Siapa yang menyangka seorang Gus cucu dari pemimpin pesantren bisa melakukan kesalahan yang terbilang fatal.
Zayn tak sengaja meniduri seorang gadis yang merupakan teman adiknya. gadis yang kerap kali Zayn anggap sebagai musuhnya karna perilaku dan tindakan gadis itu.
Zayn terus memaksa akan bertanggung jawab meskipun gadis itu selalu menolaknya. rasa bersalahnya tak hilang begitu saja meski gadis itu tak mempersalahkan apa yang mereka lalu.
Lantas apakah mereka akan tetap diam atas dosa yang pernah mereka lakukan tanpa sengaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecewa dengan hasilnya
Zayn masih berdiam diri di kamar kosong selepas kepergian Alexa.
Ia semakin kesulitan berpikir, Alexa selalu mengawasi dan melarangnya untuk mengakui setiap dosanya, pengaruh Alexa benar-benar bear terhadapnya. Alexa bahkan mengancam akan kabur dan menghilang jika Zayn benar-benar nekad mengakui dosa-dosanya.
Orang tua Alexa tidak mengetahui jika Alexa dan Adam sudah mengakhiri hubungan, kedua orang tua Alexa juga seakan semakin mengabaikan keberadaan Alexa, mereka terlalu larut dalam kesedihan atas kehilangan Alisa.
Hari ini Zayn mempunyai jadwal mengajar di kampusnya, Zayn bahkan tidak sarapan hanya agar bisa ke kampus lebih awal ia ingin melihat Alexa, gadis itu benar-benar menjaga jarak darinya. Alexa mengabaikan pesan dan panggilannya. Alexa bahkan memblok seluruh media sosialnya membuat Zayn kelimpungan sendiri. Jika saja malam itu tidak terjadi, Zayn tidak akan sekacau dan merasa sebersalah ini terhadap Alexa. Zayn meyakini jika apa yang ia rasakan kepada Alexa adalah bentuk penyesalan dan rasa bersalahnya.
Saat Zayn hendak menjalankan mobilnya matanya tersita akan sebuah papper bag, yang berisikan seprai yang ia bawa dari rumah Alexa, juga sebuah jantong yang isinya kemeja yang Alexa rusak malam itu. Sekuat mungkin Zayn melupakan peristiwa itu sesiai permintaan Alexa, tapi Zayn tidak bisa, rasa bersalah itu selalu saja merajai jiwanya.
Zayn akhirnya mengambil dua tempat benda itu dan membawanya menuju rumah, Zayn meletakan semua kenangannya malam itu di dalam lemari, tanpa ia cuci terlebih dahulu.
Zayn sudah berencana akan membawa Alexa kedokter, sudah lebih dari dua minggu dari kejadian itu. Tapi nyatanya Alexa tetap menolak pertanggung jawabannya, dan Alexa tetap mengatakan jika dirinya tidak hamil.
Mobil Zayn melaju dengan kecepanan stabil, meski ia tau Alexa belum datang tapi ia akan rela menunggu Alexa di kampus hanya agar ia dapat menemui Alexa. Zayn bahkan berhenti di depan apotik hanya untuk membeli beberapa alat tes kehamilan, ia benar-benar ingin membuktikan sendiri jika Alexa memang tidak mengandung anaknya. Zayn tidak mempercayai akan apa yang Alexa katakan.
Cukup lama Zayn menunggu kedatangan Alexa hingga gadis yang tengah menempuh pendidikan di semester akhir itu kini terlihat memarkirkan mobil milikku.
"ikuti aku!" Zsyn berujar dingin, namun Alexa seolah tidak mendengaran seruan Zayn ia malah berjalan menjauh dari Zayn. Hingga Zayn harus menarik tangan Alexa, "Kau ingin membuat satu kempus gempar karna ulah seorang dosen menggeret paksa seorang mahasiswi keriangannya? Ikuti aku jangan sampai aku benar-benar menggeretmu." Zayn berjalan lebih dulu menuju ruangannya, barulah Alexa mengekori langkah Zayn dari belakang.
