AWAL DARI SEMUANYA

AWAL DARI SEMUANYA

1

Falton melirik kamar Ashton yang terlihat terbuka sedikit, langsung saja kakinya melangkah memasuki kamar itu. Falton mendapati Ashton sedang rebahan yang memikirkan suatu hal. Falton tidak bisa membaca isi pikiran Ashton. Biasanya Ashton sendiri yang akan mengutarakan apa yang dipikirkan.

Falton duduk di tepi ranjang, Ashton masih menatap langit-langit kamar dengan pergelangan tangannya sebagai bantal di kepalanya.

“Ashton, kamu mikir apa?" tanya Falton, Ashton sadar dan melirik Falton. Ashton tidak menjawab, dan tidak mungkin juga ia membicarakan yang sebenarnya. Ashton memiringkan badannya membelakangi Falton, seolah tidak ingin diganggu oleh siapapun.

“Ashton, tolong jawab! Beberapa hari, pertemuan kita sangat dingin."

Falton kesal dan tidak bisa melihat tingkah Ashton yang tidak mau lagi terbuka padanya. Falton sudah lama bersama dengannya. Masih kurangkah kesetiaan Falton untuknya? Rasanya Falton ingin menghajar Ashton sendiri.

“Aku ingin istirahat, Fal. Tolong keluar!" usir Ashton dengan mata yang mulai tertutup.

“Aku tidak mau! Aku merasa kamu sedang menyembunyikan sesuatu. Dan sepertinya, itu adalah masalah besar, dan kamu tidak berani mengutarakan kepada siapapun!" kata Falton dengan nada marah.

“Aku minta tolong, kamu keluar Falton!" teriak Ashton tiba-tiba. Baru kali ini ia berani teriak di hadapan Falton. Entah masalah apa yang sedang menimpalinya, baru kali ini Ashton berlaku seperti itu Falton. Falton membelalakkan matanya, sadarkah Ashton akan perkatannya?

“Beraninya kamu bocah, meneriaku! Apa kamu merasa hebat ha?" teriak Falton tidak kalah sengitnya. Ashton bangun berdiri dan menampilkan sisi jiwa serigalanya. Ashton menampilkan gigi taringnya, netra merahnya menampakkan cahaya yang bersinar. Ia sisi lain Ashton yang jika diusik dalam masalah yang tengah dihadapi keluar. Dan tidak semua yang tahu akan hal itu, kecuali Falton. Faltonlah orang yang mengenal Ashton luar dalamnya.

“Sadar bodoh! Kamu pikir aku gak mampu melawanmu ha?" kata Falton dengan memberikan satu cakaran dan satu pukulan di wajah Ashton. Falton melakukan itu sebelum makhluk serigala di mansion mengetahui jika mereka berantam.

Merasa tertahan, dan yakin jika Ashton tidak akan melakukan perlawanan, Falton sendiri memberikan pukulan kuat tepa di dada Ashton. Ashton seketika lemah tak berdaya di kasur. Ashton tidak akan melawannya jika Falton bersalah, hanya saja kesalahan itu ada Ashton sendiri.

Ashton mengatur nafanya yang tidak beraturan. Ashton dipenuhi peluh keringat di sekujur badanya. Ia sangat Lelah setelah mengeluarkan sisi lainnya. Darah yang sempat berembes di di ujung bibir Ashton seketika hilang, karena Ashton dapat menyembukan sakit yang tidak seberapa itu.

“Masalah seperti apa yang sudah kau lakukan? Dari kemarin kamu sungguh aneh," kata Falton mencoba mengontrol emosinya. Ia ingin Ashton segera terbuka padanya.

Ashton lagi tidak menjawab. Ini sungguh aneh bagi Falton. Betapa sulitnya Ashton berkata, dan Falton seolah tahu jika Ashton memang sudah melakukan kesalahan.

“Jawab bodoh!" teriak Falton yang sudah tidak bisa menahan lagi. Ashton seolah membodohinya saja, dan Falton tidak dapa melihat hal kesalahan yang diperbuat.

“Aku tidak bisa menceritakan. Nanti, aka nada waktunya, aku menceritakannya padamu.”

