Follow ig~ mazarina_asrifaris
Kesalahan satu malam yang membuat kehidupan Disya Anggita jungkir balik menata kehidupannya.
Melewati satu malam dengan kekasihnya mungkin sedikit tidak masalah dan dibilang wajar. Namun melewati satu malam bersama pria asing yang tidak dikenalinya ini konyol namanya.
Gara-gara salah masuk apartemen tetangganya Disya harus kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam dirinya. Disya syok seketika mengetahui pria tersebut?
"What! Kamu?" tentu saja keterkejutan itu hanya boleh ia ucapkan dalam hati.
"Aku akan bertanggung jawab!" ~> Daharyadika Ausky
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 32
Mobil Pak Amar baru saja ke luar dari gerbang rumah Asher. Setelah melewati obrolan yang panjang dan cukup menyita waktu itu, Amar istri dan anaknya pamit pulang. Mereka sepakat menyerahkan semua keputusan pada anak-anak nya. Sepanjang perjalanan pulang Flora terlihat murung, dan mrengut.
"Pah, Mah kenapa aku dan Sky tidak langsung menikah saja sih, sekarang tidak cinta tapi kalau sudah menikah itu lama-lama jadi suka," ujar Flora ngeyel.
"Sayang... kamu sabar dulu ya, kamu itu cantik masih banyak laki-laki di luaran sana yang mau sama kamu, mungkin jodoh kamu bukan Sky," ujar Mama Amy mencoba memberi pengertian.
"Lantas Papa tetap melanjut perjodohan ini Pah tanpa mempedulikan perasaan aku yang sudah terlibat begitu jauh," ujar Flora sendu.
"Kita bisa saja membatalkan perjodohan ini, dan lebih baik begitu bila di antara kalian berdua ada yang tidak bahagia. Kalian berdua anak-anak Papa, jadi tidak boleh saling memusuhi hanya perkara laki-laki," jelas Amar bijak.
"Tapi bagaimana kalau Disya menerima perjodohan dengan Sky? Hati aku hancur Ma?" ucapnya sedih.
"Disya itu sudah mempunyai calon dan Rayyan cukup serius, mereka juga terlihat sama-sama saling mencintai, jelas Disya pasti menolak dengan Sky," ujar Mama Amy berpendapat.
Mobil Amar sampai di halaman rumahnya cukup malam hampir jam setengah sepuluh. Terlihat di depan gerbang ada sebuah mobil yang terparkir asal namun mobil Tuannya tetap bisa masuk dengan aman.
"Pak Ujang, itu di depan mobil siapa?" tanya Amar memastikan.
"Teman Non Disya Pak!" jawab Satpam tersebut nampak bingung, sejurus kemudian menyertai ciri-ciri yang mempunyai mobil tersebut. Tentu saja Pak satpam cari aman.
"Siapa sih malam-malam bertamu tidak tahu aturan," gerutu Amar.
"Rayyan kali Pah? Tapi tadi waktu jemput Disya nggak pake mobil ini ya?" jawab Mama Amy.
"Kaya kenal, nggak asing sih," ujar Flora meneliti mobil tersebut. Mereka bertiga masuk ke dalam rumah tapi tidak menemukan Disya atau tamunya berada di ruang tamu ataupun di ruang keluarga.
___
"Keluar dari kamar saya Pak, nanti ada yang lihat bisa bahaya? Nanti di kira kita berbuat yang aneh-aneh," ujar Disya lalu turun dari ranjang meraih tangan Sky dan menariknya agar keluar.
Pria itu menurut dengan menahan senyum mengamati tangannya yang di genggam Disya.
Ceklek
"Disya, Sky!? Kalian ngapain?!" seru Mama menyorot tajam.
"Lho kalian ngapain di sini? Sky kami baru saja pulang dari rumah kamu, Ayah kamu bilang kamu sibuk? Kenapa kamu malah di kamar putri Om? Jelaskan!" bentak Amar.
"Kalian berdua-duaan di kamar?!" sarkas Flora marah.
"Kamu dek, munafik banget sok polos ternyata... parah... parah...!" Flora geleng-geleng kepala.
"Nggak, kita nggak ngapa-ngapain ini salah paham!" ujar Disya mencoba menjelaskan.
"Maaf Om Tante sebelumnya Sky minta maaf, kami berdua memang dari kamar," jawabnya santai.
"Kamu!" Disya menyorot Sky marah.
"Disya Papa kecewa sama kamu, dan kamu Sky, Om marah sama kamu. Kamu tahu Disya sudah punya calon suami?"
"Maaf Om, Sky akan bertanggung jawab," ujar Sky yakin. Pria itu bahkan santai sekali.
"Besok kalian harus menikah."
"Hah! Nggak mau, Disya nggak mau menikah dengan Sky Pah?"
