Paula adalah anak seorang Count yang sudah jatuh, di ambang kebangkrutan keluarganya, dia dijodohkan untuk menikahi seorang Duke.
"Aku menikahimu agar aku dijauhkan dari para wanita yang menganggu. Tahu batasanmu!"
Setelah berkali-kali disakiti oleh ucapannya, Paula masih mau bertahan untuk menyelamatkan wajah orang tuanya hingga Mereka menghabiskan malam bersama dan Paula hamil.
"Wanita murahan sepertimu mengaku hamil anakku?"
Sampai akhir pun Paula masih saja disakiti.
Lalu bagaimana nasib Paula selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Peri Bumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Paula akhirnya terbangun dan mendapati dirinya qda di kamarnya di mansion Duke.
Wajahnya sedikit linglung mengingat kejadian semalam. Delta orang menjaga wibawanya kehilangan akal dan memaksa dirinya untuk melakukan penyatuan tubuh.
Paula bangun dan merasakan tubuhnya nyeri luar biasa. Pinggangnya bahkan seperti mati rasa. Dia membunyikan lonceng untuk memanggil pelayan.
Ann dan Leah segera masuk.
"Duchess...." panggil mereka.
Paula memasang wajah datarnya. Dia melihat ke arah jam digantung, pukul 1 siang.
"Apa Duchess butuhkan?" Leah berinisiatif bertanya karena takut melihat wajah majikannya yang sengsara.
"Saya akan menyiapkan makan terlebih dahulu." Ann pun keluar. Tadi pagi Duke berpesan kalau istrinya bangun segera beri makan bubur atau menyiapkan keperluan lainnya. Sementara Leah menemaninya untuk mengajaknya bicara, tapi Paula hanya diam saja.
Tak lama Ann masuk dengan semangkuk bubur hangat dan aneka lauk pendamping.
Paula kehilangan nafsu makannya. Lebih tepatnya kehilangan semangat hidupnya.
"Duchess harus makan." Ann terlihat khawatir.
"Orang tua Duchess pasti akan khawatir." Leah tahu, karena hubungan pasangan majikannya itu terlihat aneh. Maka dia tidak menyinggung nama Duke, melainkan menyinggung orang tua majikannya.
Mendengar nama orang tua disebut Leah, Paula kemudian memandangi wajah Leah. Masih dengan wajah datarnya. Kemudian Paula yang masih berpikir itu mengambil sendok dan memasukkan beberapa suap bubur ke mulutnya.
Ann juga menyiapkan ramuan pemulihan tenaga. Itu juga pesan Duke kepadanya.
Paula enggan meminumnya.
"Duchess harus meminumnya agar lekas pulih. Duchess harus kuat untuk menghadapi kenyataan." kata Ann mencoba menghibur.
Paula menitikkan air matanya yang membuat Ann dan Leah bingung.
Ann kemudian memeluk majikannya. Ini sebenarnya tidak sopan, tapi Ann tahu kalau orang dia layani butuh orang untuk menghiburnya.
Paula semakin terisak setelah Ann memeluknya. Setelah sedikit tenang. Paula kemudian kembali berbaring karena badannya masih pegal semua.
Ann dan Leah tahu apa yang terjadi dengan majikannya karena saat sore hari menandakan majikannya. Leah dan Ann melihat banyak tanda merah dan tanda gugatan tertinggal meski sudah hampir pudar. Tapi Ann dan Leah diam saja. Paula juga banyak memejamkan matanya karena jijik melihat tubuh telanjangnya yang seperti itu.
Untungnya Delta tak menemui Paula karena tahu Paula akan merasa kesal. Delta hanya menanyakan kabar Paula dari Ann dan Leah.
Beberapa hari berlalu dan Paula sudah bisa menerima dirinya dengan baik. Delta juga tak pernah menampakkan wajahnya di depan Paula. Jadi itu membuat Paula tenang.
Setelah melihat Paula yang semakin membaik. Barulah Delta menampakkan wajahnya. Delta tahu betul kalau wanita yang dia nikah tidak terobsesi dengannya. Terbukti di malam pertama mereka dimana Delta satu ruangan dengan Paula. Paula tidak menggoda dan nenyerangnya seperti kebanyakan wanita yang dia temui selama ini. Paula juga tidak menghamburkan uang untuk membeli pakaian atau perhiasan seperti Lady bangsawan pada umumnya. Padahal uang yang dimiliki Delta sangat melimpah.
Juga malam penyatuan tubuh mereka yang dipaksakan Delta. Paula tampak enggan dan memohon untuk tak melakukannya. Sayangnya malam itu Delta tak punya pilihan lain selain melakukannya dengan Paula. Toh kalau ada anak, Delta akan membesarkannya dan menjadikannya ahli waris.
Keesokannya Paula susah melihat Delta di meja makan bersama dengannya. Hubungan keduanya hadi canggung dan aneh. Bahkan para pelayan mansion saja merasa gugup saat keduanya terlibat di meja yang sama.
"Aku akan pergi ke rumah orang tuaku." Paula akhirnya bersuara.
"Aku mengijinkannya." Jawab Dekta sambil mengoleskan krim keju ke rotinya.
"Jangan salah paham. Aku tidak meminta ijinmu. Aku hanya memberi tahu."
Paula semakin berubah diluar kendalinya.
"Huh..." Delta tersenyum sinis. "Lakukan saja semaumu dan aku juga akan bertindak semauku seperti malam itu."
Klontang. Bunyi sendok jatuh. Paula benci di ingatkan tentang kejadian malam itu. Malam menyeramkan yang datang di hidup Paula.
Delta menatap Paula penuh dengan kemenangan.
Paula mencubit lengannya dengan sangat kencang untuk membuatnya tetap tersadar meski Ulu hatinya nyeri bukan main.
Paula bangkit berdiri dan meninggalkan Delta serta sarapannya.
"Kucing nakal!" gumam Delta sambil memasukkan rotinya dengan suapan penuh.
Masih berlanjut atau sudah tamat?? Authornya 😁😁
Udah naik 2 Kg pas sakit Turun 3 Kg,kan Ngeselin 🤦🏿
Orang Miskin hanya bisa Gigit jari kalo di Hina,jadi udah ga Aneh lagi Miskin selalu Salah di mata Hukum mana pun 😓.