NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Pergi

Biarkan Aku Pergi

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai
Popularitas:277.3k
Nilai: 4.6
Nama Author: Velza

Menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia adalah idaman semua pasangan suami istri. Hal itu juga yang sangat diimpikan oleh Syarifa Hanna.

Menikah dengan pria yang juga mencintainya, Wildan Gustian. Awalnya, pernikahan keduanya berjalan sangat harmonis.

Namun, suatu hari tiba-tiba saja dia mendapat kabar bahwa sang suami yang telah mendampinginya selama dua tahun, kini menikah dengan wanita lain.

Semua harapan dan mimpi indah yang ingin dia rajut, hancur saat itu juga. Mampukah, Hanna menjalani kehidupan barunya dengan berbagi suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23. Terjebak Perjanjian

Pukul 7 malam, Hanna sudah bersiap pergi ke Cafe X yang dimaksud pria tak dikenal yang dia seret dalam dramanya untuk menolak pernikahan dengan Adnan.

"Semoga saja pria itu tidak menyulitkanku. Entah bagaimana nasibku ke depannya nanti? Yang jelas aku harus menyelesaikan masalahku malam ini dan kembali hidup dengan tenang," gumam Hanna seraya mengemudikan mobilnya.

Sesampainya di cafe yang dimaksud, Hanna pun mencari tempat duduk yang sedikit menjauh dari keramaian pelanggan lain. Dia merasa sangat tidak nyaman jika harus mengobrol hal penting di dekat orang banyak.

Sembari menunggu kedatangan pria.itu, Hanna memesan segelas jus alpukat dan seporsi cumi krispi.

"Sudah dari tadi?"

Suara bariton mengagetkan Hanna yang tengah bermain ponsel, dia lantas mendongak dan melihat siapa yang datang.

"Em, saya baru sampai. Silakan, duduk," jawab Hanna dengan kikuk.

"Sudah pesan makan dan minum?"

"Iya, baru saja pesan."

Pria itu pun mengangguk lalu memanggil pelayan cafe dan memesan minuman.

"Oh, ya, sebelumnya perkenalkan namaku Frans Adikta Putra."

"Saya Syarifa Hanna," ucap Hanna balik memperkenalkan diri.

"Jangan terlalu formal," ujar Frans dan ditanggapi senyuman tipis oleh Hanna.

Tak berselang lama pesanan mereka pun datang dan mereka menikmati makanan dan minuman.

"Sebelumnya, aku minta maaf soal kejadian tadi siang. Aku nggak bermaksud untuk menyeretmu dalam masalahku, tapi aku benar-benar bingung harus menolak keinginan mantan mertuaku kayak gimana lagi," ungkap Hanna memulai pembicaraan.

"Mantan mertua?" tanya Frans dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Iya, beliau tadi mantan mertuaku. Karena salah paham, beliau memintaku menikah dengan putra bungsunya, yang tak lain adik dari mantan suamiku."

Frans mengangguk paham, meski sebenarnya dia sudah tahu semuanya, tetapi entah kenapa mendengar sendiri dari mulut Hanna terasa lebih memuaskan perasaannya.

"Oh, begitu," balas Frans.

"Jadi, soal masalah tadi aku benar-benar minta maaf," ucap Hanna dengan tulus.

"Ya-ya, nggak masalah, tapi ...," Frans menggantung ucapannya yang mana membuat Hanna jadi penasaran dengan apa yang ingin diucapkannya.

"Kamu harus menandatangani surat perjanjian denganku," sambung Frans.

"Surat perjanjian? Maksudnya perjanjian apa?" tanya Hanna heran.

"Jadi begini, Syarifa ...,"

"Panggil Hanna saja," sela Hanna sebelum Frans melanjutkan ucapannya.

"Oh, baiklah, Hanna. Jadi begini, aku sudah memaafkanmu untuk perihal tadi siang, tapi semua itu harus ada imbalannya. Tenang saja, aku tidak meminta imbalan berupa uang atau apa pun itu. Kamu harus mau menemaniku di saat aku butuh bantuanmu, misalnya pergi ke acara pesta. Kamu harus bersedia menjadi pasanganku, intinya kapan pun aku butuh, kamu harus bersedia."

