Aku memang wanita yang jahat, jika kalian tidak suka, apakah aku peduli? dan lagi, bukankah wajar jika aku jahat, suamiku seorang iblis. Hahah, jadi jangan macam-macam atau jika tidak, kematian akan menghampiri kalian!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nunpiee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32
"Yang mulia."
Berbagai cara Xera lakukan untuk membuat laki-laki yang terbaring di atas ranjang tidak merajuk lagi, padahal dia dan putra mahkota hanya membahas tentang kerjasama, bukan berselingkuh atau melakukan hal mesra lainnya.
"Aku tidak melakukan apapun dengan putra mahkota, kenapa kau tidak percaya padaku?" Heran Xera.
"Baiklah, jika kau terus seperti ini maka seperti ini lah sampai tubuhmu membusuk!" Kesal Xera, dia segera pergi dari kamarnya dan membanting pintu dengan suara yang keras.
Ramon dan Theodor yang berada didepan pintu langsung terlonjak kaget, mereka tidak bisa berkata-kata saat melihat Xera pergi dengan penuh kekesalan.
"Apa yang terjadi?" Tanya Theodor pada Ramon.
"Entah, nampaknya yang mulia masih tidak luluh juga." Balas Ramon.
"Xera!!"
Lagi dan lagi, Kedua orang itu kembali terkejut karena suara yang lantang. Mereka melihat sosok kaisar yang mengejar Xera, lagi dan lagi mereka saling pandang.
"Terbalik?" Tanya Ramon, Theodor mengangguk. Sekarang giliran Xera yang merajuk.
Untuk Xera, dia merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Ini bukan di kamarnya atau di kediamannya, tapi kini Xera berada dikamar yang ada di mall nya. Kamar khusus untuk dirinya, Xera pergi dengan portal sehingga tidak ada yang melihatnya.
"Melelahkan sekali." Gumam Xera, dia langsung terlelap dalam tidurnya. Xera tidak tahu bahwa saat ini kediamannya tengah heboh dengan kemarahan kaisar yang tidak menemukan keberadaannya disana.
•••
"Nona, mengenai bendungan yang hancur. Sekarang pihak kerajaan sedang pergi menuju kekaisaran, mereka akan meminta bantuan pada kaisar." Ucap Amy dengan membantu Xera memijat punggung nya.
"Pergi kesana? lalu dimana kaisar?" Tanya Xera, dia menelungkup dengan mata yang terpejam, dia menikmati pijatan lembut dari Amy dan Syua.
"Kaisar masih berada di kediaman anda."
"Benarkah? aku lupa bertanya mengenai hal ini, bagaimana menurut kalian? apakah kaisar akan menyetujui nya untuk menolongnya atau malah sebaliknya."
"Menurut saya, yang mulia kaisar tidak akan membantunya. Kerajaan sudah di ambang kehancuran, tidak ada untungnya bagi yang mulia untuk menolongnya. Bukankah hutang sebelumnya pun masih belum di bayar?" Tanya Amy, Xera tersenyum simpul.
"Mengenai hutang sebelumnya, aku sudah menyuruh putra mahkota untuk mengalihkan harta kekaisaran untuk membayar hutang, aku menginginkan lahan yang besar dan subur dan itu terletak di dekat sungai." Jelas Xera, dia berencana ingin membuka tempat hiburan disana, sungai yang cantik dan indah akan semakin pas jika dia mendirikan sebuah penginapan ataupun hotel disana.
Ahh, otaknya dipenuhi dengan bisnis sekarang.
"Nona, anda benar-benar luar biasa!" Kagum kedua pelayan nya, Xera tidak menanggapi dia hanya diam dengan kembali menikmati pijatan dari mereka berdua.
Saat mereka sedang berbincang, sosok kaisar muncul dan itu mengagetkan Amy dan Syua, mereka hendak memberitahu Xera tapi kaisar langsung menatap mereka datar, mereka tidak berani.
"Apakah si laki-laki bergentong cuka itu sudah menghilang dari kediaman ku?" Tanya Xera, dia masih belum sadar dengan sosok kaisar yang berdiri di belakang.
"Itu, nampaknya sudah." Jujur Amy, kaisar sudah meninggalkan kediaman Xera dan sekarang berada di sana.
"Hah, syukurlah." Lega Xera, dia benar-benar tidak tahu bahwa kaisar tengah memperhatikan punggungnya yang terbuka, bahkan paha dan kakinya. Hanya kain tipis yang menutupi bagian pantatnya, itupun hanya handuk kecil.
Xera tidak lagi merasakan pijatan di punggung dan kakinya, dia hendak menoleh tapi apa yang dia lihat. Justru sosok kaisar yang sedang menatapnya dalam, wujudnya berubah menjadi iblis.
"Kau? sejak kapan kau muncul?" Kaget Xera, dia mengambil selimut dan langsung menutupi tubuhnya. Meskipun mereka sudah melakukannya, rasa malu dalam diri Xera masih sangat besar, dia benar-benar malu!!
