Mora, gadis miskin yang bersekolah di sebuah SMA populer dan berfasilitas mewah karena jalur prestasi, dikeliling oleh orang orang yang tidak setara oleh nya membuat nya harus menelan pahit nya hidup.
Orang-orang bilang kehidupan SMA adalah masa-masa paling indah, semua itu tidak berlaku bagi Mora. Mora dibully dan dikucilkan dengan murid murid disana, Jika Mora adalah anak dari orang terpandang seperti mereka, apakah Mora akan dihargai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuka monei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23 #Orang asing
Sekarang Mora sedang berjalan menelusuri koridor sekolah, dia berniat ingin pergi ke halaman belakang dan duduk disana, dia berjalan tatapan orang orang melihat ke arah nya bukan karena sedang membicarakan hal buruk tentang nya, namun tatapan orang orang itu membicarakan Jessy yang selama ini membully Mora. Entah mengapa mereka semua bahkan diam saja kemarin melihat Mora dibully, namun ketika berita itu viral mereka menjadi berpihak kepada Mora.
Mora duduk dikursi halaman belakang sekolah, ada beberapa orang yang sedang duduk disana, Mora membuka buku nya lalu mulai membacanya, dan mempelajari nya. Saat Mora sedang membaca dengan serius sebuah minuman diberikan kepada seseorang, orang itu menaruh minuman disebelah buku Mora lalu ikut duduk disebelah Mora.
"Belajar pasti cape kan? Minum ya kalo haus" ucap Haekal
Mora hanya melihat minuman itu tidak melihat orang nya, dia tahu itu suara siapa Mora melanjutkan belajarnya menghiraukan Haekal yang duduk disebelah nya.
"Turut berdukacita ya" ucap Haekal
Mora hanya diam tidak menjawab seakan akan Haekal disana tidak terlihat "Kamu deket ya sama Arsen?" Tanya Haekal
"Bisa ga, jangan berisik? ganggu tau ga, gue lagi belajar" ucap Mora, Haekal mengangguk paham. Haekal menganggap Mora sekarang hanya sedang marah kepadanya, wajar saja jika Mora marah.
"Maaf ya, aku bener bener minta maaf sama kamu. Aku ga ada niatan buat bikin kamu kecewa, sejujurnya aku bener bener sayang dan cinta sama kamu, aku ga ada niatan buat putus sama kamu" ucap Haekal, hal seperti yang Mora malas dia mendengarkan penjelasan dari Haekal membuat Mora menjadi luluh kepadanya. Namun ketika Mora luluh Mora akan mengingat gimana sakitnya dia ketika dirinya dijadikan uang 30 juta, Mora masih melanjutkan belajarnya tidak menghiraukan Haekal, membuat Haekal sedikit sakit hati karena Mora mengabaikan nya.
"Ra.." ucap Haekal lirih, dia benar benar tidak bisa melihat Mora seperti ini, Mora hanya diam saja tidak merespon dia sama sekali.
"Mora.. Kamu boleh marah, pukul aja aku gapapa aku terima, tapi jangan diemin aku gini Ra"
Mora berdiri dari duduk nya, berniat ingin pergi namun Haekal menahan tangan Mora, Mora menghentikan langkah nya lalu berbalik melihat Haekal.
"Berisik, gue bilang jangan berisik gue mau belajar" ucap Mora lalu menghempas tangan Haekal, dan pergi dari sana.
Mora berjalan menjauh dari Haekal, Haekal memanggil manggil Mora namun Mora tetap saja pura-pura tidak mendengar, Mora tidak ingin melihat wajah lelaki itu, karena ketika Mora melihat wajah nya dia akan kembali merasakan cinta lagi, Mora harus menjauhi lelaki itu.
Mora memasuki kelas nya, saat Mora memasuki kelas nya pas sekali jam masuk kelas berbunyi.
Pulang sekolah Mora kembali kerumah nya, seharusnya sekarang Arsen juga sudah kembali kerumah nya, Arsen bilang dia bisa pulang kerumah sendiri jadi Mora tidak perlu lagi untuk berkunjung dan membantu Arsen buat pulang kerumah.
Mora masuk kedalam rumah, Mora melihat ibunya sedang memasak makanan untuk mereka, Mora masuk kedalam dapur lalu membantu ibunya.
