NovelToon NovelToon
SEPASANG PENGANTIN PENGGANTI

SEPASANG PENGANTIN PENGGANTI

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:30.1k
Nilai: 5
Nama Author: Zainuri I

Kirana Larasati meminta izin cuti karena saudaranya menikah. keesokan harinya saat datang ke pesta pernikahan tanpa sengaja bertemu dengan bos besarnya di kantor. usut punya usut ternyata bos besarnya adalah saudara dari calon iparnya. entah apa yang terjadi, kedua mempelai melarikan diri entah ke mana. kedua keluarga bingung akhirnya mengajukan Kirana untuk menjadi pengantin pengganti. sedangkan dari pihak pria mengajukan bos besar Kirana sebagai pengantinnya.
bagaimana kisah mereka? kepoin di sini SEPASANG PENGANTIN PENGGANTI.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zainuri I, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SPP 23

Devian dan Kirana sedang berada di rumah sakit untuk pemeriksaan diri. Devian beruntung karena Kirana sebenarnya juga menginginkan hal tersebut. Devian memberitahu kabar gembira itu pada orang tuanya. Dan disinilah mereka ikut memberikan semangat kepada anak dan menantunya.

"Apapun hasilnya nanti, kalian harus siap dan tetap mensupport satu sama lain. Tapi Mama harap semua baik-baik saja dan hanya masalah waktu," pesan Marisa dan terselip harapan di dalamnya.

"Aamiin. Doakan yang terbaik, Ma," jawab Kirana.

"Pasti. Percayalah sayang. Meskipun nanti jika masalahnya ada di kamu, kamu tetap menantu kami." Marisa memeluk Kirana. Sebagai perempuan, dia paham akan apa yang menjadi pikiran menantunya.

"Terimakasih, Ma. Kiran sayang Mama," ucap Kirana tulus. Dirinya terharu karena merasa sangat diinginkan oleh keluarga suaminya.

"Mama juga menyayangimu."

Marisa sudah benar-benar jatuh hati pada Kirana. Karena Kirana juga akhirnya Devian mau membuka hatinya untuk perempuan. Dan membawa perubahan yang positif tentunya.

"Pesan Mama, jika yang bermasalah adalah suamimu, tolong jangan tinggalkan dia," pinta Marisa. Kemungkinan itu pasti ada bukan?

"Aku janji. Mama bisa pegang kata-kataku," jawab Kirana penuh percaya diri. Sekali lagi Marisa memeluk menantunya dengan sayang. Kedua pria yang sedari tadi laksana patung hanya bisa menggelengkan kepala.

"Ma, sudah. Mereka hanya mau periksa. Bukan mau perang," lerai Cahyo. Marisa mendelik dan mencebikkan bibirnya.

"Laki-laki tahu apa," cibir Marisa.

"Lagian tesnya juga nggak mungkin langsung keluar kan, Ma," balas Cahyo tak mau kalah. Baginya Marisa terlalu lebay dan terlalu serius menanggapi kondisi Devian dan Kirana.

"Papa benar, Ma. Lagi pula nanti kita diskusikan bersama setelah melihat hasilnya," bela Devian mendukung papanya.

"Papa dan anak sama saja," cibir Marisa. Dia menggandeng tangan Kirana menuju ruang dokter yang sudah dihubungi sebelumnya.

"Ayo sayang. Kita tinggalkan dua manusia itu."

Kirana hanya mengikuti saja langkah mertuanya. Toh yang membuat janji juga suaminya atas ijin orang tuanya.

"Ma, itu istriku," teriak Devian tidak terima istrinya dibawa mamanya.

"Sudah tahu," jawab Marisa sengit. Devian menghela napas pasrah.

"Istri Papa tuh," adu Devian. Cahyo tersenyum menanggapi kekesalan anaknya.

"Jangan lupa kalau dia itu adalah mamamu," balas Cahyo menanggapi aduan Devian. Devian mendengus dan mengikuti langkah mamanya yang membawa istrinya bersamanya.

Skip konsultasi dan tesnya yah.

Tiga hari berlalu dan sepasang suami istri itu sudah ada dihadapan dokter sekarang. Sedangkan Marisa dan Cahyo memilih menunggu di luar ruangan saja.

"Bagaimana hasilnya, Dok?" tanya Kirana tidak sabar.

"Saya akan bacakan ya, Ayah, Bunda. Hasilnya untuk Bunda, Alhamdulillah semua baik dan sehat. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

"Alhamdulillah," seru Kirana senang. Terlihat jelas di wajahnya dengan senyum yang mengembang lebar.

"Bagaimana dengan saya, Dok?" tanya Devian. Dalam hatinya merapalkan doa agar tidak ada sesuatu.

"Untuk Ayah, mohon sedikit bersabar. Dari hasil tes laboratorium, kualitas sperma ayah kurang bagus membuat sel sperma sulit membuahi sel telur."

Deg. Jantung Devian berpacu cepat dan senyum kebahagiaan Kirana langsung lenyap. Kirana melihat suaminya yang masih terpaku setelah mendengar penjelasan dari dokter. Kirana memegang tangan Devian dan mengelus-elus punggung tangannya dengan ibu jari untuk menguatkan suaminya.

"Apa itu masalah besar, Dok?" tanya Kirana mewakili suaminya karena Devian masih terlihat syok. Siapa sangka masalahnya selama ini ada padanya.

"Sebenarnya bukan masalah besar. Bukan tidak bisa punya anak. Hanya saja sedikit sulit . Namun jika Ayah mau berobat atau terapi, saya rasa tidak mustahil Ayah dan Bunda akan memiliki keturunan," terang dokter.

"Apa suami saya harus mengkonsumsi obat?"

