NovelToon NovelToon
Ragna: Merasuki Tubuh Anak Idiot

Ragna: Merasuki Tubuh Anak Idiot

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Matabatin
Popularitas:23.9k
Nilai: 5
Nama Author: Matatabi no Neko-chan

Dituduh sebagai pemuja Iblis, Carvina melakukan bunuh diri dengan meminum racun.
Terombang-ambing dalam kegelapan sembari membawa luka dan menjadi tawanan iblis, tiba-tiba saja dia terbangun dalam tubuh seorang anak kecil yang ternyata memiliki keterbelakangan mental.
Diperlakukan layaknya hewan, dia mulai membalas perlakuan mereka satu persatu.
Bagaimana kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Empat Belas

"Si-siapa di sana?!" Teriaknya panik.

'Tap'

'Tap'

'Tap'

Seorang pria bermata merah muncul entah dari mana dengan wajah angkuh. Tatapan penuh intimidasi dengan seringai lebar terpancar dari wajahnya membuat pria itu gemetar hebat.

Albert yang merasakan tekanan yang luar biasa itu mencoba menahan diri agar tidak goyah. Dia harus melindungi keponakannya dari bahaya yang sewaktu-waktu mengancam, khususnya dari pria di hadapan nya.

Albert menoleh ke arah pria bermata merah itu. Entah kenapa terlihat mirip dengan orang yang dia lihat beberapa saat yang lalu, meski kini tak ada sayap hitam kokoh yang bertengger di punggungnya.

"Kau muncul di waktu yang tak tepat," Ucap Ragna sambil menatap Jeremy kesal, "Aku khawatir kau akan dimusnahkan oleh orang-orang yang bisa menyadari keberadaanmu."

"Oho~ Kau mencemaskan ku? Aku terharu sekali~" Jeremy mengusap air mata imajinernya dengan lebay.

"Menjijikan."

"Aku anggap itu pujian~" Lalu dia menatap Albert yang menggendong Ragna dengan menyeringai.

"Tampaknya kau sangat menyayanginya. Menarik."

"Dia keponakanku." Albert menjawab tegas meski berusaha menahan tekanan yang diberikan oleh Jeremy.

"Yah~" Jeremy mengedikkan bahunya tak acuh, dia menatap pria yang gemetaran itu dengan berbinar, " Setidaknya aku mendapat hidangan utama hari ini~"

Sambil bersenandung, Jeremy mendekati pria bernama Allarick yang kini hanya bisa gemetaran hebat. Dia menyedot aura gelap yang terpancar dari tubuh pria itu dan menjilati bibirnya.

"Setidaknya aku kenyang untuk beberapa saat." Jeremy memundurkan tubuhnya dari Allarick yang gemetaran hebat lalu menatap Ragna dengan berbinar, "Kau benar-benar mengesalkan."

Albert terdiam mendengar interaksi Ragna dengan Jeremy. Apakah pria itu mengumpat? Tetapi kenapa rautnya tampak bahagia?

Albert menatap Ragna yang menatap iblis itu dengan datar seakan tidak terusik dengan kehadiran nya, pria itu teringat dengan perkataan Ragna beberapa waktu lalu.

Dia jiwa yang berpartner dengan iblis!

"Enyah sana!" Usir Ragna sinis membuat Albert tak habis pikir. Dia berani mengusir seorang iblis?

Jeremy mendengus. Dia menatap Albert penuh penilaian, kemudian dia menyeringai, "Kau manusia pertama yang membuatku tertarik. Benar-benar manusia sempurna! Kyahaha~"

"Kau tidak gila, bukan? Lepaskan kami sebelum ada masalah akibat ulahmu, sialan!" Seru Ragna membuat pria itu tersadar.

"Oh, tentu saja." Lalu dia menghampiri Allarick yang gemetaran hebat, "Kau akan melupakan kejadian ini dan menganggap mimpi buruk."

'Ctak'

Jeremy menghilang dan waktu kembali normal. Ragna melihat Allarick tampak pucat dan linglung di depannya.