Hanna tampak keberatan dengan yang dikatakan Frans. "Apa tidak ada yang lain, selain menjadi pasanganmu?"

"Tidak ada. Karena hanya itu yang aku butuhkan saat ini, tapi terserah kamu saja. Kalau kamu menolak dan keberatan, terpaksa aku akan mengatakan yang sebenarnya pada mantan mertuamu tadi. Dan kalau kamu setuju, maka semua rahasiamu akan aman."

Hanna bingung harus menjawab apa, semua tak menguntungkannya sama sekali. Kalaupun dia aman dari rencana pernikahan dengan Adnan, tetapi dia harus terikat perjanjian dengan Frans. Pun sebaliknya, jika dia menolak maka semua rahasia akan terbongkar dan Mama Ginan pasti akan membencinya. Dilema? Ya, itulah yang sedang dia rasakan saat ini.

"Baiklah, aku terima perjanjian denganmu." Akhirnya, Hanna terpaksa menyetujui perjanjian yang ditawarkan Frans, membuat pria itu langsung tersenyum penuh arti.

"Oke, kalau begitu langsung tanda tangani surat perjanjian ini. Dan ingat, jika kamu melanggar akan ada konsekuensi yang harus kamu terima." Frans langsung menyodorkan secarik kertas yang berisi perjanjian, tanpa pikir panjang dan membaca isi surat perjanjian itu, Hanna langsung menandatanganinya.

***

Hari ini Hanna lalui penuh rasa lega dan tenang sebab masalah pernikahannya dengan Adnan tak akan pernah terjadi. Dia kembali beraktivitas seperti biasanya, bahkan wajahnya tampak lebih ceria dari sebelumnya.

"Pagi, Mbak Hanna. Berbinar banget pagi ini," sapa Widya dengan senyum menggoda.

"Pagi juga, Wid. Emang biasanya aku nggak berbinar, ya?" balas Hanna.

"Berbinar, sih, tapi kali ini lebih dari biasanya. Lagi jatuh cinta, ya?" terka Widya.

"Ngaco kamu. Jatuh cinta sama monyet? Orang tiap hari cuma kerja, mana ada waktu buat pacaran," sanggah Hanna.

"Ya 'kan kali aja, Mbak, pulang kerja nemu berondong cakep di jalan."

"Kamu pikir barang jatuh, nemu di jalan. Udah, ah, aku mau ke ruanganku," ucap Hanna kemudian berlalu meninggalkan Widya yang masih cekikikan.

Setibanya di ruang kerjanya, Hanna langsung berkutat dengan pekerjaan yang sudah menanti di depan mata. Saking fokusnya dengan komputer dan berkas, dia sampai tak tahu ada panggilan masuk di ponselnya sebab dalam mode senyap.

Hingga waktu istirahat tiba, Hanna masih saja sibuk menyelesaikan pekerjaannya.

"Permisi, Mbak Hanna," ucap Eko setelah mengetuk pintu.

Hanna mendongakkan kepalanya saat mendengar suara seseorang. "Eh, Eko. Masuk aja."

Eko berjalan menghampiri Hanna sambil membawa sebuah paperbag berukuran sedang, lalu memberikannya pada Hanna. "Saya cuma mau nganter ini, Mbak."

"Apa itu?" tanya Hanna seraya menerima paperbag itu.

"Saya nggak tahu, Mbak. Tadi ada kurir yang datang antar itu untuk Mbak Hanna," terang Eko.

"Kalau begitu saya permisi dulu, Mbak." Eko berpamitan setelah memberikan paperbag tadi dan dibalas anggukan oleh Hanna.

"Sebenarnya siapa, sih, yang kirim paket ke aku? Kenapa orangnya bisa tahu apa pun kesukaanku?" gumam Hanna.