“Ahk, kurang ajar kamu Ashton!! Kamu membuang-buang waktu saja!” katanya berdiri dan melampiaskan marahnya pada Ashton namun sayang Ashton tidak mempedulikannya.

“Aku sendiri yang akan mencari. Ingat entah kesalahan apa yang kamu perbuat, aku sendiri yang akan memberitahu pada raja,” ancam Falton menunjuk-nunjuk Ashton.

Brak

Pintu kamar itu ditutupnya secara kasar. Falton berlalu pergi keluar dari kamar Ashton dengan emosi yang membuncah.

Falton dengan emosinya tidak memperhatikan lagi sekitarnya. Suara seseorang yang dihormatinya membuatnya berhenti.

“Apa kalian punya masalah nak?" tanya Raja Dalbert. Ia tadi mendengar pertengkaran Ashton dan Falton. Entah apa yang dipermasalahkan mereka, membuat raja Dalbert juga ingin mengetahui apa yang dipermasalahkan.

Falton membalikkan diri, ia melihat Raja Dalbert meminta jawaban padanya.

“Maaf raja, masalahnya bukan ada pada saya, tetapi pada Ashton sendiri,” jawab Falton. "Ya, sudah kamu istirahat saja!”

“Baik raja, saya permisi,” Falton menuju satu ruang untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Raja Dalber melirik pintu kamar Ashton. Ia ingin berbicara pada anaknya, tetapi memberikan waktu sejenak agar putranya mau bercerita padanya.

Di kontrakan sedang ramai warga menyaksikan tindakan rintenir jahat itu. Ia sedari tadi berteriak tidak jelas dan mengumpat kasar. Sontak saja membuat penghuni kontrakan bergegas keluar.

“Hei, mahasiswa bodoh! Keluar! Kalian tidak layak untuk tinggal di sini! Bisa-bisanya membuat onar dan bahkan memfitnah orang! Keluar!" teriaknya sedari tadi.

Garvin dan teman-temannya keluar tanpa mempersilahkan ibu itu masuk Warga sudah berkemurun seolah melihat apa yang akan terjadi.

“Eh, nenek lampir. Ngapain ke sini ha? Sana pulang, dan jangang ganggu kita!” kata Valerie mengusir secara terang-terangan. Garvin dan Felix sedikit menghindar, biarkan para wanita yang saling bertengkar. Apalagi Valerie yang jika marah akan semakin ganas saja. Mereka cukup memantau saja, asalkan tidak ada lagi kekerasan seperti kemarin

Kini, Valerie sendiri yang berhadapan langsung di depan ibu itu bersama teman perempuan lainnya berada di belakangnya.

“Kalian tidak pantas berada di desa ini! Lebih baik kalian tinggalkan desa ini sekarang," serunya dengan mata melebar.

“Eh, nenek lampir. Kami datang ke sini bukan untuk berhadapan denganmu, melainkan berhadapan langsung dengan warga. Warga mau menerima kami, dan kami tidak sudi minta izin sedikitpun dari kamu,” kata Valerie dengan mata melotot.

la seolah ingin mencabik-cabik wajah paru baya itu yang penuh dengan make up. Memasukkannya ke dalam karung dan meneNdang ke dasar laut sana. Valerie melihat bodyguard yang berotot ada di belakang wanita itu.

“Kalian tidak pantas lagi di sini, karena sudah berani memfitnah saya. Jadi, tidak ada salahnya saya yang mengusir kalian dari sini!” serunya kekeh mengusir mereka.

“Kami mahasiswa yang berjunjung tinggi nilai kebenaran. Kami datang baik-baik, dan pulang pun harus berlaku baik. Anda bukanlah pejabat di sini, anda adalah orang rakyat yang seperti kami. Jadi, tutup mulut anda yang berbisa ini, sebelum saya robek sekarang!" ancam Valerie dengan emosi yang membuncah. Valerie sudah merasakan jika tidak bisa diselesaikan secara baik-baik maka secara kasar pun akan dilakukannya.

