NovelToon NovelToon
Maaf, Tidak Mengharap Cinta Lagi

Maaf, Tidak Mengharap Cinta Lagi

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir / Putri asli/palsu / Balas dendam pengganti / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: KOHAPU

Tiffany, tiba-tiba dijemput oleh kedua orang tua kandungnya. Berharap ini awal kebahagiaan darinya, dimana gadis miskin yang ternyata anak dari keluarga kaya.

Namun tidak, inilah awal dari neraka baginya. Meira yang selama ini tinggal bersama keluarganya, melakukan segala cara untuk menghancurkan Tiffany.

Membuatnya dibenci oleh keluarga kandungnya, dikhianati kekasihnya. Hingga pada akhirnya, mengalami kematian, penuh kekecewaan.

"Jika dapat mengulangi waktu, aku tidak akan mengharapkan cinta kalian lagi."

***
Waktu benar-benar terulang kembali pada masa dimana dirinya baru dijemput keluarga kandungnya.

Kali ini, dirinya tidak akan mengharapkan cinta lagi.

"Kalau kamu menolakku, aku akan bunuh diri." Ucap seorang pemuda, hal yang tidak terjadi sebelum waktu terulang. Ada seseorang yang mencintainya dan mengharapkan cintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Musuh

Virgo tersenyum menghela napas segera melangkah maju."Puas?" tanyanya pada Diana yang meragukan identitas Virgo sebagai pelatih olimpiade matematika tingkat nasional.

"Ke... kenapa bisa?" Gumam Diana tidak mengerti, menatap ke arah Tiffany.

Sedangkan para siswa yang ada di aula tertegun. Bagaimana bisa Tiffany mengalahkan guru matematika?

"Ibu Dianaku yang tercantik. Pernah menonton film? Bukankah tokoh jahat selalu jenius? Dan tokoh protagonis 75% tolol? Jadi wanita jahat, murahan, sepertiku pastinya lebih pintar daripada murid kesayanganmu yang teraniaya bukan?" Tiffany tersenyum, menyentuh ujung dari rambut panjang gurunya. Kemudian menghirup aromanya.

"Ka...kamu pasti curang." Diana tertunduk, tubuhnya gemetar. Bagaikan tidak bisa kenyataan dikalahkan oleh seorang siswa. Siswa dengan citra paling buruk. Bagaimana bisa?

"Bagaimana caranya memenuhi jawaban satu papan ini dengan jalan menghafal jika aku memang curang? Lagipula soal dipilih sendiri oleh kepala sekolah. Apa Bu Diana tersayang ingin berspekulasi aku merayu kepala sekolah untuk memilihkan soal, agar aku bisa curang?" Pertanyaan dari Tiffany yang perlahan menjauhi membuat pupil mata Diana bergetar.

Kasak kusuk orang-orang mulai membicarakannya.

"Ternyata Tiffany benar-benar jenius."

"Aku menemukannya, foto dari olimpiade matematika beberapa bulan lalu di internet. Apa orang ini Tiffany?"

"Dia benar-benar juara 2 tingkat nasional."

"Tapi kenapa tidak memilih pergi ke luar negeri mewakili negara?"

"Kalau tau begini, jika ada kompetisi matematika berikutnya kita bisa mengandalkan Tiffany."

"Jika diperhatikan bukankah Tiffany keren?"

"Tapi bukankah Meira yang ikut menuduh Tiffany mencontek? Entah siapa yang salah sebenarnya."

Ada beberapa orang yang mulai menyukai Tiffany. Hal yang membuat Meira menghela napas kasar, tidak dapat membiarkan semua ini.

Dengan cepat turun ke podium, terlihat cemas mendekati Tiffany."Aku tidak menyangka kakak mengintip aktivitas belajarku dengan guru les, aku bahkan beberapa kali mengajari kakak. Kakak benar-benar hebat, aku sebentar lagi juga akan mengikuti olimpiade Geologi. Kita dapat berlatih bersama." Kalimat darinya antusias.

Perubahan sikap yang benar-benar terlihat. Benar-benar menyebalkan adik yang satu ini, tidak ingin sedikitpun kehilangan perhatian semua orang.

"Selamat siang pak! Namaku Meira, adiknya Tiffany, aku peserta untuk olimpiade yang diadakan pihak swasta." Meira menunduk memberi hormat pada Virgo. Sudah jelas tujuannya hanya mencari perhatian.

"Aku bukan guru pembimbing untuk bidang Geologi. Jika ingin mencari perhatian, lebih baik cari guru di bidangmu." Sebuah jawaban tegas dari Virgo. Pria yang memang memiliki lidah tajam.

"Tiffany!" Panggil Virgo.

