Lihat ! Pilot Itu Daddyku !

Sudah tiga hari Jelita dirawat di rumah sakit, sore ini Jelita akan pulang dari rumah sakit, seorang bocah laki-laki duduk di depan pintu bersama sepasang kucing yang merebahkan diri di depan bocah laki-laki itu. 

Bocah itu sedang menunggu kedatangan sepupunya, tak lupa sebungkus cilung di tangan kanannya dan dua kotak susu coklat di sebelahnya. 

“Lama benel datangnya, kapan Lavin ngeljain peel kalau kayak gini. “ keluhnya menatap pintu gerbang yang belum terbuka. 

“RAVIIIIIIIIINNNNN PR KAMU KERJAINNN DULUUUU !! “ teriak wanita cantik dari dalam mansion mengenakan daster andalannya. 

“Kan udah di panggil lagi…  lama kali Jeli dogel nih datang ! “ rutuk Ravin kesal. Lalu ia memalingkan wajahnya ke belakang. 

“” SEBENTAL MOMMMYYYY !! JELINYA BELUM DATANG !! “ balas Ravin teriak karena posisinya sangat jauh dari jangkauan sang mommy. 

“Jangan tunggu Jelita ! Kerjain dulu punyamu ! “ tegas Mommy Cherry setelah dirinya sampai di dekat sang putra. 

“Kelja kelompok mommy ! Kalau kelja sendili itu namanya kelja plibadi ! “ sewotnya. 

“Hehhh.. kamu nggak bilang mommy ya kalau itu kerja kelompok, “

“Mommy aja nggak nanya.. “

“Ra—

Tin ! Tin ! Terdengar klakson mobil di luar, Ravin yang mendengar itu berdiri begitu juga dengan sepasang kucing di depannya. 

“ Cika ! Majikan mu pulang ! Susul sana ! “ titah Ravin. 

Seolah mengerti apa yang diucapkan Ravin, Cika mengeong berlari mendekati mobil yang sudah terparkir di halaman mansion. 

Seorang pria paruh baya keluar menggendong bocah perempuan yang tertidur. Ravin yang melihat itu mengira sepupunya pingsan sehingga dirinya berteriak heboh. 

“Jeliiii !! Jeliii pingsannnn !! “ teriaknya heboh. 

“Stttt ! Sepupumu tidur, jangan teriak ! “ tegur Papa Cleon. 

“ooo tidul dikila pingsan… “ ucapnya lirih. 

“Sana kerjain dulu pr kamu, nanti kalau Jeli bangun kamu ajakin kerjakan tugas ! “ ujar Mommy Cherry lagi. 

Ravin tampak memikirkan sesuatu, lalu ia mengangguk membawa bungkus cilungnya yang masih tersisa. 

“Jajananmu habisin dulu ! Jangan makan di kamar, besemutttt ! “ teriak Mommy Cherry saat putranya berlari membawa bungkus jajanan cilung. 

“Ihhh anak itu ! Gemes kali mau ku cium sampai benyek… bolehkan ya ? Kan anak sendiri, bukan anak orang “ seru Mommy Cherry. 

Sedangkan di dalam kamar, Ravin membongkar isi tas sekolahnya yang berwarna kuning. Jangan lupa Ravin adalah pria pecinta warna kuning. Penasaran tidak kalian dengan kamar Ravin ? Yang penasaran jangan lupa follow, like, comment and share !! 😅😅

etssssssss !! Jangan lupa dukungannya୧⌓̈⃝୨

“Buku matematika, pelajalan peltama cocok atau tidak Laya sama Lea !! “

cetek !! ( anggap suara jari yang dibunyikan) ! 

“Waaahhhh cocok !!! Pantas aja meleka aklab, memang sahabat sejati ! “ celetuk Ravin aneh. 

“Matematika pelajalan peltama, cocok apa nda Lavin cama Jeli ! “ nyanyinya menggunakan sepuluh jarinya. 

“Nda bunyi ? “ ujar Ravin bingung bahkan ia mencoba membunyikan jari-jari tangannya. 

“Ih nda bunyi, pantas aja suka libut, adu mulut telnyata kita nih nda cocok jadi sepupu. Cocok nya jadi —” 

Tiba-tiba saja jari tengah Ravin berbunyi saat Ravin tak sengaja menekan jari tengahnya. 

“Eh, masa cocok jadi musuhan… . “ ucap Ravin kaget tak percaya bahkan ia mencoba hal terbaik namun tidak berbunyi, membuat Ravin kesal sekaligus bingung dengan jari-jari tangannya. 

“Ah, sudahlah. Ngeljain peel dulu lah, habis itu kita cali Cikondang !! Semangat lima polohhhh !! “

Di kamar serba biru laut, terlihat dua bocah menggemaskan sedang menghitung menggunakan jari-jari tangan mereka masing-masing. 

“Sembilan dikali empat belapa, Tela ? “ tanya seorang bocah perempuan kepada kembarannya. 

“Kau itunglah sembilan kali nyebut empat ! “ Seru Lentera berusaha fokus dengan hitungannya, namun kembarannya itu selalu saja mengganggu konsentrasinya sehingga tiap menghitung ada saja pertanyaan yang harus dijawab cepat. 

Gabrielli mengangguk, “ Sembilan, sembilan sembilan, sembilan… . “ ucapnya polos. 

“Sudah, telus gimana lagi ? “ tanya Elli kepada kembarannya. 

“Telaaaaaaaaa !! Gimana lagi !! “ tanya Elli tak sabar bahkan ia menggoyangkan pundak kembarannya dengan brutal. 

