Alisya adalah gadis yang terlahir dari keluarga kaya. ayahnya merupakan salah satu pengusaha tersohor di Jakarta. walaupun demikian, tak membuat Alisya kehilangan jati dirinya. Bahkan ia harus menerima takdirnya dijodohkan oleh kedua orang tua sesuai dengan bibit, bobotnya. namun pernikahan yang di impikan itu tak seindah yang dibayangkan. justru pernikahan itu menjadi awal mula mimpi buruk bagi kehidupan Alisya, kala sang suami mengetahui penyakit yang di derita. perilakunya seakan jijik dan mencampakkan sang istri. hingga keduanya harus berpisah dan Alisya di pertemukan kembali dengan cinta pertamanya. kebahagiaan di antara keduanya mulai tercurah kembali. namun kebahagiaan mereka hanya sesaat kala harus di pertemukan kembali dengan perpisahan abadi yang sesungguhnya.
apa yang terjadi pada Alisya? ikuti misteri cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alletaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mungkin ini waktunya
Satu bulan kemudian......
Rumah tangga Alisya dan Jordan sudah semakin diambang kehancuran. Bahkan selama sebulan ini Alisya belum pernah sama sekali di sentuh oleh Jordan. Yah, dia belum pernah mendapatkan nafkah batin dari Jordan.
Meskipun begitu Alisya tidak pernah menuntut ataupun mengungkit soal itu. Bahkan yang lebih menyakitkan lagi bagi Alisya, ia dan Jordan harus terlihat mesra ketika bertemu orang tuanya. Bahkan Alisya harus berpura-pura tegar dan menampakan wajah bahagia kala di hadapkan dengan berbagai pertanyaan yang merujuk pada 'buah hati'
Bagaiman bisa aku mengandung bayi, jika di sentuh pun aku tak pernah. Suami ku sudah terlanjur jij*k dengan ku dan juga penyak*t ku. Tapi itu tak menyurutkan ku untuk melawan penyakit ini, mungkin saja suatu saat nanti aku bisa di pertemukan kembali dengan seseorang yang benar-benar menerima keadaanku. Alisya bermonolog
******
"Ya Allah berikanlah hamba petunjuk agar bisa segera terlepas dari ikatan ini. Rasanya hamba mu ini sudah tidak mampu di hadapkan dengan pria seperti Jordan. Sakit hati hamba ya Allah. Jika setiap hari hamba harus mendengar caciannya, hinaannya. Hamba sudah tidak mampu. Hamba tidak ingin menambah banyak dosa kepada orang tua kami dengan mengatakan rumah tangga kami bahagia dan baik-baik saja. Berikanlah petunjuk kepada hamba ya Allah, dan mudahkan hamba ketika nanti hamba harus memilih untuk menyampaikan kepada orang tua hamba. Sabarkan hati hamba dan juga kedua orang tua kami. Hamba juga memohon kepadamu ya Allah, bukalah pintu hati suami hamba".
Alisya dengan khusyuk nya meminta kepada Tuhan-Nya.
Di satu sisi, Jordan tak sengaja mendengar curahan hati Alisya. Amarahnya semakin membakar jiwanya.
Braghh...
Di hantamnya pintu kamar itu
"dasar perempuan peny*kitan, harusnya Lo bersyukur gue masih mau nikah sama Lo. Pake ngadu-ngadu gue yang jahat! Kalau mau di baikin makanya jangan suka cari masalah deh. Huh makin gak betah di rumah ini lama-lama!"
Braghh...
Di tendangnya pintu kamar itu lagi.
Seperti bukan manusia! jiwanya seakan sudah di kuasai oleh ibl*s.
Alisya hanya bisa terdiam dan meratapi apa yang baru saja terjadi. Ia hanya bisa melihat kepergian Jordan tanpa ada sedikitpun niatan untuk mengejarnya. Air matanya juga seakan sudah kering. hatinya benar-benar sudah tertutup untuk Jordan.
Perlakuan yang diberikan Jordan selama kurang lebih satu bulan ini mampu membuat hati Alisya tertutup rapat, tak ada harapan lagi yang ia inginkan untuk pernikahan nya.
Mungkin Allah sudah mengabulkan doa-doa ku, pintu hatiku sudah di tutup untuk pria itu.
Monolognya
******
Sore ini Alisya memutuskan untuk jalan-jalan, ia ingin sedikit menikmati hidupnya dan melupakan apa yang baru saja di alaminya.
ia memilih untuk pergi ke sebuah restoran ternama yang ada di kota Jakarta. Kali ini, ia memang lebih memilih untuk pergi sendiri. Ia ingin merasakan ketenangan walaupun itu hanya sebentar.
Ketika ia begitu menikmati makanannya, tiba-tiba ia tersadar dengan sosok pria yang baru saja masuk ke restoran itu. Segera ia memalingkan wajahnya agar keberadaan nya tak di ketahui.
Pria yang tak lain adalah SUAMINYA itu dilihatnya tengah bermesraan dengan sosok perempuan yang tentu saja tak asing. tapi saat itu Alisya tak begitu bisa melihat dengan jelas wanita itu, karena tertutup dengan badan Jordan.
