NovelToon NovelToon
Ternyata Aku Yang Kedua

Ternyata Aku Yang Kedua

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Nikahmuda / Poligami
Popularitas:6.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Nanda Afrilya adalah seorang gadis yang berusia 21 tahun yang dibesarkan di sebuah panti asuhan. Ia terpaksa menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya sebagai bayaran pada orang kaya yang telah memberikan hunian baru pada warga panti karena panti asuhan tempatnya dibesarkan telah digusur.

Ia pikir dengan menikah, ia akan meraih kebahagiaan, namun yang terjadi justru sebaliknya. Hidupnya yang sejak kecil sudah rumit, malah makin rumit sebab ternyata ia merupakan istri kedua dari laki-laki yang telah menikahinya tersebut.

Lalu bagaimanakah ia menjalani kehidupan rumah tangganya sedangkan ia hanyalah seorang istri yang tak diinginkan?

Mampukah ia bertahan?

Atau ia memilih melepaskan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch.2 Pesona Nanda

Pagi-pagi sekali Nanda telah bangun dan melaksanakan tugas hariannya dari mencuci, menyiapkan sarapan, dan membantu adik-adiknya yang masih sangat kecil untuk mandi.

Nanda selalu melakukan semua itu dengan senang hati. Tanpa kenal lelah dan dengan sabar , ia memandikan, membantu sikat gigi, dan terakhir membantu mereka berpakaian.

"Kakak, Pia nggak mau mandi, dingin." kata bocah bernama Via yang baru berusia 3 tahun. Karena lidahnya masih cadel, ia menyebut namanya sendiri Pia, bukan Via.

"Akak, Oci duga ndak au andi." sahut Oci si bocah berusia 2 tahun.

"Ih, jolok! Pia cama Oci bau ndak mau mandi. Jelly mau mandi duluan aja ya kak. Bialin, ciapa yang bau ndak kasi calapan ya kak!" ujar Jerry memanas-manasi.

Nanda terkekeh melihat 3 bocah yang sibuk berdebat itu.

"Kakak, Yaya macih atuk." gumam Yaya yang masih setengah memejam. Entah dia tidur jam berapa, tidak biasanya jam 6 seperti ini mereka ia masih mengantuk.

"Kok Yaya masih ngantuk? Emang Yaya bobok jam berapa?" tanya Nanda seraya mensejajarkan tubuhnya dengan Yaya yang belum genap 3 tahun.

Yaya tampak berpikir, "Yaya tidul jam dua tiga empat lima. Yaya ndak bica tidur coalna Yaya cedih liat unda anyis." ujar Yaya bercerita sambil menyandarkan kepalanya di pundak Nanda.

Nanda terkejut mendengar penuturan Yaya. Nanda ingin terkekeh, tapi ia juga sedih saat mengingat mereka harus pindah dari rumah yang telah ia tempati belasan tahun yang lalu. Ia sungguh tak menyangka semalam Yaya mendengarkan tangisan bunda Rieke. Lalu setelah berhasil membujuk ke empat bocah itu untuk mandi , Nanda pun membantu bunda Rieke menyiapkan sarapan. Anak-anak yang usianya sudah 7 tahun ke atas

"Nda, tadi Sapto telepon terus bilang orang yang beli tanah panti ini akan datang siang nanti." ujar Bunda Rieke sambil mengupas bawang untuk membuat bumbu nasi goreng. Mereka lebih suka membuat nasi goreng dengan bumbu racikan sendiri. Selain lebih hemat, rasanya juga lebih nikmat. Setiap memasak mereka membuat nasi goreng dengan 2 varian rasa yaitu pedas dan tidak pedas agar semua anak-anak tetap dapat makan bersama.

Nanda berpikir sejenak, ia pikir ia harus bertemu dengan pemilik tanah sebelumnya dan pemilik barunya. Setidaknya ia bisa meminta keringanan waktu dan uang kompensasi agar mereka bisa mencari tempat tinggal baru. Ia berencana bekerja sebentar lalu meminta izin pulang sebentar siangnya agar dapat bertemu pak Sapto dan pemilik barunya.

