Lingga terpaksa menjadi pasangan pengantin saat ia sedang bersembunyi di salah satu ruangan yang di jadikan ruang make up pengantin.
Lalu bagaimana nasib Lingga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Humairah_bidadarisurga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Malam ini, Diko dan Lingga langsung berkelana untuk makan malam di restaurant yang ada di hotel bintang lima ini.
Keduanya duduk saling berhadapan di salah satu meja yang telah di pesan secara khsuus juga oleh Oma Anna. Ternyata mereka memiliki asisten khusus yang akan mengantarkan kemana pun tujuan wisata mereka, dan tidak lupa, Oma Anna telah merencanakan waktu -waktu tertentu agar keinginannya cepat terwujud.
Lingga yang baru sekali ini mengunjungi Negeri Belanda begitu takjub. Mirip seperti film kartun yang mengisahkan perempuan menggunakan pakaian panjang dengan topi dan sepatu kayu. Memang ada yang seperti itu. Ralat, Lingga baru seklai ini ke luar negeri dan biasa terlihat sedikit berlebihan. Diko tidak malu jalan bersama Lingga yang terlihat masih kanak -kanak itu. Diko hanya ikut tertawa dan mengulum senyum saja sambil menatap Lingga yang begitu senang dan bahagia. Sungguh polos sekali gadis ini.
"Mas Diko udah berapa kali ke Belanda?" tanya Lingga penuh semangat sambil menikmati makanan yang langsung di hidangkan tanpa di pesan lagi. Semua sudah di atur dengan baik dan sempurna oleh Oma Anna dan asisten yang di percaya oleh Oma Anna untuk menjadi pendamping Dio dan Lingga selama berada di sana.
"Aku ... Sering banget, gak kehitung," ucap Diko jujur.
"Ummm ... Jadi udah biasa ya? Jadi gak seseru kalau baru pertama kali kayak Lingga begini," ucap Lingga masih antusias.
Lingga memotong daging steak blackpapper dengan topng keju mozarella . Rasanya sungguh enak dan dagingnya sangat berbeda seperti daging yang di jual di negerinya sendiri.
"Tetep aja seru. Karena setiap kesini, tentu dengan pengalaman yang berbeda dan urusna yang berbeda, jadi menikmatinya juga berbeda," jawab Diko jelas.
"Anggie pasti pernah kesini juga dong? Kalian pasti sudah sering tidur bersama," ucap Lingga sekenanya. Ia tidak tahu, pertanyaan itu malah memicu masalah baru bagi hubungannya.
"Ya, Anggie pernah kesini, aku ajak untuk berkenalan dengan Oma Anna. Tapi memang sejak awal, Oma Anna tidak menyukai Anggie," ucap Diko santai.
"Ohh ...." jawab Lingga yang hanya beroh -ria dengan nada kecewa.
"Tapi ... Aku beum pernah tidur bersamanya, walaupun aku berhubungan lama dengannya. Kamu wanita pertama yanga aku sentuh, Lingga," ucap Diko menegaskan.
Lingga mengulum senyum sambil menunduk dan memotong daging steaknya lalu di masukkan ek adalam mulutnya dan di kunyah pelan.
Perlahan mereka mulai membuak diri satu sama lain. Bertanya tentang masa lalu, tapi juga tidak boleh sedih dengan masa lalu ayng sudah terlewati deangan yang lain.
Lingga memang tidak peduli dan tidak mau peduli dengan masa lalu Diko. Masa lalu cukup di ingat, cukup di kenang tapi tidak untuk di ulang kembali. Bagi Lingga saat ini adalah, Diko adalah miliknya mulai detik ini dan selamanya.
"Kamu punya pacar?" tanya Diko tiba -tiba yang ingin mengetahui lebih dalam tentang Lingga.
Lingga mendongak wajahnya dan emnatap Diko dengan tatapan lekat. Pertanyaan macam apa itu, tak berkelas sekali. Terlalu datar dan to tehpoint.
"Ekhemmm ... Dulu waktu SMA punya, tapi sekarang gaak punya. Kan udah jadi milik Mas Diko," ucap Lingga terkekeh geli sendiri.
"Bisa aja godainnya," ucap Diko dengan suara pelan lalu melanjutkan makan malamnya.
Suasana nyaman di restaurant itu membuat keduanya betah berlama -lama sambil bicara dan menikmati sisa makan malam yang belum habis.