Ampun Pak!
Devan Corporation merupakan perusahaan media terkemuka di dunia dalam penyediaan informasi dan layanan elektronik untuk para profesional dan bisnis di seluruh dunia.
CEO dari perusahaan ini memiliki seorang anak perempuan berumur lima tahun, cantik dan menggemaskan. Akan tetapi, aktif nya luar biasa. Fara Indriani adalah salah satu korban kenakalan anak menggemaskan itu, eh … ralat, ia satu-satunya korban kenakalan bocah lucu itu.
Fara baru di perusahan ini. Sialnya ia selalu mendapatkan masalah yang mengancam profesi yang baru dijalaninya selama tiga bulan, dan lagi-lagi anak pak Devan adalah biangnya, seperti hari ini contohnya. Fara harus menerima hukuman dari bos tengil itu yang membuatnya terpaksa membatalkan janji dengan sang kekasih untuk pergi kencan malam ini.
-Flashback On-
Seperti biasa, setiap bulannya Fara akan memberikan laporan keuangan perusahaan ke pada Devan, CEO sekaligus pemilik perusahaan ini.
Baru saja genggam tangannya mau mengetuk pintu kaca itu. Namun, urung karena pintu yang lebih dulu sudah terbuka.
“Eh, p-pak .…”
“Kebetulan kamu ke sini, jaga anak saya sebentar. Ada urusan yang harus saya kerjakan.”
Fara terbengong melihat tingkah tidak sopan bosnya, tiba-tiba Fara merasa merinding dengan perasaan yang tidak menentu. Dirinya memandangi kepergian Devan serta sekertaris Jhon yang terlihat terburu-buru.
Ih tiba-tiba aku kok merinding ya, jangan-jangan di sini ada demit. Hiii. Batin Fara menggerakkan badan dengan gaya ala-ala merinding.
“KAKAK PIPI BOLONG!!!” teriakan anak kecil begitu nyaring, membuat Fara menutup kedua telinganya.
Melihat kedatangan anak dari bosnya membuat bahu Fara meluruh ke bawah, hatinya mengatakan bahwa hal buruk akan terjadi lagi seperti yang sudah-sudah. Dengan malas Fara membalik badan ke arah anak bosnya yang disertai senyuman aneh seperti smiling titan (senyum salah satu titan dalam anime SNK).
Fara yang malas hanya melihat anak kecil itu bermain seorang diri di dalam ruangan bosnya, bukan karena dirinya tidak menyukai anak kecil, hanya saja Fara menganggap anak ini seperti spesies yang langkah bin ajaib karena di usia yang masih kecil, anak bosnya suka sekali bermain dengan pulpen dan membaca buku seputar bisnis.
Anak sama bapaknya sama aja, sama-sama aneh … ehm ibu nya aneh juga gak ya?! gumam Fara yang jiwa keponya meronta-ronta.
Ia yang masih larut dalam pemikirannya dikejutkan dengan sebuah tangan mungil yang menarik rok yang dirinya kenakan.
“Eh, anak kecil apa yang kamu lakukan?”
“Kak … Ley mau pup,” ucap Ainsley yang sudah kebelet. Bocah berusia lima tahun yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak itu menjerit sambil melompat-lompat karena merasa emasnya sudah di pucuk, sedangkan Fara dengan langkah gontai membawa Ainsley ke toilet yang ada di dalam ruangan ayah dari anak itu.
Dengan telaten Fara membukakan celana Ainsley, lalu mengangkat tubuh gembul itu dan meletakkannya di atas kloset duduk.
“Kak ….”
Fara yang tahu kalau anak berbadan gembul ini tidak bisa membersihkan dirinya sendiri, bergegas membersihkannya tanpa rasa jijik sedikit pun.
“Okey sudah beres, ayo pakai celananya.”
“No! Ley gak mau! Tadi kan Ley kentut di celana itu, jadi harus ganti celana yang lain!” tolak Ainsley dengan pipi menggembung. Membuat tawa Fara pecah seketika.
“Ha-ha-ha. Anak manis, itukan cuman kentut. Jadi celananya masih bisa dipakai. Lihat! Rok yang kakak pakai bahkan sudah terkena kentut lebih dari 10 kali. Ha-ha-ha.”
Ainsley yang kesal, keluar begitu saja dari toilet tanpa mengenakan celananya. “Ley, pakai celananya dulu ya. Ini gak kotor kok,” bujuk Fara dengan sabar.
Fara berjongkok dan mengelus pipi tembem anak bosnya, berusaha membujuk anak kecil itu agar mau memakai celananya. Usaha Fara untuk membujuk anak itu pun berhasil.
“Anak pintar,” ucap Fara mengelus kepala Ainsley.
“Yes I am.” Fara hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban anak kecil itu.
Buah memang jatuh tidak jauh dari pohonnya. Batin Fara.
Sudah dua jam Fara berada di dalam ruangan bosnya sambil menemani Ainsley yang sedang sibuk menulis sesuatu. “Astaga! Bos luknut, aku ini kerja di divisi keuangan apa jadi nanny anaknya sih, lihat saja kalau dia datang aku akan protes.” Sungutnya kesal.
Beberapa menit kemudian pintu terbuka memperlihatkan dua pria yang tampan, siapa lagi kalau bukan Devan berserta sekertarisnya, Jhon. Fara langsung berdiri dari duduknya sedangkan Ainsley berlari memeluk sang daddy.
