Verrint adalah seorang gadis SMA yang bertemu kembali dengan cinta pertamanya melalui reuni bernama Izan. Tetapi Verrint tidak bisa bersama karena pria yang dia sukai telah mempunyai pacar. Verrint tiba-tiba menjadi teman baik dari pacar Izan. Agar menghindari kecurigaan, Verrint pura-pura pacaran dengan sahabatanya Dewo.
Akhirnya paca Izan tau jika Verrint dan Izan saling mencintai. Pacar Izan kecelakaan lalu meninggal. Izan menghilang, Dewo dan Verrint akhirnya resmi pacaran. Tiba-tiba Izan kembali dan mengutarakan isi hatinya pada Verrint.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa Fadlilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
Siang ini lonceng di SMA Valensi telah berbunyi dan semua siswa di SMA itu pun telah berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing. Venitha hari ini terlihat sangat tergesa-gesa. Terlihat dari tingkahnya yang sejak tadi tidak sabaran menunggu Verrint yang mondar-mandir dari kelasnya ke ruang guru. Verrint terlihat sangat sibuk karena hari ini dia sedang di suruh oleh wali kelasnya mengambil buku pelajaran dari setiap kelasnya.
“Aduh… Rint, kamu lama banget sih!” ucap Venitha. “Cepetan dikit dong Rint, aku lagi buru-buru nih!” sambungnya.
“Aduh… sorry deh Ven, kamu tau sendirikan aku lagi nolongin Bu Alina.”
“Masih lama gak?”
“Kayaknya sih masih Ven, soalnya abis ini aku disuruh meriksa nilai.”
“Ya udah deh aku duluan aja yah, soalnya aku mau nganter mama.”
“Ya udah gak papa.”
Venitha kemudian pergi meninggalkan Verrint yang sedang sibuk dengan pekerjaanya menolong wali kelasnya. Verrint pun berjalan kembali ke dalam ruang guru untuk membantu wali kelasnya itu lagi.
Sejam kemudian Verrint pun keluar dari ruang guru itu. Verrint pun langsung melangkahkan kakinya menuju kantin sekolahnya. Wajah Verrint terlihat sedikit kelelahan karena pekerjaan tadi.
Di kantin ini Verrint bertemu dengan sahabatnya yaitu Dewo. Dewo pun tersenyum melihat kehadiran Verrint disana. Verrint berjalan menuju sebuah bangku yang berada di sudut kantin itu, dan di bangku itu juga telah ada Dewo yang sedang menikmati semangkuk bakso yang dipesannya.
“Kamu kenapa Rint, kok keliatannya capek banget?” tanya Dewo.
“Iya nih, aku abis bantuin Bu Alina meriksa nilai anak-anak.” Jawab Verrint sambil memengang punggung lehernya sambil mematah-matahkan kepalanya yang pegal.
“Oh…. Ya udah makan sana biar gak capek lagi!” ucap Dewo.
“Nggaklah aku minum aja.” Ucap Verrint sambil berjalan menuju kantin dan membeli sebotol air mineral dan setelah itu Verrint kembali ke bangku.
“Eh Rint, bentar lagi aku mau nonton pertandingan basket sama anak-anak, kamu mau ikut gak?” ajak Dewo.
“Aduh… sebenernya aku mau, tapi sekarang aku pengen cepet-cepet pulang nih.” Jawab Verrint. “Sorry yah Wo, soalnya perasaan aku gak enak.” Sambungnya.
“Ya udah gak pa-pa.”
“Kalo gitu aku duluan yah Wo!” sahut Verrint.
“Iya-iya… hati-hati yah Rint!” ucap Dewo.
“Tenang aja lagi aku kan udah gede, he… he… he…” jawab Verrint. “Dah…” sambungnya sambil pergi maninggalkan Dewo di kantin itu.
Kamudian Verrint pun berjalan melalui koridor sekolahnya menuju gerbang sekolahnya. Keadaan Verrint yang kelelahan dan kepalanya yang sedikit pusing itu membuat Verrint berjalan sedikit oleng. Terkadang Verrint memegangi keningnya sambil berjalan.
Akhirnya Verrint keluar dari gerbang sekolahnya juga dan Verrint disambut dengan terik matahari yang sangat menyengat kulit. Baru beberapa langkah Verrint berjalan melewati gerbang sekolahnya, terdengar suara seseorang yang memanggil nama Verrint.
“Verrint…” panggil orang itu.
Verrint pun reflek membalikkan tubuhnya kearah sumber suara berasal. Kemudian Verrint melihat sesosok perempuan yang berjalan kearahnya.
“Lo Verrint kan?” tanya cewek itu ketus.
“Iya. Siapa yah?” jawab Verrint.
“Gue ceweknya Izan, elo kenal sama Izan kan?” tanya cewek itu lagi dengan nada yang sama.
“Elo Mia?” tanya Verrint.