"Paman, sepertinya dia tidak sehat." Komentar Ragna.

"Hn. Kau benar." Albert menjawab sekenanya dan melihat seorang wanita paruh baya berjalan ke arahnya dengan memasang wajah tak sula.

"Om baik-baik saja? Sepertinya Om sakit." Ucap Ragna dengan nada khawatir yang dibuat-buat.

"Ah, aku baik-baik saja." Allarick menjawab ketus sambil menggelengkan kepalanya.

"Allarick! Dimana ruang rawat Lina?" Tanya wanita itu sambil melirik sinis Ragna dan Albert.

"Ibu? Lina ada di ruang VVIP."

Mereka berlalu begitu saja meninggalkan Ragna dan Albert di sana.

"Kau sakit? Wajahmu terlihat pucat."

"Tidak. Aku baik-baik saja."

"Paman, sampai kapan kita berdiri di sini?" Suara Ragna menyadarkan Albert dari lamunannya.

"Oh, ayo kita pulang."

"Albert! Disini!" Teriak Joshua sambil melambaikan tangannya. Pria itu berada di luar rumah sakit mengingat dia tak diijinkan menginjak arena rumah sakit.

Tanpa menurunkan Ragna dari gendongannya, Albert menghampiri Joshua yang tampak senang melihat keberadaan nya.

"Maaf tidak bisa menemanimu. Mereka tidak mengijinkan aku memasuki area rumah sakit," Ucap Joshua merasa bersalah.

"Hn. Lagipula Ragna sudah menemaniku semalaman."

"Syukurlah." Joshua bernafas lega dan tersentak saat teringat akan sesuatu. "Kau sudah diijinkan pulang hari ini? Seharusnya kau bisa pulang dua hari lagi. Lalu mana obat lukanya?"

"Mereka memulangkanku begitu saja. Cerita selanjutnya sambil menyetir." Albert berkata datar.

Joshua menatap Albert penasaran. Sebagai seorang dokter, pria itu mengetahui bagaimana psikologi orang yang mengalami cedera dari air keras, apalagi setelah mengenai wajahnya.

Joshua berpikir, apakah ini sudah benar-benar direncanakan?

Joshua dan Albert memasuki sebuah mobil sedan civic hitam yang terparkir tak jauh dari sana. Albert memilih memangku Ragna dan duduk di sebelah kemudi, tak lupa memasang sabuk pengaman yang membelit tubuh gadis kecil itu.

Joshua duduk di kursi kemudi, memasang sabuk pengaman dan menghidupkan mobilnya.

Mobil itu perlahan melaju meninggalkan area rumah sakit.

"Aku merasa ada yang janggal." Ucap Joshua tiba-tiba, dia melirik Albert yang duduk menatap jendela "Kenapa bisa kau di blacklist dan kehilangan usahamu?"

Albert hanya bisa menghembuskan nafas panjang, "Entahlah. Sepertinya sudah di rencanakan dengan sangat matang." Albert menjawab acuh sambil mengusap kepala Ragna.

Gadis kecil itu memilih merebahkan kepalanya di dada sang paman dengan mata terpejam. Memilih mendengarkan percakapan dua pria dewasa yang sedang bersamanya.

Joshua mengemudi dengan pikiran berkecamuk. Selama ini dia menyelidiki siapa orang-orang yang menjebak Albert. Meski sahabatnya itu merupakan orang pendiam, dia tak mungkin menyerang jika tak ada yang mengusik. Menjadi pelaku tabrak lari, percobaan pemerkosaan dan penganiayaan, serta perampokan. Entah darimana mereka mendapatkan bukti-bukti itu.

Albert sendiri disibukkan dengan usaha cafenya yang sedang berkembang, belum lagi Clara yang selalu mengekorinya kemanapun pria itu pergi, seakan Albert tak memiliki waktu untuk dirinya sendiri.

"Mungkinkah Clara?" Tebak Joshua yang dibalas dengan deheman.

"Dia bekerjasama dengan Lina yang dibantu oleh Ikhsan dan Theo."