“Kalian tidak akan berani melawan saya, karena saya adalah orang terhormat di desa ini!" katanya dengan angkuh. Ia juga mengangkat pergelangan tangannya menunjukkan jari-jemarinya berikan lingkaran cincin mahal. Pura-pura ia juga seolah menyelipkan anak rambutnya untuk menunjukkan anting mahalnya. Perlahan meraba ke leher menunjukkan kalung mahal itu. Sungguh kepameran yang luar biasa. Valerie sadar betul apa yang dilakukan wanita paru baya. Valerie mendecih dan memutar bola matanya memelas.

“Terhormat yang ibu katakan? Saya lihat Anda sama sekali bukanlah terhormat. Saya yakin, warga di sini juga sering mencaci maki Anda. Karena apa? Karena cerminan sifat Anda yang memang bukanlah terhormat, melainkan rendahan,” kata Valerie penuh penekanan. Ia juga mencondongkan wajahnya untuk mengumpat ibu paru baya itu.

“Apa ha? Ingin menampar? Sini tampar!" kata Valerie yang menjauhkan wajahnya. Ia sudah memebaca situasi ibu paru baya itu hendak menamparnya. Namun Valerie bisa menangkapnya secara cepat. Valerie mencengkram tangan itu begitu erat hingga ibu itu kesakitan. Membalas dengan kejadian yang beraninya menampar Greisy.

Lalu, Valerie menghempaskan tangannya secara kasar

“Dasar, kurang ajar!" umpat ibu itu seraya memegang tangannya yang kesakitan.

“Nah, ini yang dikatakan wanita terhormat. Yang ada wanita rendahan, sana pergi!" usirnya.

Sontak saja warga menghebohkan dengan tepukan tangan dan sorak-sorak. Untuk kedua kalinya si rintenir itu dapa dikalahkan Valerie.

“Bagus nak, hajar! Kamu begitu,” puji salah satu warga dan masih banyak lagi berbagai pujian dari warga. Valerie tersenyum puas atas dukungan warga. Ibu ini juga malah semakin kesal melihat dukungan warga pada dia.

Tiba-tiba tanpa di duga seseorang menyamburkan seember air pada wanita tua itu.

Byur

Tepat di wajahnya dan pakaian mahalnya juga ikut basah.

“Sudah dari tadi diusir gak pulang-pulang. Sana mak lampir pergi!” kata Jois dengan mudahnya dan tanpa bersalah melakukannya. Sontak saja para warga tertawa terbaha-bahak dengan siraman air itu. Ibu itu masih dengan mengatur nafasnya seolah susah bernafas karena air yang tersiram itu datang tiba-tiba.

“Good Job,” kata Felix memberikan satu jempolan baik pada Jois. Semuanya tertawa puas melihat kekalahan ibu rintenir itu sekaligus menyandang sebagai mak lampir.

Akhirnya si mak lampir pulang dengan keadaan yang sungguh memalukan. Para warga berteriak seru untuk mengejek si rintenir itu.

Para warga juga ikut bubar, karena pertunjukan sudah selesai. Suatu kemenangan bagi mereka melihat kekalahan si rintenir. Felix dan Garvin yang sempat menepi kini mendekat ke teman-temannya.

“Semakin meningkat ajah tuh mulut, bisa lawan orang Val,” kata Felix.

“Iyalah, selagi makhluk seperti dia aku lawan. Gak seperti kalian berdua malah memilih menghindar.

“Ye, siapa juga yang menghindar. Ini urusan para wanita, jadi pria tidak boleh ikut campur. Kan gak seru wanita lawan pria,” katanya dengan kerkilah. Walau sebenarnya mereka juga menghindar, membiarkan Valerie yang mengatasi kedaatangan si rintenir itu.

“Tahu ah, yang penting aku puas lawan dia. Setidaknya terbalaskan akan hari kemarin yang menampar Greisy,” jawab Valerie dengann mudahnya. Ia tidak ingin membalas tetapi mengingat Greisy yang sudah ditamparnya, maka Valerie juga harus bertindak melawan.

Greisy haru dengan penuturan Valerie. Senang rasanya jika Valerie bertindak membelanya. Ia tersenyum tulus melihat Valerie.

"Terimakasih Val,” kata Greisy tulus.

"Iya sama-sama. Sudah ah, masuk gerah nih gue," kata Valerie masuk ke dalam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!