“Kamu boleh keluar,” ucap Devan yang membuat Fara merasa kesal.
Punya bos kok gini amat ya, apa perlu aku ajarkan dia caranya mengucapkan terima kasih?
Fara berjalan menuju pintu, namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara bosnya bagai angin segar. “Gaji kamu bulan ini saya tambah 20% karena sudah menjaga anak saya,” ucap Devan dengan wajah datar.
Fara yang teramat senang membalik badan dengan senyum bahagia membuat lesung pipinya begitu terlihat. “Wah … terima kasih, Pak. Sebenarnya saya ikhlas loh jagain anak bapak. Tapi karna bapak maksa, ya sudah saya terima.”
Jhon geleng-geleng melihat Fara, sedangkan Devan tetap dalam mode wajah datarnya dan beralih pada Ainsley.
“Daddy."
“Ya?”
“Apa itu bos luknut?” tanya Ainsley dengan wajah polos.
Fara yang masih berdiri di tempat terkejut mendengar pertanyaan Ainsley, ternyata anak kecil itu mendengar dan mengingat gerutuannya. Fara memutar badannya hendak pergi, namun terhenti karena suara bosnya yang terdengar menyeramkan.
“Fara, diam di tempat!” titah Devan dengan suara marah yang tertahan.
Devan kembali bertanya pada anaknya, “Ley, kamu tahu dari mana bahasa seperti itu?”
“Dari kakak pipi bolong,” jawab Ainsley seraya menunjuk Fara. “Daddy, kata kakak pipi bolong, kakak mau protes dengan bos luknutnya, terus kakak pipi bolong sambil bergerak kayak gini,” ucap Ley dengan gaya meninju-ninju angin.
Fara yang sudah pasrah hanya bisa diam.
“Gaji kamu saya potong 50% ditambah lembur hari ini!”
Fara yang tidak terima langsung protes pada bosnya. “Kok banyak banget sih pak gaji saya yang dipotong, perasaan bonusnya aja tadi cuman 20%.”
“Kamu jangan membantah!"
“Baik, Pak. Ehmm tapikan tadi saya dapat tambahan gaji 20%, berarti potongannya jadi 30% saja kan, Pak?” tanya Fara mencoba negosiasi dengan bos dinginnya.
“Kamu mau saya pecat?”
“E-enggak pak.”
Fara yang tak bersemangat keluar dari ruangan bosnya, sebelum keluar ditatapnya Ainsley yang berada dalam gendongan bosnya itu. “Daddy …,” ucap Ley dengan lirih.
“FARA!!!”
Fara yang mendengar kemarahan bosnya langsung kabur secepat kilat.
-Flashback Off-
Waktu menunjukkan pukul sembilan malam, Fara yang tak bersemangat masih sibuk berkutat dengan komputer di depannya. Semenjak kerja di perusahaan ini, Fara jadi jarang meluangkan waktu untuk sang pacar karna dirinya yang sering dihukum dengan lembur.
Tiba-tiba terdengar suara tangisan yang mengganggu konsentrasinya, pikiran aneh mulai menyerang otak Fara ditambah kantor yang mulai sepi.
“Apa di kantor ini ada tuyulnya ya? Eh… memangnya tuyul bisa nangis?” ucap Fara bermonolog.
Karena sifat Fara yang penasaranan, ia memutuskan untuk mengikuti sumber suara tangisan itu, "Eh, kok suaranya mirip sama anak pak bos ya? Ah gak mungkin pak bos belum pulang."
Suara tangisan itu semakin jelas terdengar, Fara terkejut melihat Ainsley yang berada di dalam toilet karyawan. Hatinya terasa sakit saat melihat Ainsley yang terduduk di lantai toilet.
“Ley, “ panggil Fara dengan lirih dan langsung mendekap erat tubuh Ainsley.
“T-takut, Ley takut," kata Ley sesenggukkan.
“Kakak ada di sini, Ley jangan takut ya,” ucap Fara berusaha memberi ketenangan pada anak bosnya.
Fara menggendong Ainsley yang mulai tenang dalam pelukannya. Ia berjalan menuju ruangan pak Devan. Namun, ruangan itu kosong. “ Ke mana perginya bos galak itu?” gumam Fara.
“T-tadi daddy p-pergi dan daddy menyuruh Ley untuk menunggu di ruangan daddy. Tapi, Ley bosan. Jadi ley pergi keluar, terus ada tante-tante jahat yang ngunciin Ley di kamar mandi. Huaaaaa!” Jelas Ainsley yang kembali menangis.
Fara berusaha kembali untuk menenangkan anak bosnya, ia masuk ke dalam ruangan pak Devan bahkan ia tidak peduli jika bosnya itu marah karena dirinya yang lancang masuk tanpa izin.
Fara merebahkan tubuh Ley di atas sofa sambil mengelus kepala dan pipi anak bosnya.
Dikecupnya kedua mata yang tampak membengkak. “Kamu jangan takut lagi ya, kakak akan nungguin kamu sampai daddy datang. Kamu tidurlah, kakak tidak akan meninggalkanmu sampai kamu bangun.”
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Ristiana Wang
ku kira hantu beneran lhoo
2024-05-29
0
#ayu.kurniaa_
.
2024-01-23
0
IbuNaGara
aku mampir
2024-01-19
0