Zayn segera menutup dan mengunci pintu ruangannya, tandanya ia benar-benar tak ingin di ganggu oleh siapapun.
" Kenapa kau menghindari aku Alexa?" Zayn mendekat, tidak dengan Alexa yang justru malah semakin beringsut mundur.
"Tidak. Aku tidak mengindari Bapak." Alexa bahkan sudah hendak mencapai pintu tapi Zayn malah membatasi pergerakannya dengan cara mdngungkung tubuhnya. Senekad itu Zayn berlaku demikian padahal itukan tidak di perbolehkan.
"Lalu apa namanya jika kau memblok semua nomorku, kau juga membatasi interaksi kita." Zayn menatap wajah wanita yang tubuhnya ia himpit ke dinding di dekat pintu.
"Memang seharusnya seperti itukan? Lagian sejak kapan kita sedekat itu harus kabar-kabaran segala.." Alexa mendorong dada Zayn sehingga menyisakan celah di antara mereka.
Alexa membebaskan diri dan lebih dulu duduk di kursi, ia tidak ingin Zayn kembali bertindak semaunya.
Zayn memberikan sekantung tes kehamilan juga sebuah cup plastik di hadapan Alexa, "Pergi kekamar mandi! Tampung urinmu di sini dan lakukan tes." Zayn bahkan memberitahu caranya. Alexa tidak mengambil semua tes itu, Alexa hanya mengambil satu, tak ingin membuat Zayn semakin kesal akhirnya ia menurut.
Alexa terlihat gugup saat hendak melakukan tes ia takut jika hasilnya fositif.
"Cepat Alexa! Jangan menguji kesabaranku!" Alexa pergi ke kamarmandi yang tersedia di kamar mandi itu dan segera menampung urinnya di sana.
Alexa terlihat cemas dengan hasilnya, begitu juga Zayn, pria itu bahkan sudah menunggu di pintu kamar mandi. Setelah dua menit Alexsa mengangkat alat itu, secara perlahan ia menghembuskan nafas lega. Ia tidak hamil, dan Alexa keluar dengan swmangat ia harus memberikan hasil tes itu kepada Zayn.
"Kau lihat sendiri!" Alexa memberikan tes itu kedada Zayn dan lekas menuju pintu, lalu membuka kunci kemudian pergi dengan hati tengang, ia akan bebas dari Zayn yang selama ini menelornya.
Sedangkan Zayn memaku di tempatnya, mengamati hasil tes itu dengan seksama, ia kecewa akan satu garis yang muncul di sana.
Zayn merasa ada yang menghilang dari jiwanya saat ia mengetahui kenyataan Alexa tidak hamil benihnya. Ada apa ini? bukannya ia harusnya bahagia atas dosa yang ia lakukan tidah menumbuhkan makhluk baru. Tapi mengapa ia malah merasa kecewa dengan hasilnya. Zayn harus melakukan tes ulang, bisa jadi Alat itu rusak atau kadaluarsa. Tapi saat ia mencari Alexa, wanita itu sudah tidak ada di sana.
Jika Alexa tidak hamil, artinya Alexa benar-benar tidak mau ia nikahi. Tidak itu tidak boleh terjadi! Zayn sedari dulu ingin yang pertama merasakan tubuhnya adalah istrinya. Maka jika semua terjadi tidak sesuai rencana itu artinya Alexa yang sempat merasakan kenikmatan tubuhnya harus menjadi istrinya. Zayn tak ingin rugi! Enak saja Alexa, setelah puas malah menjahinya.
Zayn sudah bertekad, ia akan melakukan tes ulang. Bila perlu ia akan membawa paksa Alexa untuk ke dokter untuk melakukan usg. Entahlah Zayn berharap kejadian malam itu membuahkan hasil. Meskipun pagi ini ia harus kecewa dengan hasilnya.