"Nanti Nanda pulang sebentar, Bun supaya bisa bicara sama pak Sapto dan pemilik baru tanah ini. Semoga aja mereka dapat memberikan keringanan waktu dan juga uang kompensasi supaya kita bisa cari rumah yang cukup besar untuk menampung adik-adik." ujar Nanda sambil menuangkan minyak ke wajan. Urusan masak-memasak sudah jadi bagiannya. Bunda Rieka cukup menyiapkan bahannya saja, itu permintaan Nanda sendiri. Apalagi bunda Rieke sudah cukup berumur, ia tidak tega membiarkan bunda Rieke kelelahan karena mengurus adik-adik panti. Walaupun jumlah mereka tidak terlalu banyak lagi karena sudah banyak yang diadopsi, tapi cukup melelahkan bila bunda Rieke melakukan semuanya sendiri.

"Terserah kamu saja, Nda. Bunda hanya bisa berdoa, semoga semua dilancarkan." ujar bunda Rieke dengan tersenyum manis.

...***...

Kini Nanda sudah kembali mengayuh sepeda tuanya membelah jalanan. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 9 lewat, sedangkan cafe buka pukul 10, jadi Nanda masih ada waktu untuk sampai di cafe tepat waktu.

Saat lampu merah menyala, Nanda berhenti tepat di samping sebuah mobil mewah. Nanda yang hanya mengenakan kemeja oversize berwarna krem dan celana jeans hitam yang sudah pudar, serta sepatu kets berwarna hitam putih yang tak kalah lusuh, dengan rambut dikuncir kuda ternyata masih mampu menyedot perhatian beberapa pengendara yang berhenti di sekitarnya. Kulit wajahnya putih alami tanpa tersentuh skincare merk apapun. Nanda tersenyum saat melihat seorang anak kecil mengamen di samping sebuah mobil. Hal tersebut ternyata mampu membuat beberapa pengendara tadi makin terpana saat melihatnya. Senyuman Nanda sangatlah manis apalagi di kanan dan kiri pipi Nanda terdapat lesung pipi yang membuat kadar kecantikannya naik berkali-kali lipat.

"Liatin apa sih kamu, Mas?" tanya seorang perempuan cantik di sebuah mobil mewah. "Cih, hanya melihat gadis kampung kayak gitu aja kamu bisa bengong kayak gitu. Aneh!" perempuan itu mencibir pria yang duduk di sebelahnya.

Merasa di sindir, lelaki itu pun memalingkan wajahnya ke arah lain.

tin tin tin ...

Terdengar suara klakson yang dibunyikan berkali-kali membuat lelaki tadi bertanya kepada supirnya.

"Ada apa, Win?" tanya lelaki itu pada sopirnya yang bernama Erwin.

"Itu pak, mobil di depan jalannya kayak keong gara-gara liatin tu cewek cantik. Kayaknya mereka semua terpesona , cantik banget sih." ungkap Erwin jujur. Karena usianya yang masih seumuran dengan sang majikan, membuatnya biasa bicara santai. Sang bos juga tidak masalah sebab mereka juga kadang berbincang berdua untuk mengisi keheningan di saat dalam perjalanan.

"Cantik dari mana? Cewek kampungan gitu aja apa istimewanya? Dari pakaiannya aja keliatan dia cuma orang miskin yang nggak ada apa-apanya." ucap perempuan itu.

Dalam hati Erwin mencibir, majikan perempuannya ini memang tipe melihat seseorang dari penampilan dan harta kekayaan. Ingin menimpali tetapi Erwin tidak ingin dianggap sopir tak tahu diri dan kurang ajar jadi dia hanya diam sama seperti majikan laki-lakinya yang hanya diam tanpa merespon apapun.

...***...

Nanda telah tiba di cafe Starla. Ia pun segera berganti pakaian menggunakan seragam yang disediakan khusus karyawan cafe. Setelah berganti pakaian, ia dan beberapa rekannya segera mengelap meja dan menyusun kursi agar terlihat rapi dan bersih. Setelah beres ia membalik tulisan Open di pintu cafe menghadap depan agar para pelanggan tau bahwa cafe telah dibuka untuk umum.