"Kenapa kau pergi begitu saja hm?" Tanya kaisar, dia berjalan mendekati Xera dan berdiri didepannya. Xera mendongakkan kepalanya dan saling bertatapan dengan kaisar.
"Untuk apa? kau sama seperti batu! aku lelah berbicara tanpa di balas." Kesal Xera, Xera melangkahkan kakinya untuk pergi kedalam kamar mandi, tapi salah satu tangannya di pegang oleh kaisar.
Kaisar mendorongnya sehingga kini Xera terjatuh diatas ranjang, kaisar langsung mengurung tubuhnya disana.
"Xera! aku sangat tidak senang melihatmu bersama dengan laki-laki jelek itu, apa kau tidak menghargai aku sebagai pasangan mu hmm?" Tanya kaisar, tangannya terus mengelus pipi Xera dan juga lehernya.
"Kau pikir aku dengannya sedang apa hah? aku tidak melakukan apapun, aku hanya berbincang saja. Apakah itu salah? kenapa kau egois sekali!" Heran Xera, dia tahu kaisar memang cemburu tapi rasa cemburunya benar-benar menyebalkan.
"Aku tidak suka dia menatap mu dengan tatapan yang penuh dengan cinta, aku tidak suka." Jujurnya, kaisar merebahkan di atas tubuh Xera dan meletakkan wajahnya dileher Xera.
"... Aku mengerti." Pasrah Xera, untuk sekarang dia akan mengalah. Dia menepuk-nepuk punggung kaisar, nampaknya laki-laki ini belum tidur sejak semalam.
•••
"Yang mulia, bagaimana ini? kaisar menolak untuk bertemu. Saat ini dia sedang tidak ada di kekaisarannya..."
"Tidak ada cara lain, untuk menutupi masalah ini aku akan menjual wilayah barat padanya, dia pasti tidak akan menolak." Geram sang raja.
"Tapi yang mulia, itu adalah wilayah yang sangat subur. Itu juga salah satu penghasilan kita..."
"Kau ingin kerajaan segera hancur hah? cepat urus surat penjualan wilayah ini."
"Baik yang mulia."
•••
"Kau sudah mendengar tentang kerajaan yang akan hancur? ibu mendengar nya dari orang-orang."
"Ibu tenang saja, yang mulia raja bilang dia sedang meminta pertolongan dari kaisar. Dan lagi, hartanya sangat banyak. Dia memiliki banyak harta yang tidak kita ketahui, aku mengetahui nya dari putra mahkota dulu." Senyum Tansy.
"Benarkah?" Tanya Melinda sedikit lega.
"Benar bu, ibu jangan khawatir. Pernikahan ku dan yang mulia raja akan berlangsung sebentar lagi, aku akan menjadi ratu." Senang Tansy, dia tidak bisa membayangkan bahwa dirinya akan menjadi Ratu.
"Ibu sangat senang mendengarnya, setelah kau menikah apakah kau bisa membujuk yang mulia agar ibu bisa tinggal disini? kau tahu bukan ibu tidak bisa jauh darimu." Lirih Melinda.
"Aku mengerti, aku juga tidak bisa jauh dari ibu." Senyum Tansy, Melinda sangat senang mendengarnya. Mereka terus berbincang sampai larut, mereka juga membicarakan tentang Xera yang menurutnya sangat berbeda dan berubah.
•••
"Duke Salamon?"
"Eum, dia yang telah meracuni ayah." Angguk Xera.
"Aku tidak mengenalnya, aku akan menyuruh Ethel untuk segera melenyapkan seluruh keluarganya sekarang." Tegas kaisar, tapi langsung Xera cegah.
"Tidak, jangan. Aku ingin membalasnya sendiri, aku juga belum bertemu dengannya setelah sekian lama. Mungkin, saat pernikahan raja dan Tansy, aku akan bertemu." Ucap Xera.
"Aku mengerti, apa kau ingin aku membantu pihak kerajaan agar pernikahannya berjalan dengan lancar?" Tanya kaisar, Xera menatapnya dan mengangguk.
"Kau bisa membantunya, tapi tidak cuma-cuma. Aku ingin kau memasukkan semua biayanya kedalam catatan hutang, kau bisa mengambilnya dari mall ku. Aku tidak rela jika uang mu di berikan begitu saja pada mereka." Ucap Xera dengan tak senang.
"Seluruh kekayaan ku sudah menjadi milikmu, aku akan menurut apa yang kau katakan." Senyum kaisar, dia memeluk Xera gemas dan mencium wajahnya berkali-kali.
"Tunggu sebentar, ada hal lain yang ingin aku katakan." Ucap Xera dengan mendorong wajah kaisar agar menjauh dari nya.
"Apa lagi?" Heran kaisar, dia masih ingin bermesraan dengan Xera.
"Ini mengenai ayahku."
Jangan lupa follow dan komen yaa, ini karya pertama aku soalnya hehe