🚧CERITA INI HANYA KHALAYAN OTHOR SEMATA, JANGAN MASUKKAN KE DALAM HATI. MASUKKAN SAJA KE DALAM ❤(+) FAVORIT🚧
Dipertemukan dengan CEO galak beserta dengan putrinya yang selalu mengganggu membuat hidupku jungkir balik.
Suatu hari bocah itu memanggilku dengan sebutan 'mommy'.
Apa yang harus kulakukan? Bagaimana caraku menghadapi CEO dingin dengan mata setajam pedang itu?
Klik 'Mulai Baca' untuk mengetahui kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kacan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RENCANA JAHAT
Seminggu berlalu, pagi ini Devan sudah berangkat ke perusahaannya. Sementara Ainsley pergi bersekolah dengan didampingi oleh Regita.
Awalnya Fara ingin ikut mendampingi dan menunggu sang anak sampai waktu pulang sekolah tiba. Namun, Devan melarangnya dengan alasan yang sama seperti saat dirinya meminta izin pergi ke taman kota bersama Ainsley.
“Huaaa, bosannya. Mau beres-beres rumah. Tapi, semua udah kinclong dibersihkan bik Sani dan dua orang ART lainnya.” Fara guling-guling di atas Ranjangnya karena merasa sangat bosan.
Tiba-tiba sebuah ide terbesit di kepalanya, wanita itu langsung bangkit berdiri dan segera mengganti baju.
***
Fara tiba di sebuah mall terbesar di kota itu, ia melangkahkan kaki dari taxi yang dinaikinya, setelah membayar sang supir, wanita itu langsung masuk dan menjelajahi isi mall.
“Pak Devan ngasih aku 30 juta sebulan, hmm sekali-kali berbelanja tidak apa kan ya?” ucap Fara seraya menatap sekeliling.
Fara berjalan menuju sebuah toko baju, ia melihat-lihat baju terusan yang sangat indah.
“Wah bagus banget, cocok nih untuk ibu.” Gumam Fara.
“Mbak, saya mau yang ini satu,” ucap Fara pada salah satu penjaga toko baju, kebetulan baju itu sesuai dengan ukuran tubuh ibunya, jadi ia tidak perlu mencari ukuran lagi.
Fara membayar baju yang ia beli dengan menggunakan kartu dari pemberian Devan, wanita itu kembali berkeliling dan membeli baju untuk ayah dan juga adiknya.
“Ibu sudah, bapak sudah, Farel sudah. Sekarang tinggal beli sesuatu untuk Ley,” gumamnya.
Wanita berusia 24 tahun itu kembali menyusuri mall, ia masuk ke salah satu toko buku, Fara mencari buku dongeng yang dilengkapi dengan gambar-gambar yang cantik.
“Nah ini bagus, buku seperti baru cocok untuk anak seumuran Ley. Aku juga mau membelikannya jepit rambut yang lucu ah.”
Fara membawa banyak paper bag belanjaan, ia masuk ke sebuah toko aksesoris. Di toko itu terdapat beberapa sekat transparan yang membatasi antara aksesoris anak-anak dengan orang dewasa.
Saat Fara masuk ke toko itu, ia salah memilih jalur dan malah masuk ke bagian aksesoris remaja-dewasa.
“Kau … orang miskin kok ada di sini?”
Fara menoleh saat mendengar suara wanita yang tak asing baginya, dan benar saja ternyata dia adalah wanita selingkuhan Bagas.
Mata Fara melirik sekilas ke arah sepasang kekasih itu dengan malas, dari banyaknya mall di kota ini kenapa ia bisa berjumpa dengan mantan kekasih sekaligus selingkuhan mantannya. Pikir Fara.
“Hei orang miskin apa kau tuli?” Kesal wanita yang bernama Ambar saat tidak dihiraukan oleh Fara.
Fara merasa muak dengan ulat bulu yang ada di sebelahnya. “Sadar diri dong, pacar kamu juga sama kayak aku, M-I-S-K-I-N!” ucap Fara dengan menekan kalimat terakhirnya, lalu pindah ke etalase aksesoris anak-anak.
“Dasar wanita miskin tidak tahu diri!” kesal Ambar dengan menghentakkan kaki.
“Sabar sayang,” ucap Bagas menenangkan sang pacar.
“Kamu membela dia? Ini semua gara-gara kamu!” Ambar berlalu pergi meninggalkan Bagas yang sedang menarik napas dengan berat.
***
Fara pulang ke rumah siang hari, mood-nya sangat berantakan karena bertemu dengan pucuk teh kering dan ulat bulu di mall tadi.
Ia melangkah dengan gontai menuju pagar bersama paper bag belanjaan yang ada di tangannya.
“Nyonya, mari saya bantu.” Satpam yang berjaga di pos dekat gerbang rumah Devan bergerak sigap.
“Ehm terima kasih. Bawa ke dalam saja ya, Pak,” ucap Fara.
