TAMAT 29 Desember.
Jangan tuntut aku untuk sempurna, karena tak ada satupun di dunia ini manusia yang bisa sempurna! Termasuk aku!
Mungkin aku gila, aku wanita tergila yang pernah ada. Di masa lalu, aku menyewa lelaki yang kucintai hanya untuk kesenangan sekerjap mata.
Dan jika kemarin aku bodoh, hari ini aku lebih bodoh lagi... Entah, kapan aku pintar dalam hal memilih pasangan hidup...
Aku, Flory Alexa Miller yang tengah dalam dilema besar. Sebuah hubungan yang aku paksakan utuh, rupanya tidak baik-baik saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA TIGA
Bicara yang menyukai Flory, mungkin bisa dikatakan puluhan. Flory memiliki sejuta pesona seperti ayahnya, sayangnya dia tidak pandai berpura pura suka jika tidak suka.
Acap kali Snowy memberi saran agar lebih banyak bergaul supaya pikirannya terbuka, tapi bagi Flory itu hanya akan membuang waktunya. Flory lebih suka sendiri dari pada harus bermain laki-laki.
Flory bisa tanpa lelaki, walau nyatanya dia masih cukup sulit mengendalikan Maurin yang terus saja menagih bertemu Elang.
Terhadap orang yang dicintainya, Flory lebih suka memendam, menjauh, atau hal lainnya. Menangkis rasa jika orang yang dia cintai tidak setia padanya.
Cukup dia pernah mengejar Liam sampai segila itu. Sekarang, Flory menutup hati untuk semua lelaki termasuk Hyun Jay yang telah lama menyukainya.
"Maurin!"
Pagi ini cuaca cukup cerah, tak ada curah hujan selama beberapa hari terakhir. Flory keluar dari rumah utama ayahnya, berputar untuk menatap ke sekeliling taman.
"Maurin!" Flory melangkah sambil memanggil manggil nama putrinya. "Sus!!" teriaknya.
Satu orang penjaga Flory datangi, dan dia bertanya pada pria itu. "Pak... Liat Maurin?"
"Tadi joging di sekitar sana, Nona." Pria itu menunjuk keluar gerbang besar itu.
"Ke mana mereka?!" Flory mengayunkan langkah menuju ke gerbang. Di depan, tak ada kelebatan siapa pun.
Flory kembali ke kamarnya, meraih ponselnya, menelepon pengasuh putrinya. Tak ada yang angkat sama sekali.
Flory semakin khawatir, bulu kuduk berdiri seketika dia berpikir yang bukan-bukan. Flory wajib menilik cctv untuk tahu apa yang terjadi pada pengasuh dan putrinya.
"Mobil Elang?" Di layar laptopnya beberapa puluh menit yang lalu, mobil Elang terparkir di depan pintu gerbang utama.
Jantung Flory berdenyut, jangan sampai yang dipikirkan olehnya benar-benar terjadi. "Elang nggak mungkin lakukan ini!"
Sambil mondar-mandir, Flory mendial nomor Elang, tak jua ada jawaban meski sudah berulang kali dia lakukan. "Jangan Elang, please!" gumamnya cemas.
Flory berlari keluar rumah kembali, dia perlu mengabari yang lainnya. Sayangnya Daddy Alex ada pekerjaan di luar negeri, Glory juga sudah ke kantor, rumah ini sepi.
"Sus Erie!" Flory mendapati pengasuhnya kembali datang dengan luka lebam. Dan, kondisi sus Erie sambil tergugu menangis.
"Maaf Non. Sus nggak bisa jagain Nona Maurin. Sus diturunin di jalan. Non Maurin dibawa sama Tuan."
Netra biru Flory berkaca-kaca. Dia kembali menelepon nomor Elang yang meski aktif tetapi tidak diangkat. "Ayok, angkat Elang!"
Flory berteriak, dia mulai frustrasi. Bagaimana bisa Elang berpikiran untuk menculik putrinya sendiri, sumpah Flory tak bisa tenang.
Di tengah paniknya, Liam menelepon, dan tentu saja Flory harus abaikan. Liam tidak boleh tahu jika Maurin diculik Elang.
📥 "Angkat, ini soal Maurin!" Satu pesan yang Flory dapatkan akhirnya membuat Flory lebih penasaran.
Ponsel kembali berdering. Kali ini Flory segera mengangkatnya. "Halo! Kau tahu sesuatu tentang Maurin?" curiga Flory menyelidik.
📞 "Maurin bersama ku."
Flory bernapas lega, entah lah meski Liam juga bukan ayah yang baik, tapi Flory memiliki kepercayaan tinggi jika Liam takkan pernah menculik dan membawa putrinya.
"Aku ke sana!" Flory mematikan sambungan teleponnya sepihak. Dia mengirim pesan untuk meminta dibagikan lokasi Liam saat ini.
Dia penasaran sekali, kenapa tiba-tiba Liam bersama Maurin? Padahal sudah jelas yang membawa Maurin dan sus Erie, Elang.
Tak ada satu jam Flory sampai di sebuah rumah, dan itu rumah Liam. Rupanya, Maurin sedang diajak berjalan jalan di sekitar taman bunga dan kolam ikan yang dulu sering Flory singgahi.
