Gisel mendapatkan ide gila dari keluarganya, yaitu untuk memb*nuh Evan—suaminya. Karena dengan begitu, dia akan terbebas dari ikatan pernikahannya.
Mereka bahkan bersedia untuk ikut serta membantu Gisel, dengan berbagai cara.
Apakah Gisel mampu menjalankan rencana tersebut? Yuk, ikuti kisahnya sekarang juga!
Jangan lupa follow Author di NT dan di Instaagram @rossy_dildara, ya! Biar nggak ketinggalan info terbaru. Sarangheo ❣️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossy Dildara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 33
"Lho, kok begitu, kenapa memangnya, Pak?" Pertanyaan Mbah Yahya membuat Evan merasa bingung. Wajahnya terlihat penuh keraguan dengan kerutan di dahinya. "Yang ada saya berdosa dong, Pak. Kalau melakukan hal seperti itu?"
Benar, menjauhkan seorang anak dengan kedua orang tua dan keluarganya adalah perbuatan yang dosa.
Namun, bagaimana jika kedua orang tua atau keluarganya itu justru membawa pengaruh buruk?
"Berdosa kalau keluarganya baik, tapi masalahnya di sini keluarga si Gisel nggak ada yang baik! Gisel itu jahat menurun dari keluarganya! Dari Opanya!" tegas Mbah Yahya dengan suara yang tiba-tiba meninggi. "Apa kamu juga lupa, Van. Kalau Ganjar ... Opanya Gisel, adalah mantan pasienku? Sudah jelas bahwa dia bukan orang yang baik!"
Evan perlu diingatkan kembali tentang hal itu.
Dulu, Ganjar—yang merupakan Opanya Gisel adalah salah satu pasien Mbah Yahya yang sangat aktif datang menemuinya, dengan tujuan untuk menyantet rekan bisnisnya. Dan keinginannya itu berhasil diwujudkan oleh Mbah Yahya.
Namun, karena sempat ada konflik pribadi, sekarang hubungan di antara mereka menjadi renggang. Ganjar bahkan sudah tak pernah datang mengunjungi, dan seolah-olah seperti membenci Mbah Yahya.
Dibalik itu semua, Mbah Yahya yakin, bahwa Ganjar bukanlah orang yang baik. Karena orang baik tidak akan pergi ke dukun, meski seberat apa pun masalah di hidupnya.
Mbah Yahya sadar diri, dia juga bukan orang yang baik. Namun, dia juga memiliki sisi baik dalam dirinya untuk orang-orang yang dia sayangi.
Mbah Yahya juga dapat merasakan, siapa-siapa saja orang yang tulus dan tidak.
Baik Gisel atau keluarganya, semuanya terlihat tak ada yang tulus terhadap Evan.
Meski tidak melakukan penerawangan secara langsung, tapi Mbah Yahya merasa jika mereka seperti menyusun sebuah rencana untuk menghancurkan rumah tangga Evan. Dan titik pusatnya ada pada diri Evan, Mbah Yahya merasa dia tidak aman, Evan seperti dalam bahaya.
"Tapi, Pak. Papanya Gisel terlihat sudah baik kepada saya, saya merasa dia sudah menerima saya menjadi menantunya," kata Evan.
"Baik gimana? Memang dia pernah ngasih apa padamu?"
"Bukan masalah ngasih apa-apa, cuma sikapnya sudah nggak kayak dulu gitu, Pak. Dulu 'kan dia angkuh banget."
"Paling palsu dia, Van."
"Palsu gimana maksudnya, Pak?" Evan menatap dari pantulan kaca dengan raut bingung.
"Ya palsu, dia nggak benar-benar tulus baik padamu. Seperti ada yang disembunyikan."
"Apa yang dia sembunyikan??" Evan berbalik tanya dengan masih kebingungan.
"Keluarganya Gisel, ingin kalian bercerai. Aku sih dukung, kalau memang benar kamu dan Gisel bercerai. Tapi cara yang mereka lakukan demi menghancurkan rumah tanggamu membuatku khawatir."
"Khawatir??" Evan semakin penasaran dan tidak terlalu paham. Dia memutuskan untuk menepikan mobilnya dan mematikan mesin mobil, selanjutnya kembali bertanya kepada Mbah Yahya. "Maksudnya, khawatir bagaimana, Pak?"
"Aku merasa mereka seperti melakukan rencana jahat padamu, Van. Maka dari itu aku minta kamu jauhkan Gisel dari semua anggota keluarganya, karena mereka sangat membawa pengaruh buruk," jelas Mbah Yahya, lalu melanjutkan. "Tapi, bukan berarti Gisel adalah perempuan yang baik. Dia juga jahat dan nggak pantas bersamamu, Van."
"Bapak bicara seperti ini karena diam-diam sudah melakukan penerawangan, atau hanya menebak saja?" tanya Evan memastikan apa yang diucapkan Mbah Yahya adalah benar. Karena jujur saja, dalam lubuk hatinya yang terdalam dia tidak percaya. Dia merasa bahwasannya keluarga Gisel telah menerimanya sebagai anggota keluarga baru.
"Aku hanya menebak. Tapi sejauh ini ... tebakanku nggak pernah meleset. Kalau kamu memang merasa kurang yakin, aku bisa melakukan penerawangan malam ini," tawar Mbah Yahya, mengusulkan sebuah ide. "Asalkan siapkan saja syarat-syaratnya. Kamu pasti tau, apa saja syaratnya 'kan, Van?"
...Nah 'kan, Mbah Yahya akhirnya bertindak 🤣🤣...
jadikan ini sebuah pelajaran berharga didalam kehidupan bang evan, ternyata berumah tangga itu butuh ketulusan hati, cinta dan kepercayaan, jika didasari dengan kebohongan apalagi sampai ingin melenyapkan itu sudah keterlaluan
buat kak Rossy semangat 💪, jujur aku suka ceritanya kak, seru buatku, malah selalu nunggu up tiap hari
alurnya itu unik dan bikin penasaran cuman pas up pendek banget thor🥲
sabar bang Evan masih ada Risma yang setia menunggu
jangan cepat ditamatin 😭