Menikahi Pria Koma

Sementara itu Yani baru saja selesai membersihkan kamar Elgara, ia tak habis fikir saat melihat banyak botol bir dan juga kamar yang begitu berantakan.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Aku harus menemui Tuti, mungkin dia sudah selesai," kata Yani sambil membawa pel dan juga baskom nya keluar dari kamar Elgara.

Ia lalu menuruni tangga menuju dapur rumah tersebut.

Terlihat Tuti yang sedang mengerjakan pekerjaan nya di dapur.

"Tuti, apa kau sudah selesai memijat kaki Nyonya?" tanya Yani.

"Ya sudah selesai, jadi apa yang kau dapatkan? Maksud ku informasi apa yang kau dapatkan dari nya?" ucap Yani penasaran.

Tuti pun menceritakan semuanya kepada Yani dengan detail apa saja yang di katakan oleh Maudy kepada nya.

"Ouhhh begitu ya? Pantas saja kamar tuan muda penuh dengan botol bir yang berserakan, jadi bagaimana apakah kita harus melaporkan ini kepada nyonya Mulia?" usul Yani tudepoin.

"Jangan Yani, nona muda tidak mau hal ini sampai terdengar di kuping nyonya, ini urusan mereka berdua, dia bilang dia akan menyelesaikan nya sendiri," jawab Tuti menahan Yani yang hendak menelpon mama Mulia.

"Baik lah kalau begitu, tapi bagaimana jika masalah nya semakin rumit?" Kata Yani khawatir.

"Tenang saja, tidak akan terjadi apa-apa, sudah lah ayo lanjutkan pekerjaan kita," kata Tuti yang kemudian kembali bekerja.

Sementara itu di sisi lain.

"Aku yakin sekali kalau sekarang hubungan Maudy dan tuan muda Elgara sedang berantakan dan di ambang kehancuran," kata Mona yang saat ini bertemu dengan Sofian di sebuah restoran.

"Terima kasih banyak Mona, kau sudah membantu ku," kata Sofian sambil tersenyum.

Sofian yang juga termakan hasutan dan obsesinya kepada Maudy kini berubah menjadi laki-laki jahat.

"Bagaimana bisa kau tau kalau aku membantu mu?" tanya Mona lagi.

"Ya karena aku melihat tuan muda Elgara berbicara dengan ku saat aku dan Maudy juga bertengkar secara halus di pojok ruangan terlihat jelas kalau tuan muda Elgara sangat marah sampai-sampai dia meninggalkan pesta siapa lagi kalau bukan kau yang menghasut nya?" ucap Sofian.

"Ya kau benar aku memang layak mendapatkan ucapan terima kasih dari mu namun aku juga melakukan ini karena diriku sendiri, aku ingin mengambil kembali tuan muda Elgara yang seharusnya menjadi suamiku bukan suami Maudy," ucap Mona penuh ambisi.

"Kalau begitu ini kesempatan bagus untuk mu, saat mereka rengang kau seharusnya mendekati dan terus menghasut tuan muda, berikan saja dia foto yang dulu pernah kau berikan kepada nyonya Mulia itu sangat mudah untuk membuat tuan muda semakin membenci istrinya sendiri kan? Karena aku lihat tuan muda berbeda dengan mama nya dia terlihat sedikit lebih mudah percaya," jelas Sofian panjang lebar.

Kini malah giliran Sofian yang menghasut Mona.

"Kau ternyata punya ide yang cemerlang juga, baik lah kalau begitu, setelah ini aku akan pergi ke kantor nya untuk menemui tuan muda, lebih cepat lebih bagus," kata Mona yang kemudian di susul tawa oleh Sofian.

Mereka benar-benar punya seribu macam cara untuk membuat rumah tangga Maudy dan Elgara berantakan di tambah lagi Elgara yang terlalu mudah percaya akan ucapan orang lain dan tidak mempedulikan perkataan Maudy.

Beberapa jam lun berlalu, Mona benar-benar kembali datang ke kantor Elgara.