“Eeeee liiii ooooooo…  jaaaa ngggaaaannn kaaaaauuu goooooyanggkan ppuuundaaaakkkuuuuu !! “ pekik Lentera kesal. 

Saking kesal Lentera menabok wajah kembarannya dengan kotak pensil. 

puk !!! 

“AAAAAAAAAA TELAAAAAAAAA JANAAAAAAA !! “ teriak Ellie kesakitan. 

“Telajana, Telajana !! Kau kila aku telajana kuci-kuci hutahee apaaa !! “ pekik Lentera kesal. 

“Siapa suluh kau lama jawab, aku kan nda tahu matematika !! “ balas Elli kesal. 

“Makanya jangan bodoh ?! “

Mata Elli membulat saat kembarannya mengatai dirinya bodoh. 

“Apa nda telima lagi kau ! “ sentak Lentera kesal. 

“Elll nda bodoh ya, cuma nda paham ngitung ! Nda kayak kau pelhitungan !! “ 

“KAAAAAAUUUUU !! “

“Ada apa ini ? “ tanya wanita cantik membawa nampan berisi dua gelas susu dan setoples cemilan. 

“Bundaaaaaaaaaaa !! “ Elli berlari menghampiri Bunda Chika membuat Lentera mendelik tak suka. “Ngadu lah tu, “ ucapnya pelan. 

“Ada apa, El ? “ 

“Bunda, Telajana bilang Elli bodoh ! “ adu Elli. 

“Kan, benel ngadu bonjet ! “ ucap Lentera, mendengar Lentera mengatainya bonjet Elli kembali mengadu. 

“Sudah, sesama saudara tidak boleh bertengkar ! “

“Telajana duluan, bunda… “ rengek Elli. 

“Iiiiiii fitnah nya dilimu !!! Selasa kolban padahal pelaku utamanya dia ! “ sindir Lentera kesal. 

“Husss, sekarang Elli minta maaf sama kakak Tera ! “

“Kenapa Telajana halus jadi kakak ? Kenapa nda Elli aja ? “ tanya Elli kesal. 

“Sudah kelual juga mana bisa masuk lagi, makanya waktu di dalam jangan nendang aku duluan kelual…  kan nyesal sekalang kau ! “

Bunda Chika dibuat pusing dengan tingkah kedua putri kembarnya itu,  hingga akhirnya ia memilih menghukum kedua putrinya. 

“Kalian berdua bunda hukum ! “

Mendengar bundanya menghukum keduanya, Lentera dan Elli langsung bermaaf-maafan, bahkan Elli kembali membuat Lentera naik darah. 

“Kauuuuuuu ! “

“Elliiiiiii !”

“Ya bundaaaaa, nda kok cuma belcandaaaaa !! “ jawab Elli takut saat bundanya menatap tajam dirinya. 

“Kerjakan tugas kalian, jangan berantem !! “

“Siap bunda cantik ! “ sahut keduanya kompak. 

*

*

*

*

*

*

Di mansion Raymond, Ravin baru saja menyelesaikan tugasnya kini ia membawa buku tugas serta pensil ke kamar Jelita untuk melihat sepupunya sudah bangun atau belum. 

“Eh, kosong ? Kemana olangnya ? “ tanya Ravin dalam hati. 

Ravin kembali menutup pintu kamar Jelita, lalu ia berjalan menuruni anak tangga mencari keberadaan sepupunya itu. 

“Bibi pelayan, ada lihat Jeli dogel ndaa ? “ tanya Ravin kepada salah satu maid. 

“Nona Jelita ada di ruang keluarga, tuan kecil “ jawabnya. 

Ravin mengangguk, mengucap terima kasih dan pergi menghampiri Jelita. 

“Jeli dogellllll !! “

Mendengar panggilan Ravin kepada Jelita membuat semua orang menatap Ravin. 

“Jeli dogel, jeli dogel ! Enak kali mulutmu ! “ ucap Jelita kesal. Walaupun badannya masih lemas tetapi mulutnya sudah lancar membalas serangan Ravin. 

“Peelmu nda dikeljain ? “

“Aku balu pulang dah kau tagih peel ! “ ucap Jelita ketus. 

“Eeeee, besok kau sekolah ! kau mau kena hukum ? “ tanya Ravin heran. 

“Siapa bilang aku sekolah besok ? besok minggu ya, Lampin !! “ 

“Eeee minggu mananya ? Ini minggu yaaa bukan sabtu ! Salah hali kau nihhh, padahal kepala kau baik-baik aja ! Napa bisa lupa hali, “

“Masa hali minggu ini ? “ tanya Jelita bingung. 

“Iya hari ini minggu besok senin, “ sahut Papa Cleon. 

“Hali minggu ? Kalian nda sembahyang ? tanya Jelita bingung. 

“ Eeee kami sudah pagi tadi, kau doang yang belum ! “ seru Ravin. 

Jelita mengangguk dan terdiam. Hingga beberapa detik, “ Besok senin ? “

Ravin mengangguk duduk di sebelah daddy nya. Jelita mengadahkan kepalanya, mengingat hari esok. 

“iiiiii aku, tugassss upacalaaaa !!! “ teriak Jelita membuat semua orang kaget. 

“AAAAAA AKUUU JUGAAA !! “  teriak Ravin mencari teks yang harus dibaca besok saat upacara bendera. 

“Punyakuuuuuu juga Lampinnnnn !! “

...***...

Jangan lupa dukungannyaaaaˁ῁̮ˀ