"Saya sarankan untuk menghindari obat yang bersifat kimiawi. Ayah bisa mengkonsumsi obat herbal atau melakukan pengobatan alternatif. Ayah dan Bunda bisa tanyakan pada orang tua. Pasti mereka lebih paham," saran dokter.

"Memangnya kenapa dengan obat kimiawi, Dok?" tanya Devian yang sudah lebih tenang setelah mendengar penjelasan dari dokter.

"Obat kimia memang reaksinya cepat. Namun ada efek samping yang mungkin terjadi. Misalnya seperti kecanduan atau terjadi gangguan pada ginjal."

"Terimakasih Dok atas sarannya," ucap Devian tulus.

"Ayah jangan menyerah. Terus berusaha dan jangan lupa untuk berdoa. Hanya Allah yang maha kuasa atas segala kehidupan di dunia termasuk kehidupan di dalam rahim. Terus semangat ya, Ayah," ucap dokter menyemangati Devian.

"Pasti Dok. Terimakasih sekali lagi." Devian menyalami dokter dengan semangat. Setelah mendengar vonis dokter tadi, dunianya seakan runtuh. Namun kembali utuh seiring dengan penjelasan dokter. Tentu saja semangat yang dilontarkannya oleh dokter itu menjalar di seluruh nadinya.

...----------------...

Devian sudah bersiap untuk pergi bekerja. Kirana membantu suaminya bersiap dan seperti pasangan pada umumnya. Kirana juga memasangkan dasi untuk suaminya.

"Suamiku sudah tampan. Sekarang mari kita sarapan," ucap Kirana seraya menepuk pelan kedua lengan suaminya.

Cup. Devian mengecup kening Kirana.

"Terimakasih."

Kirana sudah memasak bahan makanan yang direkomendasikan oleh dokter untuk menunjang kualitas sperma suaminya. Sementara masih sebatas itu usaha mereka.

"Lusa Mas ada jadwal keluar kota. Mau ikut atau disini saja?" tanya Devian setelah menyelesaikan sarapannya.

"Ikut," jawab Kirana semangat. Devian mengangguk dan tersenyum.

"Apa rencana Adek hari ini?"

"Emm, pengen cobain belanja pakai kartu. Hehehe." Devian tertawa mendengar jawaban istrinya.

"Memangnya apa pakai coba-coba," cibir Devian. Dia sampai menggelengkan kepalanya. Istrinya ini memang terkadang konyol.

"Ya kan belum pernah pakai begituan," bela Kirana. Maksud Kirana belanja dalam hal bersenang-senang atau istilah kerennya shopping.

"Tapi mau beli apa yah?" Kirana bingung hendak belanja apa. Pasalnya semua kebutuhan sudah terpenuhi. Pakaian, tas dan sepatu serta yang lainnya masih banyak.

"Apapun. Asal jangan beli yang aneh-aneh," pesan Devian.

"Contohnya?" tanya Kirana.

"Contoh apa?" tanya Devian balik. Dia lagi gagal fokus saudara saudara.

"Beli yang aneh-aneh."

"Oh. Beli kamar hotel" jawab Devian sekenanya.

"Kalau ngamarnya sama Mas, boleh nggak?" goda Kirana.

"Akan ada waktunya," jawab Devian.

Cup. Devian mengecup kening Kirana ditambah kedua pipinya.

"Mas berangkat dulu. Hati-hati di rumah."

"Emm. Mas juga hati-hati. Semoga selamat sampai tujuan dan kembali lagi ke sini dengan keadaan sehat."

"Aamiin," kompak Devian dan Kirana.

Kirana sungkem dan mendapatkan ciuman di keningnya sekali lagi. Kirana kembali masuk dan menyiapkan pakaian yang hendak di laundry karena petugas laundry akan mengambil hari ini.

Seperti istri rumah tangga lainnya, Kirana membersihkan apartemennya dengan menyapu dan menata segala sesuatu yang perlu ditata. Untuk mengepel, besok akan ada orang suruhan suaminya yang mengerjakan. Pekerja ini akan datang dua hari sekali untuk membersihkan apartemen Devian.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Eka Bundanedinar
siapa nih musuh nya kepsek itukah yg dendam ke devian krna dipecat
Wati_esha
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Wati_esha
Siapa yang memperhatikan terus menerus keluarga Devian - Kirana?
Wati_esha
Bian si tengil sudah ujian akhir, naik jenjang sekolahnya.
Wati_esha
Kenapa keluarga Huda menolak bersama - sama?
Wati_esha
Terima kasih update nya.
Next, ditunggu kelanjutannya.
Wati_esha
Perkataan teman Bian kok mirip dengan temannya Anton. Anak-anak, masih kecil tapi sudah pandai membully. 😢😢😢😢😢
Wati_esha
Tq update nya.
Wati_esha
☺☺☺☺☺☺☺ Anton ternyata tertutup ya jiwanya.
Amalia Putri
lanjut thor semanggat selamat pagi selamat aktifitas,sehat"terus buat Author dan pembaca semua.
Eka Bundanedinar
semoga hadil kesehatan debian mmbaik dan semoga mnjadi orang tua mereka yg amanah
Wati_esha
Devian mati gaya di hadapan Hasan. 😜
Wati_esha
Apa boleh buat ... kepala sekolah & wali kelas terpaksa dipecat.
Wati_esha
Gila juga ya, Devian ... langsung ambil alih sekolah itu. 😜😜😜
Wati_esha
Kepala sekolah & wali kelas ... 🤦‍♀️🙃
Wati_esha
Tq ya update nya.
Wati_esha
Tq update nya.
Wati_esha
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Wati_esha
🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Wati_esha
😲😲😲😲😲😲😲😲😲😲😲😲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!