Hanna membuka paperbag tadi yang isinya ternyata nasi lauk ayam bakar lengkap dengan minumannya, juga dengan salad buah dan satu box kecil chiffon cake.

Meskipun bingung dari siapa paket tersebut, Hanna tetap memakannnya karena memang sudah waktunya makan siang.

"Nanti sajalah aku tanya Adnan, dia 'kan sudah janji mau bantu cari tahu siapa pengirim paket ini."

***

Di sisi lain, Frans merasa sangat bahagia karena selama ini Hanna tak mengetahui bahwa dialah pengirim paket itu. Ya, selama ini yang diam-diam mengirim paket adalah Frans, tentu saja atas campur tangan adik sepupunya, yang tak lain ialah Widya.

Selama ini Widya selalu memberikan informasi perihal Hanna, dia jugalah yang selalu mematau setiap aktivitas Hanna tanpa dicurigai.

"Kerja bagus, Widya. Berkat bantuanmu, aku hisa mendapatkan apa yang aku inginkan sejak dulu, tapi tak pernah kesampaian karena kehidupanku yang belum seperti sekarang. Dan kali ini, aku akan membuktikan ketulusanku dan memperjuangkan masa depanku yang tertunda, yaitu Syarifa Hanna," ucap Frans yang sedang melakukan panggilan suara dengan Widya.

"Bang Frans tenang aja, aku akan bantu sebisaku sampai apa yang menjadi tujuanmu tercapai," ujar Widya.

"Iya, terima kasih. Terus berikan informasi sekecil apa pun tentang Hanna."

"Siap, Bang," ucap Widya.

Frans langsung mematikan panggilan suara dengan Widya setelah beberapa saat membicarakan perihal Hanna. Perlahan, tetapi pasti. Frans akan berjuang dengan keras untuk memiliki Hanna dan membahagiakan wanita pujaannya sekaligus cinta pertamanya.

1
Soraya
keren mksh karyanya thor👍
Soraya
selamat ya Hana akhirnya hamil juga
Endang Supriati
ngapain juga si hanna urusan keluarga wildan.
Endang Supriati
kanker itu seperti rambut menjalar kemana2 kamu mau sembuh nov! ganti otaknya.
Endang Supriati
si adnan hrsnya juga mati ketabrsk truck,kurang ajarrrrr ngapain sih ngabar ngabin ke Hanna.!! pki suruh besuk segala! dasar adik kakak otaknya konslet.
Endang Supriati
ucapan adalqh doa nov. itu adalah bakasan dr Allah krn sdh menghancurkan pernikahan Hanna.
ada hadisnya,pezinah dan penghancur rumah tangga org. tdk diakui sbg umat dan golongan Rasullah.
Endang Supriati
biasanya pezinah perusak rumah tangga org. kena penyakitnya kanker disekitar rahimm.
jd tdk bisa ngesex lagi bau kaya bangke jarak 10 meter aja sdh tercium baunya. krn didlm rshimnya penuh luka darah dan nanah.
Endang Supriati
yg bilang sdh maapin itu mudah! coba klu dia yg mengalami. sakit hati tahu!!
Iges Satria
/Heart//Heart//Heart//Heart//Good/
YuWie
bagus
Anna Wamey
kenapa harus dg perjanjian frans,,,?,,hanna minta tolong pdmu sekali,,,tp kamu meminta lebih,,,??,🤔
Iges Satria
tinggal beli rusaknya dan beli es krim, nanti dituangkan kesatuan wadah.. gampang kan Frans /Heart/
Anna Wamey
Lumayan
Nur Azizah
bagus n menarik
Sobar Ruddin
sangat bagus dan mengispirasihkan kita jgn terlalu terpuruk
Sobar Ruddin
seru lanjut
Endang Supriati
ucapan adalah doa.
Endang Supriati
memang hamil bisa dibuat dan diarur sendiri!!!
Endang Supriati
lg baru 2 thn aja udh nikah lagi. dasar aja wildan murahan
Endang Supriati
mudah2an novita engga hamil2 ternyata yg mandul si wildan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!