'Ckiitt!'

Mobil sedan itu berhenti mendadak. Albert menahan tubuh Ragna agar tidak membentur dashboard, sementara Joshua menatap ke arah Albert dengan kepala hampir mencium stir sambil memasang ekspresi kaget dan tak percaya, "What?!"

"Itulah kenyataannya," Albert berkata datar. "Kau tak ingat keputusan hakim yang mengatakan hukum pidana yang harus ku terima paling lama seumur hidup atau paling tidak, hukuman mati. Entah mengapa Lina menangis memohon agar hukumanku di ringankan."

Joshua kembali menyetir setelah beberapa pengendara membunyikan klakson kendaraan mereka di belakangnya.

"Ah, benar juga. Aku kehilangan pekerjaan dan di blacklist setelah melakukan tindakan pertolongan padamu. Entah mengapa sepertinya ini berkaitan."

"Kau sadar juga."

Keduanya terdiam dan sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Kita pindah saja, ya. Aku sudah menjual apartemen milikmu beserta isinya. Uangnya sudah masuk ke rekening milik mu," Ucap Joshua sambil nyengir tak berdosa.

"Bisakah kau tidak bertindak seenaknya?!" Albert menggeram marah.

"Lalu menunggu kejadian yang terjadi kemarin? Aku tidak sebodoh begitu, Albert. Aku juga sudah menjual apartemen ku dan seluruh isinya. Meski tak seberapa, setidaknya cukup untuk kita memulai kehidupan baru. Pikirkan juga tentang kehidupan keponakanmu itu. Dia akan kesulitan jika kau mengalami masalah."

Albert terdiam. Perkataan Joshua ada benarnya juga. Dirinya yang saat ini tidak akan bisa bertahan di kota A yang seperti hutan rimba ini. Apalagi namanya sudah tercoreng.

"Baiklah."

"Bagaimana?" Tanya seorang pria dengan stelan jas mahal sambil duduk manis di kursi kemudi pada seseorang di ujung telepon.

"Mereka pergi meninggalkan rumah sakit, Tuan. Saat ini mereka masih di jalan raya yang mengarah ke luar kota," Sahut seseorang di seberang telepon.

"Eksekusi target saat di tempat sepi. Aku akan menyusul kalian."

"Siap!"

Pria itu memutuskan panggilan dan melajukan mobil sport miliknya. Seringai kepuasan terpancar di wajah tampan pria itu.

"Selamat tinggal, Albert dan Joshua. Meskipun dulu kita bersama sebagai sahabat, aku tidak ingin kalian lebih tinggi dariku. Jadi, nikmati dulu kebebasan kalian selagi sempat sebelum aku mengirim kalian ke neraka untuk menemui iblis," Ucapnya menyeringai.

Ya, pria itu adalah Theodor William Hizura, pria tampan mapan yang merupakan anak keluarga Hizura di kota A, sekaligus sahabat Joshua dan Albert.

Albert yang memiliki paras tampan dan aura sebagai pemimpin, jika dia memiliki keluarga yang berpengaruh, dipastikan siapapun merasa segan kepadanya meski selama ini dia sudah mencoba berbagai cara untuk menjatuhkannya.

Menyingkirkan pria miskin itu tidaklah gampang.

Sementara Joshua, dokter ramah baik hati. Memiliki otak jenius yang membuat pria itu meraih berbagai penghargaan, baik saat sekolah ataupun setelah bekerja.

Hal yang paling tak membuatnya senang adalah, pria itu merupakan saudara angkatnya sendiri.

Membayangkan kematian mereka membuat Theo menyeringai senang.

Sementara itu, sebuah mobil sedan melaju dengan kecepatan sedang di jalan raya. Suasana yang lenggang membuat mereka tak mengurangi kewaspadaan.

Albert tengah mengelus pucuk kepala Ragna yang tertidur di pelukannya dan tak sengaja, mata netranya menatap sebuah mobil hitam yang membuntuti mereka.

