seorang gadis dari zaman modern, yang melakukan touring di salah satu gunung tertinggi yang ada di Indonesia. dan menyebabkan dirinya meninggal setelah berhasil menaklukkan gunung tertinggi itu.
namun, arwah yang ditarik itu, bukannya pergi kealam baka, malah melakukan perjalanan waktu ke dunia yang lampau, yang mungkin hanya ada dalam sejarah.
ia, sang gadis bernama Aryani mayora merasuki tubuh seorang ibu yang kejam, yang tega menyiksa anak kandung sendiri tanpa ampun. nama wanita itu adalah Anarawati.
lalu, bagaimana kah Kisah Aryani setelah mengambil alih jasad ibu kejam itu.?? yuk.. disimak..🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. mitra kerjasama
Tak lama mereka pun sampai di tempat di mana para kaum bangsawan dan rakyat biasa membeli pakaian. Tentu saja, tokoh yang mereka beli itu berbeda-beda, karena para bangsawan tidak ingin berbaur dengan rakyat biasa atau juga memakai pakaian sederhana yang memang hanya cocok untuk para rakyat biasa itu. Melihat tokoh pakaian yang begitu ramai, anara dan kedua anaknya memilih untuk mengamati terlebih dahulu.
Ternyata ia menemukan satu tokoh yang hanya dikunjungi oleh beberapa rakyat biasa saja, dan bisa dibilang cukup sepi dari pengunjung. Dan di sana juga tak ada para bangsawan yang datang berbelanja di tokonya. Dari luar toko Itu tampak biasa-biasa saja dan tidak ada hal yang menarik. Tapi desain dan bentukan dari toko itu Sama persis dengan tokoh-tokoh yang ada di sebelahnya.
"Ayo, sekarang kita masuk ke toko yang ada di sana. Ibu lihat toko itu tidak terlalu ramai.. Ayo sayang.." ujar anara sambil menarik kedua tangan anak kesayangannya itu. Mereka pun langsung memasuki toko tersebut, terlihat sang pemilik toko datang tergopoh-gopoh untuk menyambut kedatangan mereka.
"Selamat datang di toko pakaian saya Nona. Apakah ada yang bisa saya bantu..??" Tanya sang pemilik toko.
Anara dan kedua anaknya mengedarkan pandangannya ke sana kemari. Terlihat beberapa rancangan busana berpola biasa saja sehingga tak menarik para pelanggan untuk membelinya. Tapi anara tak langsung menuturkan hal itu.
"Terima kasih atas sambutannya nyonya. Tapi apakah boleh kami melihat-lihat terlebih dahulu." Ujar anara kepada sang pemilik toko.
Pemilik toko itu sebenarnya bermuka sayu, akibat beberapa tahun membangun usaha ini tak pernah membuahkan hasil. Bahkan sang suami hanya berprofesi sebagai petani biasa untuk memenuhi kebutuhan mereka. Palingan yang mereka tanam hanyalah beberapa sayur-sayuran yang tidak terlalu diminati oleh kaum bangsawan. Karena tentu saja pengolahannya masih sangat sederhana.
"Tentu saja Nona. Silakan dilihat-lihat." Ujar sang pemilik toko mempersilahkan anara dan kedua anaknya untuk melihat-lihat terlebih dahulu.
Raut wajah pemilik toko tak ada harapan sama sekali, seolah ia sudah pasrah Bagaimana kedepannya usaha pakaiannya ini akan berlanjut. Apakah nanti akan terus buka atau memilih untuk gulung tikar. Setelah anara melihat-lihat sebentar, tak ada yang menarik di depan mata anara. Menurutnya pola-pola dari pakaian yang dijahit itu terlalu sederhana dan tidak menarik. Anara pun kembali bertemu dengan sang pemilik toko yang menunggu mereka.
"Nyonya. Maaf sebelumnya.say..-" ucapan annara terpotong oleh sang pemilik toko.
"Tidak apa-apa nona. Hal seperti ini sudah biasa terjadi di toko saya.. jadi nona tidak perlu sungkan mengatakannya ataupun tidak berbelanja." Ujar pemilik toko itu dengan pasrah, namun wajahnya masih memancarkan raut wajah tersenyum. Anara yang melihat hal itu tentu saja merasa bahwa sang pemilik toko ini cocok dijadikan mitra kerjasama.
"Em.. sebenarnya saya ingin berbelanja nyonya. Tapi saya kurang suka dan tidak cocok dengan gaya dari rancangan busananya. Apakah pakaian-pakaian ini nyonya sendiri yang merancang dan menjahitnya..??" Tanya anara kepada sang pemilik toko. Mendengar penuturan anara sang pemilik toko pun langsung menganggukkan kepalanya mengerti.