Saat masuk ke dalam rumah, Fara langsung disambut dengan suara tangisan Ainsley yang begitu membahana.
“Mau mommy, mommy pergi tinggalin Ley ya? Huaaaa ….”
Fara mempercepat langkahnya saat mendengar suara tangisan anaknya, mata Fara sulit berkedip begitu sosok pria dengan wajah yang sangat dingin berdiri sambil menatapnya dengan tatapan yang luar biasa
tajam.
“Dari mana saja kau?!” tanya Devan geram, pria yang sedang menggendong Ley itu terlihat begitu menyeramkan.
Regita yang berdiri di antara mereka merasa senang.
Yesss, semoga tuan Devan marah besar. Batin Regita si serangga busuk.
Mendengar sang daddy yang berbicara membuat gadis kecil itu menolehkan kepalanya, dan saat itu pula tangisnya semakin pecah.
“Huaaaa mau syaama mommy,” teriak Ainsley berusaha turun dari gendongan daddy-nya.
Fara merasa takut. Bahkan, satpam yang membantunya itu ikut merinding melihat tatapan mata tuannya, pria dengan seragam putih hitam itu meletakkan belanjaan Fara ke atas sofa ruang utama dan melenggang pergi.
“Maafkan Mommy,” ucap Fara dengan merentangkan tangan.
Devan memberikan Ainsley pada Fara. Wanita itu memeluk tubuh Ainsley dengan sangat erat seraya mengucapkan kata maaf berulang kali.
“Pak maafkan saya,” ucap Fara lirih seraya menatap Devan dengan tatapan sendu.
Namun, Devan tidak membalas permintaan maaf dari Fara dan memilih untuk melenggang pergi naik ke lantai dua.
“Mommy tidak akan tinggalkan Ley kan?” tanya gadis kecil itu dengan tersedu-sedu.
“Tidak sayang, Mommy tidak akan meninggalkan Ley.”
“Ta … tapi tadi, tadi nanny bilang mommy mau pergi ninggalin Ley,” ucap Ainsley.
Fara mengalihkan pandangannya ke pada Regita. Namun, belum sempat Fara mengatakan apa pun, nanny itu sudah terlebih dahulu menggelengkan kepala.
“Saya tidak ada bicara begitu, Nyonya,” sanggah Regita dengan suara yang terdengar sangat lembut.
Fara hanya bisa menarik napas kasar, ia tidak ada tenaga untuk berdebat. Ia memilih untuk
menenangkan sang anak dan ikut naik ke lantai dua.
Sesampainya di kamar Ainsley, Fara menurunkan sang anak di atas ranjang dengan perlahan.
“Ley, maafkan Mommy,” ucap Fara merasa bersedih.
Ainsley benar-benar takut kehilangan sosok mommy seperti Fara, gadis kecil itu terus memeluk tubuh Fara dengan erat.
Fara menjatuhkan banyak kecupan di kepala serta wajah putri sambungnya, napas Ainsley terdengar teratur yang menandakan jika gadis kecil itu sudah tertidur.
“Ya ampun, bahkan Ley belum menggangti pakaian sekolahnya. Maafkan Mommy, Nak.”
Di ruangan lain, Devan sedang dilanda rasa resah yang teramat besar, pria itu terlihat sangat kacau dan berulang kali menyugar rambut ke belakang dengan kasar.
“Baru sebentar, tapi Ley sudah sangat lengket dengan wanita itu, bagaimana cara aku memisahkannya dari wanita itu nanti?” Devan memijit keningnya yang terasa pusing.
Awalnya Devan kembali ke rumah untuk mengambil ponselnya yang tertinggal di dalam lemari bajunya. Tidak ada satu orang pun yang diizinkannya untuk membuka lemari baju miliknya, itu lah sebabnya ia pulang ke rumah.
Namun, saat tiba di kediamannya ia sudah disambut dengan wajah sedih Ainsley yang begitu membuatnya marah. Ditambah Fara yang pergi entah ke mana.
Fara dan Devan tengah merasakan kegelisahan yang sama di ruangan yang berbeda.
Di kamar mandi khusus pekerja, Regita sudah menyiapkan serbuk yang akan ia bubuhkan di minuman tuannya.
“Ini kesempatan emas bagiku, tuan dan Fara sedang bertengkar. Pasti tuan butuh ketenangan, aku akan melakukan rencana ini nanti malam dan berlagak seperti korban,” ucap Regita bermonolog, senyuman licik tersungging di bibirnya.
Bersambung ….
Waduh serangga busuk berulah.
kalau gak aku demo pakai like kamu thorrr!! 😭😭😭😭
nanti Mak beti marah🤣🤣🤣😆😆😆
astaga... semoga hari author Senin selalu...😭😭😭
jadinya burung hantu....😆😆😆
selamat membatin mommy...🤣🤣😆😆
Fara hamil anak kandung'mu...
bahahakkkk 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
cepat... cepat...
takut'y klo lambat kenapa² tar keguguran....
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
kita liat apakah Devan cembuluu....