"Sudah lah Sya, sebaiknya kamu nurut."
Maaf Sya belum sempat aku jelaskan keluargamu sudah salah mengartikan. Mungkin memang kita di takdirkan untuk bersama.
"Sky sebaiknya kamu pulang!" titah Amar.
"Baik Om, Tante, Sky pamit. Besok Sky kesini dengan orang tua Sky." Sky meninggalkan tempat tersebut dan berujar pergi. Pria itu melangkah lebar menuruni anak tangga.
"Tunggu Ky!" seru Amar. Sky yang sudah turun ke bawah dan hendak menarik handle pintu berhenti lalu membalikkan badannya.
"Iya Om, kenapa?"
"Om kecewa sama kamu!" Amar menatap marah Sky.
"Maaf Om, Sky bakalan tanggung jawab," jawabnya mantap tanpa ragu sedikitpun.
"Bukan itu, kenapa harus Disya? Bahkan Om menjodohkan kamu dengan Flora?" jelasnya merasa kesal sekaligus kecewa.
"Maaf Om, ini bukan kemauan Sky. Tapi garis takdir yang berbicara. Saya dan Disya memang pernah berbuat sesuatu yang melanggar agama jadi kami berniat untuk memperbaiki nya. Kami berdua pernah khilaf dan salah, jadi saya mohon Om mau merestui hubungan kami?" jelas Sky yang membuat Amar melotot sempurna. Ia kira mereka hanya bermain main saja tapi malah mendengarkan fakta yang sangat mengejutkan.
"Kamu!? Berani sekali kamu nglakuin itu sama putri Om?!"
*P*rang!!!
Itu suara dari lantai dua, sepertinya Flora mengamuk.
"Om, sepertinya di atas ada keributan?" ujar Sky cemas dan hendak melangkah kembali ke atas.
"Kamu sebaiknya pulang, biar Om menyelesaikan masalah keluarga Om sendiri."
"Kamu benar-benar membuat Om marah, siapkan semuanya Om nggak mau tahu kamu harus segera menikahi Disya?"
"Iya Om, Sky pamit dulu," ujar pria itu tenang.
Seakan alam bekerja begitu baik padanya. Semua di lancarkan tanpa harus merangkai kata yang mungkin terasa kelu untuk di ucapkan. Pria itu pulang dengan hati sedikit tenang.
Lain Sky lain pula dengan Disya gadis itu nampak menangis sesenggukan di kamarnya dengan amarah Flora yang memuncak.
Plak
Flora menampar pipi Disya hingga gadis itu tersungkur di lantai marmer. Bukan hanya itu Flora menampar beberapa kali dan menarik rambutnya. Flora benar-benar murka, Mama Amy yang kebetulan sedang di TKP pun berusaha melerai ke dua anak nya tapi Flora di luar kendali, Flora terlihat begitu marah.
"Dasar... ******! Murahan... kenapa harus Sky? Kamu punya Rayyan? Adik tidak tahu diri!" murka Flora.
"Ra! Berhenti nyakitin adik kamu, lepasin tangannya adik kamu kesakitan!" bentak Mama Amy marah. Ibu dari dua anak itu sudah berurai air mata.
"Belain terus Ma, belain. Mama sama Papa dari dulu selalu pilih kasih, lebih sayang sama Disya. Awas aja kalau sampe besok kamu menikah sama Sky gue bakalan hancurin semuanya," Flora benar-benar marah yang tiada bertepi. Gadis itu bahkan membanting apa saja yang ada di kamar Disya.
Amar yang baru selesai ngobrol dengan Sky pun langsung menuju lantai dua rumahnya dan langsung mendapat pemandangan yang begitu mencekam. Putri nya sangat marah dengan mata menyala.
"Flora hentikan!" bentak Amar marah. "Kamu ini apa-apaan, berhenti nyakitin adik kamu."
"Tapi Pah, Disya nikung aku? Papah denger sendiri kan, kemarin Disya sok menolak tapi apa? Pada kenyataannya mereka malah menghabiskan waktu berdua, sakit hati aku Pah."
"Kak Flora maafkan Disya kak, Disya tidak akan menikah dengan Sky?" ujar gadis itu terisak di pangkuan Mama Amy.
"Udah-udah cukup, kalian ini saudara. Anak Mama semuanya kenapa kalian malah bertengkar begini?" Mama Amy tak kuasa menahan tangisnya. Ibu mana yang bisa kuat melihat ke dua putrinya saling bersitegang dengan melontarkan kata-kata kasar.
"Maaf Ma, maafin Disya!" gadis itu sesenggukan, sedang Flora nampak langsung keluar dari kamar Disya dengan membanting pintu kamar.
sungguh mantap sekali 🌹🌹🌹🌹
terus lah berkarya dan sehat selalu ✌️
knp gak jd sm rayyannnn