Dengan cepat Tiffany melangkah mendekat. Pria berusia paruh baya tersebut menghela napas."Lebih baik kuliah di luar negeri. Bapak yang akan mencarikan program beasiswa untukmu. Kelihatannya kamu tidak begitu diperhatikan orang tuamu." Ucapnya mengingat Meira sempat mengatakan tentang guru les. Itu artinya Tiffany tidak memilikinya?

"Kuliah? Itu artinya setahun lagi?" Gumam Tiffany mengingat saat Meira mengalami gagal ginjal.

"Sial!" Batinnya, jika menunggu registrasi, dan kelulusan maka sebelum berangkat keluarganya akan membujuk bahkan memaksanya melakukan donor ginjal untuk Meira.

Karena itu, Martin adalah pilihan yang lebih baik untuk berlindung, daripada melarikan diri ke luar negeri.

"Pak Virgo, maaf! Aku tetap tidak bisa pergi ke negara lain. Karena pacarku yang kaya akan marah. Lagipula jika dia mau, dia dapat mengirimku menghambur-hamburkan uang ke luar negeri kapanpun. Tinggal rayu, cium, dan buka pakaian." Ucap Tiffany penuh senyuman.

"Dasar!" Virgo menggeleng mengingat mantan muridnya yang memang sering bercanda."Bagaimana dengan guru itu? Kelihatannya dia belum sadar."

"Ka...kalian curang! Kalian pasti curang." Diana masih tertunduk.

"Perjanjian adalah perjanjian, anda harus meninggalkan sekolah ini. Jika tidak ingin menanggung malu." Erwin menipiskan bibir menahan tawanya.

Tiffany melirik ke arah Meira yang kembali berjalan mendekatinya. Benar-benar mencari perhatian anak ini."Kakak, kita sering belajar bersama. Setelah kakak berhasil, kenapa seolah-olah melupakanku? Apa karena aku bukan anak kandung?"

Sebuah pertanyaan tiba-tiba menggiring opini. Tapi tetap saja ada terasa janggal dan aneh. Jika Tiffany dan Meira belajar bersama, mengapa Meira tidak membela kakaknya.

Tapi segalanya tertutup air mata. Lebih tepatnya segala prasangka.

"Kakak, kita saudara bukan? Maafkan aku ikut salah menduga. Aku terprovokasi hasutan Bu Diana." Meira berusaha tersenyum, dengan airmata mengalir, bagaikan penuh rasa bersalah.

"Bukankah kamu yang pertama berkata Tiffany mencontek!?" Bentak Diana.

"A...aku meragukannya. Tapi melihat bu Diana yakin, aku menjadi ikut menyalahkan kakak. A...aku cuma..." Meira tertunduk, air matanya mengalir semakin deras, bahkan terisak.

Malaikat di sekolah ini, itulah reputasi yang berusaha dibangun oleh Meira selama ini. Tidak mungkin dirinya membiarkan semuanya hancur. Lebih baik menyalahkan dan mengorbankan semuanya pada Diana bukan?

"Meira! Jelas-jelas kamu yang mengatakannya paling pertama, hingga aku terfikirkan hal yang sama!" Bentak Diana.

Meira masih tertunduk, wajah cantik, baik hati, tidak bersalahnya membuat semua orang iba."Bu Diana memanggil nama Tiffany paling akhir, karena memang mencurigai nya mencontek bukan. A...aku tidak tau, aku takut diusir karena aku bukan anak kandung. Tapi aku juga tidak bisa membiarkan Tiffany berbuat curang. Aku sudah minta maaf pada kakakku. Karena terprovokasi oleh pengaruh buruk."

Diana tertegun membulatkan matanya. Sedikit melirik ke arah Tiffany yang tersenyum puas. Apa selama ini memang sifat Meira seperti ini?

Beberapa siswa berbisik tentang dirinya yang menuduh tanpa bukti. Bahkan memprovokasi. Air matanya mengalir, murid kesayangannya, kebanggaannya. Kenapa begitu tega menyalahkannya.

"Maaf! Pak kepala sekolah... bukankah guru yang menuduh tanpa bukti adalah contoh yang buruk. Aku menyayangi Bu Diana. Tapi yang disakitinya adalah kakakku. Bisakah..." Kalimat Meira yang terjeda sejenak.

"Bisakah apa Meira sayang?" Tanya Tiffany, tersenyum menyeringai. Jika diam saja Meira akan dianggap berpihak pada Diana yang sudah jelas salah. Tapi jika membela Tiffany di hadapan umum, citranya sebagai adik baik yang teraniaya akan kembali.

Meira menelan ludah membulatkan tekadnya. Setelah ini dirinya akan mencari cara lain untuk menyingkirkan Tiffany.

"Bu Diana begitu baik. Tapi jika di sekolah lain juga berbuat hal yang serupa. Bukankah lebih baik ijin mengajarnya dicabut." Kalimat yang pada akhirnya diucapkan juga olehnya. Gadis baik yang berusaha terlihat bagaikan pahlawan.

