Bertahan Dengan Luka

Dani menggandeng tangan Vania memasuki restoran tempat mereka janjian dengan kedua sahabatnya. Dani yang khawatir dengan kandungan sang istri, berusaha memastikan Vania aman dengan mengandeng tangannya.

"Kenapa tangan kamu dingin sekali, apa kamu tidak enak badan?" Tanya Dani yang merasakan tangan istrinya dingin.

"Tidak kak, Nia cuma sedikit gugup karena ini pertama kalinya Nia bertemu dengan istri kak Arya dan Bimo." Jawab Vania jujur.

"Tidak usah gugup seperti itu, mereka orang baik. Kakak yakin nanti kalian akan akrab." Ucap Dani menenangkan Vania.

Terlihat Bimo melambaikan tangan pada sepasang suami istri yang berjalan mendekat ke meja mereka. Kedua sahabat Dani dan para istrinya ternyata sudah sampai terlebih dahulu, terbukti mereka sudah memesan minuman sembari menunggu Dani dan Vania.

"Kebiasaan nih pak Dokter selalu telat datang kalau kita kumpul." Canda Bimo.

"Biasalah Dokter jadwalnya padat, maklum gue orang sibuk." Jawab Dani bercanda.

"Sibuk sama pasien atau sibuk sama istri di rumah." Goda Arya membuat Vania sedikit malu.

"Sibuk sama istrilah sayang, istri kak Dani cantik gini mana bisa di anggurin. Apalagi mereka masih bisa di bilang pengantin baru, seperti tidak tahu saja." Ucap Dira ikut menggoda Dani dan Vania.

Semua orang tertawa melihat Dani dan Vania yang salah tingkah akibat godaan mereka. Vania sudah memerah mukanya di goda oleh sahabat-sahabat suaminya, beruntung Bunga menolongnya agar mereka tidak menggoda mereka lagi.

"Sudah sudah, kasian istrinya kak Dani malu akibat godaan kalian. Kak Dani kenalin dong istrinya sama kita. Tega bangat nikah gak ngundang-ngundang, apa kak Dani sudah tidak punya uang untuk buat acara resepsi?"

"Sorry waktu kita nikah acaranya sederhana saja, hanya keluarga yang hadir yang penting sah secara agama dan negara. Kenalin ini istri gue Vania dia kerja di perusahan keluarga kami sebagai fashion designer." Tutur Dani.

Vania memperkenalkan diri dengan ramah dan sopan tak lupa senyuman manis ia tunjukkan berharap di terima oleh semua orang

Mereka menikmati makan malam dengan asyik, para laki-laki sibuk dengan pembahasan mereka begitu juga para perempuan. Apa yang di katakan Dani benar, Dira dan Bunga sangat baik dan menerima Vania. Terlihat sekarang mereka bertiga cocok, apalagi Vania yang seorang fashion designer membuat kedua wanita itu semakin semangat berbicara dengannya. Terlahir dari keluarga kaya raya dan menikah dengan suami yang kaya raya juga membuat Dira dan Bunga sangat menyukai fashion.

Seperti yang di katakan Bunga ibu anak satu itu selalu menjaga penampilannya agar sang suami tidak berpaling, walau sudah laku harus tetap fashionable agar suaminya tidak tergoda dengan pelakor-pelakor yang semakin merajalela dan tidak tahu malu.

Ketiganya bahkan sudah bertukar nomer ponsel agar bisa saling berkabar, Dira dan Bunga bahkan sudah merencanakan pertemuan mereka selanjutnya. Dira dan Bunga senang bisa berteman dengan Vania yang baik hati dan lugu tapi sayang nasibnya tidak sebaik hati wanita hamil itu. Vania sangat bahagia karena kini ia memiliki teman baru.

Tentu saja Dira dan Bunga sudah tahu kisah pernikahan Dani dan Vania dari suami mereka, hanya saja mereka tidak ingin membahas hal tersebut. Arya dan Bimo bahkan menyuruh istri mereka untuk dekat dengan Vania karena merasa kasihan dengan nasib wanita malang itu. Apalagi saat tahu jika Dani masih mencintai wanita lain membuat Dira semakin iba karena wanita itu sangat tahu apa yang di rasakan Vania saat ini.