"Mami! Sini!" Flory lega bisa melihat senyuman manis putrinya hari ini. Flory meraih anak itu untuk dihujani ciuman.
"Maurin dari mana saja?"
"Tadi Papi ajak Maulin ke bandala, Maulin juga diajak naik pesawat. Tapi, Maulin ga mau ikut, soalnya Mami ga ikut," kata anak itu.
Flory berikan kecupan sekali lagi. "Makasih, masih mikirin Mami Sayang."
"Tapi Papi Elang pelgi." Maurin mencebik bibirnya sedih. "Dia sama Tante jahat yang dolong Maulin sampai jatuh," adunya.
"Tapi Maurin baik-baik saja kan?" Flory memutarkan tubuh anaknya, memastikan tidak ada yang lecet.
Maurin lantas berhenti berputar dan lekas memberikan sebuah anggukan. "Iya. Kan ada Papa yang tolongin Maulin."
"Hah?" Flory gagal untuk fokus pada yang diceritakan Maurin, dia lebih fokus kepada sebutan Papa.
"Katanya Om ini Papa Maulin." Maurin tunjukkan raga bidang ayahnya yang berdiri terdiam di sudut tempat. "Emang benelan dia Papa Maulin?" cecarnya lagi.
"That's right." Flory tersenyum.
Lagi pula, dia sudah berjanji akan perkenalkan Maurin dengan Liam, dan ternyata Liam lebih dulu mengatakannya.
Maurin bersorak. "Yeay, Maulin punya Papap kayak Acha tapi Acha gak punya Papi."
Liam terkekeh. "Iya, Maurin hebat!" Pria itu berjongkok sambil mengusap pelan pucuk kepala putrinya. "Sekarang Maurin main ya."
"Iya, ok, Papap!"
Maurin berlari lagi ke pusat permainannya. Di sudut sana, Liam telah menyediakan rumah boneka khusus untuk anak itu.
Flory terdiam melihat bahagianya putrinya, setelah Elang pergi baru kali ini Maurin terlihat menerbitkan senyuman yang manis.
"Pagi tadi, Elang hampir membawa Maurin ke luar negeri. Tapi, Chintya mencegahnya. Maaf, kalau aku lancang mengawasi Maurin."
Flory memandang ke arah Liam yang bicara tanpa beralih dari Maurin. "Terima kasih, apa pun yang kamu lakukan hari ini."
Flory lupa jika semua berkas Maurin masih ada pada Elang. Tentunya Elang bisa dengan mudah membawa Maurin pergi karena Elang ayahnya.
"Chintya meminta pertanggung jawaban, tapi Elang masih yakin jika Chintya tidak hamil anaknya," ujar Liam.
"Mungkin Elang tahu, Chintya keluarga psikopat. Setidaknya dia pintar." Flory menyindir mantan suaminya dengan tawa.
Mendadak, Liam beralih menatap lekat Flory dan meraih tangan wanita itu. "Aku akan memutuskan Billy. Aku akan lebih fokus ke Maurin setelah ini."
"Kenapa baru sekarang?" Flory tertawa samar untuk pertanyaan yang ingin sekali dia ungkapkan sedari dulu.
"Aku nggak tahu kamu punya anak dari aku. Dan aku nggak pernah berpikir hal itu," kata Liam lirih.
Flory tersenyum menang, dia suka ekspresi sesal Liam kali ini. "Kamu tahu kan Liam? Track record Billy itu mengerikan. I nggak mau kalau sampai Maurin kenapa- kenapa karena kebodohan you!" peringatnya.
"Aku bisa jaga Maurin." Liam pastikan, Liam akan pertaruhkan nyawanya hanya untuk putri semata wayangnya.
"Kamu mau minum?" tawar Liam kemudian.
"Nggak perlu, aku harus pulang. Maurin juga."
Liam terdiam menatap dalam wanita itu, sedang Flory juga terpaku pada tatapan mata teduh lelaki itu. Bisa Flory rasakan belaian di tengkuknya, juga kecupan di bibirnya.
Liam meraba bagian pinggang Flory yang sudah lebih berisi. Liam meremas dan Flory menepikan tangan candu itu. "Liam! Please!"
Liam yakin Flory masih mencintainya. Hanya saja, sudah tertutup oleh rasa benci. Atau mungkin, sangat membencinya.
"Maurin!" Flory segera memanggil putrinya, sebelum ia tak lagi bisa menahan gejolak dalam dirinya saat ini. "Kita pulang yuk!"
"Papap juga kan?"
Flory tertawa-tawa. "Rumah Papa di sini. Dia nggak boleh pulang sama kita."
"Kok gitu?" Maurin sedih, dia juga ingin mengajak Liam melihat istana bonekanya di rumah utama keluarga miller.
"Nanti Papa jemput Maurin lagi ya." Liam usap kepala anak itu dengan lembut. Beruntung Maurin tersenyum mau. "Iya..."
cwo tu y klo da kmauan mampu mengalahkan dunia🤣
tp tp tp sekalinya pth hti mampu jggg meluntuhkan dunianya🤭😆🤣
HALALIN dulu baaaang
Wis bingung pala emak mau bela yg mana🤕😅🙏🏻
tp si Chintya siulat ubur2 yg emang KY wc umum mungkin
sorry kak Pasha aku teringat anak glory trus jadinya 😵😥