Melirik ke arah Tiffany. Kali ini memang menguntungkan untuk Tiffany. Tapi tidak akan lama.

Sedangkan Diana tertunduk menahan amarah. Begitu menyayangi Meira, tapi ini imbalannya. Rasa benci yang timbul dari orang yang setia dan mendukungnya. Hingga rela mempertaruhkan pekerjaan.

"Apa hakmu mengatakan seperti itu!?" Tiffany tertawa mendengarkan kata-kata Meira.

"Meira sayang...aku menyukai sikap Bu Diana yang kritis. Lagipula sejak kapan kita akur. Jujur saja aku selalu ingin memakan jantungmu. Anak angkat tidak tahu diri." Kalimat Tiffany yang berjalan melewati Meira, membuat Meira mengepalkan tangannya.

Tapi setidaknya pandangan semua siswa tetap tertuju pada Tiffany yang selalu menganiaya dan mengintimidasi nya.

Musuh dari musuh adalah teman. Perlahan senyuman menyungging di wajah Tiffany.

"Bu Diana, itu hanya perjanjian omong kosong. Tetaplah mengajar di tempat ini." Tiffany mendekati Diana dan berbisik."Sekarang sudah tau apa yang aku rasakan selama ini?"

Diana perlahan tersenyum, guru berusia 30an tahun itu kini mengerti dirinya berteman dengan seekor ular selama ini.

"Bu Diana akan tetap menjadi guru terbaik di sekolah ini. Karena beliau, guru yang memperhatikan perkembangan siswanya. Benar bukan Bu Diana?" Tanya Tiffany.

Benar-benar wanita jahat yang berpihak pada kejahatan. Mungkin itulah yang ada di benak mereka.

"Tiffany! Tiffany! Tiffany!" Teriak Tiara membawa lampu genggam."Tiffany keren! Aku menyukaimu!"

1
Miss Typo
jadi nangis lagi, jadi kayak kembali ke awal saat Tiffany sblm waktu terulang sakit bgt nyesek 😭
Îen
gak bisa...ini terlalu menyedihkan😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Miss Typo
itu kehidupan Tiffany sblm waktu terulang, untung Safira dikasih tau lewat mimpi atau peringatan bahwa itu itulah kelakuan kalian pada Tiffany, jadi bisa sadar kalau an jahat
Lhina Bright
iiiiiiiih napa kilas baliknya banyak banget sih bawang nya...🤧🤧😭😭😭
yesi yuniar
sedih banget
M Malik Athalla
semoga safira tahu kalo itu memang dialami tiffany sebelum waktu terulang 😭😭 dan mengingat kata" tiffany diawal kehidupan keduanya
vj'z tri
ibu itu bukan mimpi ,tetapi peristiwa sebelum Fany di lahirkan kembali dan mengulang semua 🥺🥺🥹🥹
yesi yuniar
pasti dibaca dong kak 🤗
Ufi Yani
nyonyah... nyesek.. kan... itulh khdupn ke1 seorg tifanny
Ummah Intan
astaga
Cahaya yani
hahahhah emng sibtiffani mulut ny y. ampun bads super
Dianra Malakut
thor side story udhn donk, sedih bacanya,, bukn kah d bab2 sblmnya kehidupan pertama tiffany sdh d ceritakan smbil berjalannya cerita tiffany? jd mndingan lgsg cerita k karma si Meira aja udh trlalu bnyk dia bersenang-senang d bab sblmnya, masa giliran cerita tiffany senang cerita dikit
imau
yaampun😭😭😭
Dena
nangisss 😭😭😭
Indar
benar2 menyakitkan apa yg di alami dan di terima sama tiffany 😭😭 dan ingin rasanya menyantet kuntilanak Meira yg kejam itu 😠😠
Senjaa💞
thor...begitu kejamnya meira,aku harap karmanya sepadan dengan yg dialami tiffany sblm wktu terulang ....
Senjaa💞
justru ini yg ditunggu thor...kisah tragis tiffany sblm waktu terulang..lanjutkan💪💪💪
Nur Wahyuni
sedih banget sih liat tiffany... gila tu si kunti...
Kavina
Mewek Thor 😭😭😭
glade🌊
yaampunnn gile2 liat slide story nya sedih banget😭😭 gmn rasanya sendirian gk punya tempat sandaran tapi dituntut untuk selalu berkorban😭😭😭
tanpa mana: thor gimana sih cerita belom tamat kok udah di tamatin sih sedih nih aku tolong lah tor tamatin sampek tifani punyak anak tor aku nangis nih 7 hari 7 malam 8 tikungan 9 tanjakan loh kok tor tolong tor lajutin pelss /Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!