bagaimana jika seorang yang cinta mati, yang mengejar-ngejar cewek yang ia cintai selama 3 tahun ini menyerah dan memilih untuk menjauh karena selalu di tolak, tapi ketika itu terjadi perasaan cinta malah tumbuh di hati cewek tersebut. tapi cowok itu sudah capek dan bukan perasaan tapi logika yang digunakan.
bagaimana perjalanan hubungan mereka ?, apakah masih ada harapan untuk satria ?, bagaimana sikap Rani ?, ikuti keseruan hubungan ke 2 nya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusnul Huda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TITIK
Bel istirahat berbunyi kencang Rani segera keluar dari kelasnya menuju ke kantin, dari tadi perutnya sudah tak bisa diajak kompromi karena ia tidak sarapan tadi pagi tapi karena bangun kesiangan. Ia selalu terbayang bayang dengan peristiwa tersebut sehingga dirinya selalu merasa bersalah tapi tetap saja gensi number one.
"hey ran !" sapa Irul. Rani pun menoleh ke arah Irul, Aris Dion dan Leo yang sudah menunggunya di kantin. Irul pun memberikan isyarat untuk duduk di bangkunya.
Rani Pun mendekati mereka walaupun ia tahu apa maksud mereka yang tak lain adalah menyalahkan dirinya.
"ayo makan bareng" tawar Aris.
"kalian pasti punya maksud tertentu kan ? Tanya Rani.
"YA JELAS LAH, EMANG APALAGI ?, KAMU JUGA GAK CANTIK, SATRIA AJA YANG BODOH" kata Leo ngegas. Rani yang mendengarnya langsung hilang mod nya untuk makan.
"terima kasih atas perhatiannya" kata Rani lalu meninggalkan mereka.
"ran !, kalau kamu gak mau jelasin ke kami, aku bersumpah akan menghancurkan masa mudamu di sekolah ini" kata Aris dingin. Rani seketika membeku mendengar kalimat ancaman Aris yang selama ini tak pernah ia lihat marahnya.
"kamu tahu kan, kenapa aku dijadikan ketua OSIS, bukanya orang lain" lanjut Aris dengan nada yang ramah. Rani pun kembali ke tempat mereka dan duduk manis.
Hening, mereka semua menunggu kejelasan dari Rani mengenai Satria.
"kenapa diam, ayo jelaskan !" perintah Dion. Rani terus menundukkan kepalanya,
"kenapa, kenapa sih kalian kok menyalahkan aku ?, seolah-olah aku lah yang paling salah" kata Rani bergetar, ia dari tadi menundukkan kepalanya Tampa melihat mereka.
"hey gobl*k, masih belum nyadar juga" kata Dion lirih dan sarkasme.
"jawab kenapa ?, kenapa aku yang salah " tanya Rani dengan nada tinggi.
"kring, kring, kring" tiba-tiba saja bel masuk pelajaran berbunyi. Semua siswa-siswi langsung dengan sigap masuk ke kelasnya masing-masing. Rani yang hendak berdiri di stop oleh Aris.
"rul minta surat dispensasi ke Bu Mada, alasannya terserah kamu, ijinkan kami semua, ok" kata Aris, Irul yang disuruh pun memberikan respon terkejut, "kenapa harus saya" Itulah yang ia pikirkan.
"kamu aja Yo" lempar Irul le Leo, Leo langsung ngeles. "santai saja pakai namaku dan Dion, mesti di ijini" kata Aris. Irul pun berangkat dengan ragu ke ruang BK.
Semua siswa-siswi sudah masuk ke kelasnya masing-masing menyisakan mereka berempat.
"ayo lanjutkan" kata Aris, Rani dari tadi tak mau menampakkan mukanya.
Rani terus diam tak menjawab.
"kenapa terus diam, gak punya mulut ya, bisu kah ?" tanya Irul yang barusan gabung, ia memberikan surat dispensasi ke Aris.