Tak lama kemudian, para pelanggan pun mulai datang satu persatu. Cafe Starla termasuk cafe yang cukup terkenal. Ia telah memiliki beberapa cabang resmi di berbagai daerah dan kota. Lokasi yang strategis, desain interior yang menarik, pelayanan yang ramah, dan menunya yang variatif dari yang western maupun Indonesian food membuatnya disukai berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, karyawan kantoran, para sosialita, anak-anak sekolah, bahkan para eksekutif muda pun gemar kemari yang tentunya mereka lebih suka menggunakan privat room.

"Pelayan." panggil salah satu pelanggan. Nanda yang kebetulan berada tidak jauh dari orang itu pun segera menghampirinya.

"Mau pesan apa kak?" tanya Nanda sopan.

Perempuan itu mengerutkan keningnya saat melihat Nanda. 'Cih, gadis sok kecantikan di jalanan tadi ternyata bekerja di sini.' gumamnya dalam hati.

"Saya mau moccacino float dan fettucine. Kalian apa ?" tanyanya pada teman-temannya, lalu Mereka pun menyebutkan pesanan mereka satu persatu yang kemudian dicatat Nanda dengan baik.

"Kalau begitu, mohon ditunggu, ya kak! Permisi." pamit Nanda seraya membungkukkan badan memberi hormat.

Tak lama kemudian, Nanda pun kembali mengantarkan pesanan perempuan tadi, namun saat satu langkah lagi Nanda tiba di meja itu, tiba-tiba ia merasa kakinya menabrak sesuatu sehingga ia kehilangan keseimbangan dan nampan yang berisi minuman itu pun tumpah ke lantai dan sedikit memercik ke dress yang dipakai perempuan itu.

"Kau ini tidak bisa bekerja atau bagaimana sih? Kalau tidak bisa bekerja, mending kamu berhenti! Dasar kampungan. Kamu tau, harga dress yang saya pakai ini seharga satu bulan gaji kamu, jadi saya minta kamu ganti!" teriak perempuan itu membuat semua orang yang ada di dalam cafe itu menoleh ke arahnya.

Nanda yang sudah ketakutan lantas berlutut memohon maaf dengan kedua tangan tertangkap di depan dada.

"Saya mohon Kak, maafkan saya. Saya tidak sengaja, saya mohon maafkan saya!" ujar Nanda dengan wajah memelas.

"Tidak, pokoknya kau harus ..."

"Harus apa Freya?" seru seseorang yang tiba-tiba saja memotong ucapannya.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
Rita Sari
Luar biasa
Eka Nur Aisah
/Good//Good//Good//Good/
Purnawati Ipung
Luar biasa
aryuu
kereeennnnnnn
aryuu
mantap novel otor /Drool//Drool/
aryuu
bukan pah aku bukan Nanda, aku kesurupan pah
aryuu
semoga bukan kuntilanak /Chuckle/
May Keisya
emg rmh ga ada cctvnya apa...kan kaya raya trs ceo lagi,biasanya pinter n cerdas
May Keisya
tio???jgn2 kakanya si fre
May Keisya
kak Alfi ma aku aja tapi aku udah punya suami ma dua bocil😂😂
May Keisya
pasti ada drama..menikah hny Krn tanggung jawab,mungkin bapaknya Freya lagi drama pura2 lumpuh akibat ditabrak gathan...ini aku masih menerka2 wkwkwk
May Keisya
dijebakkah
May Keisya
ayu Thor bukan alfi
Les Tary
maunya duitnya doang tp ga mau ngurusin lakinya
Las Mawati
dikasih tau dulu lah suami nya
Las Mawati
cerita nya bagus
Andri
bpk e pak doni
Andri
la koyok lampir yo kabeh wedi
Hadijah Nadia
Luar biasa
Hadijah Nadia
👍👍👍👍👍🌹🌹🌹🌹🌹☕☕☕☕☕
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!