"Bu, sini Mora bantuin" ucap Mora membantu ibunya memotong bawang
"Nak, kamu ganti baju terus mandi dulu sana nanti baju sekolah kamu bau bawang" ucap Ibunya
"Engga dong, kan besok ga pake baju ini" ucap Mora
"Udah Bu, biar Mora bantuin biar cepat selain"
Akhirnya mereka memasak bersama, Mora membantu ibunya dengan ikhlas dia tidak mau ibunya terlalu kecapean sehingga jatuh sakit, Mora tidak mau kehilangan untuk kedua kalinya.
"Buk, malam ini toko tutup dulu kami dapet cuti 3 hari, bos mau beli barang barang yang udah kehabisan stok, katanya kalo toko buka ga enak kalo banyak kehabisan stok" ucap Mora
"Iya nak, kamu juga bisa istirahat selama 3 hari ini" ucap Ibunya
Mereka banyak berbincang bincang setelah makanan hampir selesai ibu Mora menyuruh Mora untuk mandi, biar ibunya saja yang melanjutkan itu, Mora menurut dia mandi dan mengganti baju nya, lalu melihat masakan sudah selesai dimasak.
Mora makan bersama ibunya, saat makan berdua bersama ibunya dia membayangkan sosok kepala keluarga yang duduk bersama mereka, 12 tahun lalu ketika keluarga itu masih bisa berkumpul bersama, dimana Ayah nya masih sehat dan bisa bercanda bersama Mora, walaupun ekonomi mereka terbilang cukup sulit namun mereka mampu membangun keluarga yang harmonis.
Setelah Mora makan dia mencuci piring nya, lalu izin keluar mencari udara kepada ibunya, dia berjalan menelusuri langit malam yang dingin, dingin sekali dia hanya perlu suasana seperti ini, dingin dan sunyi.
Mora tanpa sadar menetes kan air matanya, menangis dibawah langit malam, banyak sekali beban yang dia tanggung, namun setelah dilihat beban itu satu persatu hilang Mora bersyukur semoga Jessy setelah diskors merasa kapok, Mora sangat berterimakasih kepada orang yang merekam layar live Arsen waktu itu,
"Bapak.. Bapak disana udah ga sakit lagi ya? Bapak makasih ya mungkin disana Mora minta Tuhan buat hilangin beban Mora, orang yang nge-bully Mora sekarang lagi di bicarain yang lain pak.. Mereka sekarang udah sadar kalo Jessy itu salah." ucap Mora
"Bapak.. Jangan ambil ibu dulu ya pak, Mora ga tau lagi gimana hidup Mora kalo ibu udah ga ada" ucap Mora
Dia menatap langit malam dan bulan dimalam hari.
TRAKKKK!
Suara berasal dari belakang pohon itu membuat Mora merasa sedikit tersentak takut, itu adalah suara dari ranting yang patah akibat terinjak.
"Siapa??" ucap Mora
Namun tidak ada yang muncul dari balik pohon, Mora menjauh dari sana dengan langkah yang sedikit cepat, dia ingin lari namun dia tidak boleh kelihatan bahwa dia lari dari sana.
Mora merasa orang itu sedang membututi nya, kenapa orang ini mengikutinya? Padahal Mora sedang tidak membawa apa apa, Mora sangat takut, dia berjalan dengan cepat melihat kearah belakang orang yang menggunakan Hoodie hitam dan celana jeans hitam itu tepat dibelakang nya.
"AAAAAAAAAAAAAA" teriak Mora ketika melihat seseorang orang memegangi pisau ditangan nya.
"SIAPA KAMU" orang itu hendak menusuk Mora namun Mora menghindar lalu segera berlari dari sana Mora berlari sekuat tenaga nya, kenapa disaat seperti ini sekitar sini mendadak sepi, Mora menjadi semakin takut.
Mora berlari, dia bersembunyi di balik gang gang sempit, berharap orang itu tidak menemukan nya.
Orang itu masih mencari Mora, Mora saat ini sangat takut dia menutup mulut nya berharap suara nya tidak keluar, dia sangat berdoa kepada Tuhan saat ini tolong selamat kan dia, Mora tidak tau siapa orang itu, kenapa dia ingin menusuk Mora.
__________________________________________