“Gak usah banyak nanya, lo kenal gak sama Izan?” tanya cewek itu.
“Izan? Kenal, emangnya kenapa?” ucap Verrint balik bertanya.
“Jadi bener lo yang kemarin WA cowok gue?” tanya Mia.
“Maksud lo apa?”
“Alah… gak usah belaga bego deh, elo yang kemarin WA Izan pake sayang-sayangan itu kan?” ucap Mia mengulang pertanyaannya.
“Sorry, gue bener-bener gak ngerti sama apa yang lo omongin.” Ucap Verrint.
“Alah… udah deh ngaku aja, maksud lo apa sih WA cowok gue kayak gitu?” tanya Mia. “Elo mau ngerusak hubungan gue sama Izan kan?” tanyanya lagi.
“Gue gak pernah WA Izan, apa lagi pake sayang-sayangan segala.” Jawab Verrint.
“Aduuh… masih gak mau ngaku juga!” ucap Mia.
Kemudian datang seseorang dan langsung menghampiri mereka.
“Mi, lo apa-apaan?” ucap Izan yang datang tidak diduga-duga.
“Udah deh Zan, kamu jangan ikut campur!” ucap Mia.
“HEH, JAWAB DONG, JANGAN DIEM AJA!” bentak Mia.
“Mi… udah dong!” ucap Izan dengan nada setengan tinggi.
“Mi, gue bener gak pernah WA pacar lo.” Jawab Verrint.
“HEH, GUE GAK BUTA. JELAS-JELAS WANYA TUH ADA NAMA ELO-NYA.” Bentak Mia lagi. “Oh… gue tau, lo ganggu cowok gue karena lo gak punya pacar kan?” ucap Mia kemudian. “Kasian banget sih lo, gak ada yang mau sama lo.” Sambungnya.
“Sorry, Irrint punya pacar. Gue pacar Irrint.” Jawab Dewo yang tiba-tiba ada diantara mereka.
Verrint dan Izan pun terkaget-kaget mendengar ucapan Dewo barusan. Terutama Izan, dia sangat tercengang mendengar itu semua. Perasaannya dipenuhi dengan pertanyaan, apa benar Verrint berpacaran dengan Dewo? Tapi menurut keteranngan Febra dan Nunik, Verrint belum mempunyai pacar.
“Udahlah Mi ayo kita pergi, lo malu-maluin banget tau gak!” ucap Izan.
“Gak Zan, aku gak akan kemana-mana sampe dia ngaku.” Jawab Mia.
“Gue harus ngakuin apa lagi sama lo, gue kan udah bilang kalo gue gak WA Izan.” Ucap Verrint.
“Ini ada apa sih Rint?” tanya Dewo yang kebingungan.
“Gak kok Wo, ini Cuma salah paham aja.” Jawab Verrint.
“Apa lo bilang salah paham, enak banget lo ngomong…” ucapan Mia terpotong.
“Mi, cukup. Ini udah keterlaluan, meningan sekarang kita pulang!” ucap Izan kesal.
“Zan, kamu jangan potong omongan aku dong!” ucap Mia.
“Udah Rint, meningan kita aja yang pergi!” ajak Dewo.
Verrint dan Dewo pun kemudian berjalan pergi dari tempat itu.
“Heh, mau kemana lo? Mau lari dari masalah? Dasar pengecut!” Maki Mia. “Heh, harusnya lo sadar dong. Udah punya cowok tapi malah ngegodain cowok orang, dasar perek lo!” makinya lagi.
“Heh Mi, lo ngomong apaan sih?” Tanya Izan sedikit emosi.
Setelah mendengar ucapan Mia tadi, Verrint pun menghentikan langkah kaki dan berbalik arah lalu berjalan kearah Mia dan Izan. “PLAK…” tangan Verrint mengayun dan mendarat di pipi Mia.
“Lo kalo ngomong tolong dijaga dong.” Ucap Verrint.
“Kenapa lo nampar gue?” tanya Mia tidak terima.
“Pertama tamparan itu untuk fitnahan lo, kedua gue bukan pengecut dan ketiga gue bukan PEREK.” Ucap Verrint kesal. “Dan buat kamu Zan, tolong jaga cewek kamu biar gak malu-maluin diri dia sendiri.” Ucap Verrint. “Oh ya satu lagi, aku boleh tau nomor HP orang yang WA kamu itu?” sambungnya.
Kemudian Izan pun mengeluarkan ponselnya dari saku celananya dan kemudian memberitahukan Verrint nomor itu.
“Thank’s” ucap Verrint sebelum dia meninggalkan Mia dan Izan di tempat itu.
“Sialan.” Dumel Mia. “Zan, kok kamu gak belain aku sih? Aku ditampar Zan, aku ini pacar kamu.” Sambungnya.
“Salah elo sendiri.” Jawab Izan sambil kembali ke motornya.
***