"ternyata mudah juga ya ijin-ijin itu jika paai orang dalam" kata Irul menghela nafas.
"kok masih diam ?" tanya Dion.
"essstt....." tiba-tiba saja Leo memberikan isyarat untuk diam, mereka semua diam, lalu menunjuk ke arah Rani. Benar saja ia sekarang menangis Tampa suara, Hening.
"ran maaf jika kita keterlalu"
"maaf, maaf katamu" sela Rani dingin. mereka semua diam tak berani berkata, ibaratnya pembunuh yang terdesak oleh targetnya.
"kau tak tau rasanya jadi aku, kau tak tau bagaimana sakitnya di duain, kau tak tau rasanya seseorang yang mulai kau cinta ternyata selingkuh" kata Rani serak, ia tetap menundukkan kepalanya.
"nih ran minum dulu" kata Aris yang barusan membelikan minuman teh hangat supaya Rani tenang. Perlahan tapi pasti Rani meminumnya.
setelah meminumnya ia meletakkan kembali gelasnya.
"ternyata selamat ini kau ?" kata Dion penuh makna. Rani tetap tidak ngeh dengan perkataan Dion, semua orang yang disitu berfikir lebih dalam.
"tapi kenapa ran ?" tanya Leo, tapi tetap saja Rani masih tidak nyambung dengan pertanyaan Leo. Kenapa apa ?, gak tau orang lagi stres apa ?, malah di tanyain aneh-aneh dan tidak nyambung, Batinnya.
"kalau begitu kenapa kau tidak menerimanya ran ketika itu ?, kenapa kau malah menjadikan dia berharap ?" tanya Aris.
"bisa tidak kalian tidak menyudutkan ku " kata Rani. Semua kembali diam.
"ran kuberi kau saran ya ?" tawar Dion.
"gak perlu, aku masih sakit hati dengan dia" kata Rani sarkas.
"memang repot ya bicara sama kamu ?" kata Leo.
"salah sendiri, siapa juga yang mau sama dia, walaupun aku suka tapi gengsi aja" kata Rani.
"kamu ini muka pas-pasan, pinter gak seberapa, attitude nol besar, tidak punya bakat, gengsi"
"emang salah, dianya juga yang pertama kali nyakitin"
"makanya kasih kejelasan status pada Satria ran" kata Irul.
"suka-suka aku lah, salah siapa suka aku" kata Rani.
"kalau kau begini terus kau yang akan menderita di akhir nanti ran" kata Irul.
"menyesal kami menasihati kau"
"salah sendiri, menyesal kan, dah lah aku mau masuk" kata Rani lalu meninggalkan mereka.
"kok bisa Satria jatuh cinta mati-matian sama makhluk seperti dia ya ?" tanya Aris heran di Amini seluruh temannya.
...****************...
"sat jika ada masanya cerita, jangan langsung gelut aja" kata Bima, kini Satria tengah duduk di tengah-tengah geng satu darah, seperti di sidang dan menjadi pesakitan.
Satria tetep diam, tidak menjawab.
"masalah kemarin ?, tanya Boy. Roy heran masalah apa, kok aku gak tau batinya.
"apa boy ?" tanya Roy.
"bos gak tau, waktu opening warungnya Satria" jawab Boy diamini seluruh orang yang ada di situ tandanya mereka semua tau. Roy tetap geleng-geleng.
"itu tu yang Satria di tampar sama perempuan cantik, pacarnya mungking" kata Bima
"bukannya pacar Satria itu Aurel ?" kata Yoga heran.
"gak lah, dia itu suka sama temen sekelasnya tapi di tolak terus, ya kan sat ?" kata Bima.
Satria yang ditanya tetap bergeming, tak bergerak seperti patung.
mampir juga yaa dikaryaku /Smile/
jangan lupa mampir juga ya 🤗
salam kenal
Satria, udh cari aja yg lain...