Ternyata bukan hanya cacian dan umpatan yang di berikan Jordan kepadanya. menjadi korban perselingkuhan suaminya juga harus di rasakan oleh Alisya. Begitu sempurna bukan rasa sakit seorang gadis yang baru merasakan rumah tangga namun di hadapkan dengan cobaan yang begitu luar biasa.
sebelum Jordan mengetahui keberadaan nya, Alisya memutuskan untuk segera pergi dari restoran itu. Lagi pula ia tak sanggup melihat pemandangan yang membuat hatinya semakin teriris.
******
Tidak seperti biasanya, malam ini Jordan pulang lebih awal bahkan wajahnya sangat terlihat bahagia.
namun Alisya tak berani untuk sekedar menegur sapa. Ia hanya melihat setiap gerak gerik Jordan.
di mainkannya ponsel itu oleh Jordan, bahkan sesekali ia terlihat senyum-senyum sendiri, nampak begitu sangat bahagia.
Entah apa yang ia lihat, yang jelas ia sangat bahagia.
Di dalam hati kecil Alisya ia sangat penasaran dengan wanita yang bersama Jordan saat di restoran. Sayang sekali ia tidak bisa melihat nya dengan jelas. secara sekilas Alisya seperti mengenal wanita itu. Tapi entah siapa? Ia tidak bisa langsung menebaknya.
******
Seperti malam-malam sebelumnya, tidak ada yang spesial di antara keduanya. Bahkan mereka berdua terlihat tidak sekamar. Jordan lebih memilih tidur di depan tv.
Saat itu Alisya juga hendak pergi ke rumah orang tuanya. lebih baik ia tidur di sana malam ini. Pikirnya
Tanpa berlama-lama Alisya nampak memasukkan beberapa potong pakaian ke dalam tas. Ia sengaja tidak membawa koper agar Jordan tak mencurigai nya.
Jordan selalu melarang Alisya untuk bermalam di rumah orang tuanya. sangat EGOIS! Semua kemauan nya seakan akan harus terpenuhi!
tidak seperti biasanya, malam ini saat Alisya meminta izin untuk keluar, bahkan tanpa menjelaskan alasan apapun, Jordan langsung saja mengabulkannya.
******
Sesampainya di rumah orang tuanya, Alisya segera beristirahat di kamar. Ia terlihat sangat sedih kala mengingat moment moment di kamar itu. kamar yang selalu menghadirkan keceriaan bagi Alisya. tidak seperti sekarang ini, kamar nya seakan menjadi saksi bisu kesedihannya kala berhadapan dengan Jordan.
Ingin rasanya ia segera bebas dari ikatan yang katanya 'pernikahan'.
Bahkan saat bermalam di rumah orang tuanya itu, sebenarnya tujuan utamanya untuk mengeluarkan semua keluh kesah yang ia rasakan.
Sementara Sinta dan Herman tidak menaruh rasa curiga sedikitpun kepada anaknya yang tiba-tiba saja ingin bermalam di rumah mereka, apalagi Alisya yang saat itu tidak bersama Jordan.
******
Keesokan paginya..
semua berkumpul di meja makan, hening, tanpa suara.
Akhirnya Alisya memberanikan diri untuk memulai sebuah obrolan yang mungkin bisa membuat kedua orang tuanya merasa marah dan kecewa.
"ma ... pa ... Ada yang mau Alisya sampaikan. tapi mama dan papa janji yah jangan marah atau pun berbuat yang tidak tidak nantinya"
"kamu jangan bikin mama dan papa cemas deh Al" ucap Sinta
"ma .... pa .... Alisya tahu mama sama papa pengen banget lihat Alisya bahagia, mama sama papa juga gak mau lihat Alisya sampai salah dalam memilih pasangan hidup ...... " belum selesai ia bicara namun sudah di potong oleh mamanya. Sementara Alisya yang saat itu tak kuasa menahan tangisnya
"maksud kamu apa sayang? Kenapa kamu tiba-tiba nangis sih? Apa sebenarnya yang terjadi sama kamu?" ucap Sinta dengan perasaan yang tak karuan kala melihat anak gadisnya yang tiba-tiba saja sangat sedih dan menyimpan luka batin yang mendalam
"kamu lagi ada masalah sama Jordan? timpal Herman
Alisya hanya bisa mengangguk
"Jordan apain kamu Al? Kenapa kamu sampai sekecewa ini? Ucap Sinta yang terus mendesak Alisya untuk mengatakan yang sejujurnya.
Dengan berat hati dan nada yang sesegukan, Alisya menjelaskan kepada orang tuanya.
"sebenarnya ...... Selama satu bulan ini Alisya mendapat perlakuan yang tidak baik dari Jordan. Bahkan kami belum pernah bersentuhan layaknya suami istri. Jordan tak Sudi memiliki istri penyakitan seperti Alisya" air matanya terus membasahi pipi, sekujur tubuhnya seketika dingin tak mampu menahan kesedihan yang hampir satu bulan ini ia pendam sendiri.
Brak....
Tak kuasa mendengar pengakuan dari anak gadisnya, Herman sontak saja langsung menggebrak meja dengan sangat kencang. Yang membuat piring hampir berterbangan.
"KURANG AJ*R sekali pria itu!
Sementara Sinta yang melihat Suaminya terbakar emosi, berusaha untuk memadamkannya.
"pa, sabar pa.! istigfar .!" ucap Sinta yang juga tak sanggup menahan air matanya.
jangan lupa mampir juga ya di karyaku
lebih baik positif thinking aja