"Aku heran, entah mengapa mobil itu mengikuti kita sejak tadi." Celetuk Albert membuat Joshua menatap ke spion mobil.

"Itu, mobil yang mengintai kita sejak keluar dari supermarket, kan? Sial!" Ucapnya saat tersadar.

Joshua menginjak pedal gasnya dalam, membuat mobil sedan itu melaju cepat. Mobil hitam itu terlihat menambah kecepatannya, membuat Joshua memberi perintah pada Albert.

"Kita tukar posisi. Biar aku yang menggendong Ragna, kau bawa mobilku."

"Baiklah. Sudah lama aku tidak mengemudi." Lalu pria itu membangunkan Ragna.

"Ada apa, Paman?" Tanya gadis kecil itu sambil mengucek matanya.

"Maukah kau bersama om Joshua? Aku mau menyetir."

"Tentu."

Keduanya membuka sabuk pengaman, Albert membungkuk pindah ke belakang. Sementara Joshua melompat ke samping kemudi dan mengangkat Ragna agar bocah itu duduk di pangkuannya. Setelahnya dia memakai sabuk pengaman. Mobil itu mulai oleng karena kehilangan pengemudi. Dengan sigap, Albert pindah ke depan dan mengambil alih kemudi, berusaha mengendalikan mobil sedan yang hampir hilang kendali.

Pria itu menginjak kopling dan tangannya mengatur persneling. Satu kakinya menginjak pedal gas dengan dalam, membuat mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi.

Albert dapat melihat beberapa mobil hitam menyusul mereka, membuat pria itu mempercepat laju mobilnya.

Ragna yang berada di pangkuan Joshua memilih tenang, mengingat kepala dua pria dewasa ini begitu berisik menduga-duga dalang dibalik orang-orang yang mengejar mereka.

"Albert! Awas tikungan!" Pekik Joshua saat melihat sebuah tikungan menurun dengan jurang menganga di sisinya.

Albert menyeringai. Sudah lama sekali dia tak merasakan sensasi ini. Pria itu melakukan driff, membuat Joshua memeluk Ragna erat sambil menjerit heboh.

"Albert sialan! Kau membuat kami hampir mati!"

1
Fatin Fiqah
Luar biasa
safira
cerita menarik tapi membinggungkan..sbb tadinya d cafe dengan pamannya serta dokter jushua kenapa tetiba ada adik dari sebelah bapanya..dan berani keluar sulur berduri..bukan ka d tempat awan..🤔
Daniela Whu
ivanka kan seharusx nama perempuan ya 😏 kok ini jd nama cowok 🤭
Cahaya yani
akhr ny raja iblis kmbli
Cahaya yani
lah iy tinggalkn sja
nury
Luar biasa
Daniela Whu
astoge mulut anak SD lo itu sdh kyak mulut jalang
Cahaya yani
sampah teriak sampah
Lina Sofi
jgn kelamaan up thor ak nungguin g nongol2 sedih/Cry//Cry//Cry/
Lina Sofi
bantai musuh2y leon alan
Suzana Diro
jeremy nya cool sekali
Daniela Whu
ragna sama leon juga dokter siapa itu belum balas dendam ke orang" yg berniat membunuh x kh
Daniela Whu
kok bisa leon berubah jd iblis ya gimna cerita x awal kn dia cuma pemuda biasa gk ada tuh hawa" keiblis san
Tati Suriyati
lanjutkan ceritanya, menarik menegangkan 😊
deria
wah thor lama amat upnya😂
siapa tuh yang punya aura hitam😣
Lina Sofi
bumi hanguskan tuh desa
Daniela Whu
la kapan nih mereka balas dendam ke keluarga yg telah membuat mereka hancur? kok sdh lain lg ceritax
Lina Sofi
keren thor up kurang thor
deria
ayo ragna santet aja dia kayak dulu nyantet lina biar sekalian tuh ama anaknya😂😂😂 kalo dah cerai dari ayahmu🤣🤣🤣
Lina Sofi
bodoh cerai aj damai hidup bertiga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!