Dia terbuang, dia tak dianggap dan dia tidak pernah ada.
Alora namanya. Anak yang terbuang dan diambil oleh agen pembunuh dan di rekrut menjadi anggota sejak umur tujuh tahun.
Gadis kecil yang terbiasa melawan arus dunia hingga tumbuh besar dan ingin kembali melihat tempat asalnya.
Siapakah Alora ini?? dan hal mengejutkan apa yang ia lakukan ??
cuss baca 👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
"Aku tidak menyangka makan mangga yang dikupas asal seperti ini." Putri Syaru melihat potongan mangga yang absurb di tangannya. Biasanya ia makan mangga yang sudah di potong persegi dan makan dengan garpu tapi sekarang mereka makan dengan tangan langsung.
"Iya. Bahkan aku baru tau kalau mengupas mangga dengan cara seperti itu." Ucap Putri Warsi sambil menunjuk Lora yang sedang mengupas mangga terakhir.
Mereka makan mangga dengan senang hati dan tanpa mereka sadari hubungan persahabatan itu semakin lama semakin dekat dan erat.
"Kalian tenang saja. Sekarang ada aku di sekitar kalian, aku akan memberitahu bagaimana hidup yang menyenangkan kepada tuan putri sekalian." Lora tersenyum bangga saat mengatakan itu.
Yang lain pun tersenyum melihat ke arah Lora. Sedangkan jauh di dalam hati Lora ia merasa sakit.
Ternyata waktu berlalu begitu cepat dan waktu untuk makan siang pun datang. Meskipun makanan istana benar benar enak tapi Putri putri tidak bisa merasa nyaman saat makan, selalu ada rasa ketegangan di sana.
"Aku malas sekali makan di sana." Lora berjalan dengan bahu lesu dan tubuh sedikit bungkuk ia berjalan malas malasan.
"Tapi mau bagaimana lagi, waktu makan adalah waktu pendekatan kita dengan pangeran pangeran." Ucap Putri Kairi dengan nada yang sedikit lebih santai dari pada biasanya.
"Tapi aku takut bertemu dengan Pangeran Kiran, dia seperti ingin memakanku." Lora bergidik ngeri saat memikirkan Pangeran psikopat itu.
Yang lain hanya bisa tersenyum melihat Lora, mereka antara kasihan dan gemas melihat tingkah laku Lora.
Lora benar benar seperti anak kecil, mungkin karena ia baru tujuh belas tahun. Jadi, gadis itu belum betul betul bersikap dewasa dan juga sepertinya ia adalah anak yang suka kebebasan.
Itulah yang di pikirkan para tuan putri tentang Lora.
Mereka masuk dan sepertinya mereka sedikit terlambat karena semua pangeran telah duduk di tempat duduk masing masing dan begitu juga dengan putri Syila dan putri Sarta.
"Aku duduk samping Putri Syila." Lora langsung berjalan cepat dan duduk di tempat Putri Kairi biasa duduk. Putri putri hanya bisa geleng kepala melihat tingkah Lora.
Sedangkan Pangeran Kiran hanya menaikkan alisnya melihat Lora yang menjauh darinya. Pangeran Kiran duduk di kursi paling ujung.
"Kamu tau, tadi kami makan mangga pohon besar yang di samping kamarku." Ucap Lora berbisik pada Putri Syila.
"Benarkah? Bagaimana kalian mengambilnya? bukankah pohon itu sangat besar." Mata Putri Syila membola mendengar bisikan lora.
Tanpa sadar kaki Lora naik saat ingin bercerita, ini bukan ekting tapi memang gerakan refleks Lora, karena saat di organisasi orang orang akan berbicara dengan kaki diangkat antara sesama teman.
Tepukan dari Putri Kairi menyadarkan Kota hingga ia menurunkan kakinya.
"Tapi ini rahasia kita ya." Lalu Lora berbisik di telinga Putri Syila agar tidak terdengar oleh orang lain.
"MEMANJAT POHON??" Teriakan Putri Syila karena terkejut mendengar ucapan Lora.
Dan tentu saja yang berada di ruang makan terkejut mendengar hal itu. Haram hukumnya bagi seorang Putri memanjat pohon meskipun itu bukan aturan tertulis tapi setiap orang pasti tau akan aturan itu.
"Aish Putri." Dengan gerakan refleks Lora menepuk lengan Putri Syila.
"Putri Lora jaga batasan anda." Intrupsi dari Pangeran Darin mengagetkan semua orang.
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya
salam hangat dari author