"Benar Nona sayalah yang merancang dan juga menjahitnya. Namun Sudah beberapa tahun toko ini berdiri, Saya tidak mendapatkan penghasilan malahan lebih ke kerugian yang saya alami.." jelas sang pemilik toko dengan wajah sayu. Anara pun langsung mengerti.
"Baiklah kalau begitu nyonya saya mengerti. Tapi maukah nyonya bekerja sama dengan saya..?? Saya akan menyiapkan sketsa atau rancangan busana untuk toko nona dan hasilnya bisa kita bagi dua. Saya rasa 60% untuk Nona dan 40% untuk saya sudah lebih dari cukup." Ujar anara kepada sang pemilik toko.
Pemilik toko yang mendengar penawaran anara tentu saja ragu-ragu. Namun saat pemilik toko melihat pakaian yang dikenakan oleh anara dan keduaan anaknya itu, membuat sang pemilik toko yakin kalau anara itu pasti adalah seorang perancang busana.
"Apakah Nona bisa membuktikan ucapan nona. ? Saya sebenarnya tidak terlalu berharap banyak, tetapi setidaknya ada jalan untuk tetap mempertahankan toko ini." Ujar sang pemilik toko lagi. Anara pun tersenyum dan langsung menganggukan kepalanya.
"Tentu saja nyonya. Saya akan memberikan 5 rancangan busana untuk hari ini. Dan saya harap nyonya membuat satu buah pakaian dari masing-masing rancangan yang saya berikan. Kemudian nyonya langsung memajangnya di tempat yang terlihat oleh para pelanggan. Agar nanti ketika mereka melewati toko nyonya mereka dapat melihat pakaian itu dari luar." Usul anara langsung kepada sang pemilik toko agar bisa memperbaiki sedikit strategi pemasarannya.
Sang pemilik toko pun langsung melihat ke arah luar. Di mana Di sana orang banyak berlalu lalang, namun tak ada satupun yang masuk ke dalam tokohnya. Sementara dinding tokoh tersebut hanya setengahnya yang terbuat dari kayu kecil yang di lubang-lubangi agar orang yang di luar dapat melihat isi yang di dalam tokonya.
"Baiklah nona. Saya akan mencoba merancang pakaian itu. Kalau begitu mari kita diskusi di dalam." Ujar nyonya pemilik toko itu.
"Ajak saja para tuan muda ini masuk ke dalam Nona tidak apa-apa.." ulang sang pemilik toko lagi.
Anara pun langsung menganggukkan kepalanya, kemudian mereka semua masuk ke dalam sebuah ruang kerja milik pemilik toko pakaian ini. sementara waktu pemilik toko pakaian telah menutup toko pakaiannya terlebih dahulu.
Sesampainya mereka di ruang kerja sang pemilik toko, anara pun langsung mengeluarkan 5 buah sketsa yang masing-masing pembuatannya telah dijelaskan secara rinci di sana. Bahkan sang pemilik toko itu terkejut melihat hasil sketsa tersebut. Bajunya mungkin bermotif sederhana tapi modelnya sangat elegan dan pasti para bangsawan sangat menyukai baju-baju tersebut.
"Nona, apakah semua sketsa ini Nona yang membuat..??" Tanya sang pemilik toko kepada anara. Anara pun langsung menganggukkan kepalanya membenarkan pertanyaan yang dihaturkan oleh sang pemilik toko.
"Bener nyonya. Karena itu saya ingin nyonya menyelesaikan baju sesuai dengan rancangan yang saya buat. Dan tolong buatkan baju dalaman yang seperti ini." Ujar anara kembali mengeluarkan dua buah lembar sketsa untuk pakaian dalam wanita.
Baik itu kacamata ataupun segitiga biru. Sang pemilik toko yang melihat gambar tersebut tentu saja terkejut, pasalnya pakaian-pakaian kecil seperti ini tak pernah ada di tempat ini. Untuk pakaian dalam, bagi wanita mereka hanya melilitkan kain di bagian dada agar tak terlalu menonjolkan si gunung kembar, sementara untuk bagian dalam yang lain, mereka juga melilitkan kain yang memang dikhususkan untuk bagian dalam.
"Apa ini namanya nona..?? Kenapa tampilannya sangat aneh." Tanya sang pemilik toko. Pemilik toko itu bernama nyonya Ratna sataman.
