan air mata yang selalu jatuh, Greis membenarkan hal itu semua.

Hancur sudah perasaan keduanya. Yang satu seolah mencaci, yang satu menerima. Sungguh saling menyakiti satu sama lain. Tidak ada bantahan sama sekali. Apa lagi Ashton, ia ingin Greisy membela, menyentak atau apapun, karena dirinya hanya memancing Greisy saja.

Tetapi satu katapun masih belum dilontarkan Greisy.

“Aku izin pulang,” kata Ashton.

“Datanglah tiga hari lagi. Aku akan pulang ke kota dihari itu. Setidaknya izinkan aku menjelaskannya padamu, agar aku bisa pulang dengan tenang,” ucap Greisy bersuara, dan ini yang ditunggu Ashton.

“Aku tidak tahu harus datang atau tidak, yang jelas aku sibuk hari itu,” jawab Ashton cuek, namun ia berharap Greisy membujuknya.

“Kumohon datanglah! Aku menunggumu,” pinta Greisy.

Ashton sedikit menyunggingkan bibirnya. Greisy masih menganggapnya. Setidaknya ia berharap sedikit kalau Greisy masih cinta padanya.

“Maaf, aku harus pulang.” Ashton melesat pergi dari desa. Ia menuju hutan, meninggalkan Greisy masih dalam Isak tangisan. Hatinya berkecamuk jika mendengar tangisan Greisy.

Greisy kembali ke kontrakan. Ia mengusap air matanya, agar teman-temannya tidak curiga. Perlahan memasuki ruang tamu, namun Garvin masih asyik berselonjor dengan ponselnya.

Garvin menoleh pada sumber suara pintu terbuka. Menampilkan Greisy yang menunduk. Garvin langsung saja bangun dan bangkit berdiri, mendekati Greisy.

“Grei, kamu kenapa?” tanyanya menghalang Greisy hendak masuk kamar.

Greisy menggeleng, dan berusaha untuk mengambil jalan namun tetap dihalangi Garvin.

“Grei!” pekik Garvin menangkap wajah Greisy. la mendongakkan kepala Greisy. Terlihat jelas Greisy sepertinya habis menangis.

“Kamu kenapa, ha? Mengapa nangisn, seperti ini?” tanya Garvin lembut mencondongkan wajahnya tepat di hadapan wajah Greisy. Jarak kepala mereka menyisakan beberapa centi lagi.

Greisy tidak mau berbicara, ia membalas perkay Garvin dengan menggelengkan kepala.

“Kamu pasti mikir perjodohanmu yah? Kamu tidak ingin dijodohkan?" tanya Garvin beruntut. Ia seolah tahu apa yang dipikirkan Greisy hingga Greisy bersedih.

Garvin tadi mendengar bahasan mereka berempat di teras. Cuman sebagai pendengar saja di balik pintu. Meski berat rasanya, hati Garvin tidak berbalas. Garvin ingin Greisy yang menjadi pendamping hidupnya.

Lagi, Garvin mengungkit perjodohan itu, mengingatkan dirinya dengan Ashton yang seolah tidak peduli lagi. Sontak saja, Greisy menghamburkan diri ke pelukan Garvin. Ia menangis, menumpahkan kesedihannya lagi pada Garvin.

Garvin mendekap erat Greisy. Jujur ia sedih melihat Greisy menangis. Garvin tidak bisa berbuat, ini adalah masalah keluarga Greisy.

Sudah dengan pelukan, di kamar Greisy membaringkan diri. la mencoba untuk menerima keadaan sekarang. Ia membayangkan kembali dengan dirinya yang menolak kembali Greisy, kini malah kebalikannya Ashton yang kembali menolak.

Ashton adalah pria yang sangat dicintainya, tetapi mengapa harus Ashton yang menjadi manusia serigala? Mengapa mereka tak sama? Greisy capek memikirkan ini semua. Greisy capek menangis. Perlahan bola matanya tertutup, tidur dalam alam mimpinya.

Di mansion Dalbert masih, sudah menjadi membaik. Tidak ada yang menjadi ketakutan saat ini. Keadaan raja Dalbert sudah berangsur pulih. Ashton dan Falton bertemu di anak tangga. Raut wajah keduanya murung memikirkan hidup mereka. Menjalin hubungan begitu menyakitkan, bagi mereka. Ada yang berpisah karena perbedaan, dan satu lagi berpisah di alam berbeda. Kedua pria ini saling melirik, seolah membaca pemikiran masing-masing. Menghela nafas, ternyata hampir sama. Mereka menaiki anak tangga satu persatu, menuju kamar masing-masing. Hari ini sungguh menjadi hari kesedihan bagi mereka berdua.

Siang hari, di hutan digentarkan denga penyerangan tiba-tiba dari orang yang tidak kenal. Bola api langsung meledak di tanah kekuasaan Dalber. Saat, itu di hutan melakukan pemburuan untuk persediaan makanan di hutan. Banyak yang kaget dan takut akan penyerangan ini. Setahu ini, masalah dengan musuh lagi tidak ada. Datang secara tiba-tiba membuat daerah kekuasaan Dalbert semakin berantakan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!