Namun kali ini dia tidak masuk ke dalam, melainkan menunggu di luar kantor karena hari sudah cukup sore ia berfikir mungkin sebentar lagi sudah waktunya Elgara pulang dari kantor jadi dia tidak perlu berurusan dengan satpam atau resepsionis seperti pada saat dirinya menemui mama Mulia dulu.

Benar saja tak lama kemudian mobil Elgara keluar dari gerbang kantor tersebut.

Mona yang tidak mau menyia-nyiakan kesempatan tersebut segera menghadang mobil yang belum sempat melaju itu.

"Tuan muda, tuan muda ada yang ingin aku bicarakan dengan anda," ucap Mona sambil melambaikan tangan nya.

Elgara yang melihat itu seketika kaget tak di sangka Mona bisa sampai datang ke kantor nya.

Ia segera memberhentikan mobil tersebut dan kemudian turun dari mobil.

"Ada apa? Kenapa kau sampai datang ke sini?" tanya Elgara menatap Mona dengan tatapan dingin.

"Tuan muda, ada hal penting yang harus aku bicarakan dengan mu, bolehkah aku masuk ke dalam mobil?" tanya Mona tanpa rasa malu.

Elgara berfikir sejenak dan kemudian berjalan masuk ke dalam mobil nya.

"Cepat masuk," ucap nya kepada Mona yang sedang berdiri di luar mobil.

"Terima kasih tuan muda, terima kasih banyak," kata Mona yang kemudian dengan segera masuk ke dalam mobil Elgara.

Elgara menyalakan mesin mobil nya dan kemudian berhenti di tempat yang sedikit sepi.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya nya kepada Mona.

Mona tanpa basa-basi lagi mengeluarkan foto yang pernah dia berikan kepada mama Mulia dulu dan memberikan nya kepada Elgara.

Elgara yang melihat itu sontak semakin memanas darah nya seketika mendidih karena terbakar api cemburu.

"Ini kapan?" tanya nya sambil merampas foto tersebut dari Mona.

"Itu terjadi saat tuan muda masih dalam keadaan koma," kata Mona dengan wajah sedih ia selalu berpura-pura sedih di hadapan Elgara.

"Jadi dia diam-diam pergi menemui mantan kekasih nya saat aku sedang tidak sadarkan diri?" tanya Elgara lagi.

Mona pun mengangguk kan kepala nya."ya benar tuan muda,"

"Lalu siapa yang memotret ini?" tanya Elgara lagi.

"Itu ... Aku, aku sendiri yang memotret nya karena aku mengikuti Maudy tampa sengaja karena aku curiga kalau dia memang menghianati mu," jelas Mona yang semuanya palsu.

"Benar-benar menjijikkan sekali, Mona kalau aku boleh tau kenapa kau melakukan ini? Kenapa kau membocorkan semua kebusukan Maudy?" ucap Elgara sambil menggenggam erat kemudi mobil berusaha menahan amarahnya.

"Aku, aku tidak tau aku berfikir kalau aku harus mengungkap semuanya," jawab Mona sok baik dan tulus.

Elgara tidak lagi menjawab dan memilih untuk tetap diam ia berfikir kalau Mona mungkin adalah orang baik.

"Tuan muda, aku ingin pulang sebaiknya aku keluar sekarang aku sudah mengatakan semuanya dan aku sudah merasa lega sekarang," jelas Mona yang hendak membuka pintu mobil dan turun.

"Tidak perlu, biarkan aku mengantar mu pulang, sebagai tanda terima kasih kalau kau sudah mengungkapkan semuanya," kata Elgara yang kemudian menyalakan kembali mesin mobil.

"Benarkah tuan muda? Aku tidak menolak," jawab Mona seketika merasa sangat bahagia.

Sore itu lagi-lagi Elgara termakan omongan Mona, ia bahkan bersedia mengantarkan Mona pulang ke rumah hanya karena berfikir kalau Mona telah baik kepada nya dan mengungkapkan semua kebusukan Maudy, namun ia tidak tau yang terjadi sebenarnya malah sebaliknya si busuk itu adalah Mona sendiri.

Bersambung ....