Menjadi Mempelai Pengganti

Axel dan Keisha membelalakkan mata, saling berpandangan karena mendengar suara langkah kaki yang kian mendekat.

"Kamu dengar langkah itu, pasti ada seseorang yang mau datang ke sini. Bisa jadi itu Kayla, lebih baik sekarang kamu sembunyi," titah Axel yang berbicara sambil berbisik, karena takut suara mereka akan terdengar oleh seseorang yang berada di luar.

"Bagus dong kalau itu memang benar Kak Kayla supaya dia melihat kita berdua di sini," ucap Keisha dengan wajah masa bodohnya.

"Jangan gila ya kamu Kei. Bagaimana kalau itu orang tua kamu," ujar Axel yang membuat Keisha pun tampak panik.

Saat Keisha hendak bersembunyi, semuanya sudah terlambat, karena pintu telah terbuka dan terlihat seseorang yang saat ini sudah berdiri di hadapan mereka dengan ekspresi terkejut.

"Kayla," ucap Axel.

Sedangkan Keisha hanya tersenyum puas karena apa yang ia inginkan tercapai.

"Kalian berdua benar-benar keterlaluan ya, baru saja aku tinggal sebentar, kalian sudah berada di kamar ini bersama," ucap Kayla tersenyum kecut di bibirnya, menahan perih di dadanya.

"Kay, ini tidak seperti yang kamu lihat. Tiba-tiba saja wanita ini masuk ke dalam, aku juga tidak tahu!" Bantah Axel.

"Sayang, kenapa kamu berbicara seperti itu sih. Memangnya kenapa kalau aku masuk ke dalam kamar ini, ada yang salah? Kakak tahu kan Axel ini kekasihku, api Kakak dengan seenaknya malah menikah dengannya. Sekarang aku kembali Kak, aku akan merebut Axel lagi dari Kakak," ucap Keisha yang membuat Kayla pun muak mendengarnya, karena sudah kedua kalinya Keisha mengatakan hal itu.

"Keisha bisa tidak kalau kamu itu diam!" Bentak Axel.

"Tentu saja tidak bisa, aku harus berbicara dengan Kayla," jawab Keisha.

"Sudahlah, sebaiknya kalian lanjutkan saja. Jika kalian memang mau bersama, sekarang kita katakan kepada Mama dan Papa tentang hal yang sebenarnya," ucap Kayla, lalu ia pun meraih ponselnya yang ada di atas nakas dan hendak keluar dari kamar.

Akan tetapi Axel pun menarik tangan Kayla di saat itu juga, yang membuat Keisha yang melihatnya itu pun menjadi murka. Ia yakin jika saat ini Axel memang sudah menaruh hati terhadap kakaknya itu.

"Kenapa kamu melarangnya Axel? Biarkan saja Kak Kayla mengatakan kepada orang tuaku. Bukankah itu bagus? Supaya kalian berdua segera bercerai dan kita akan segera menikah," ucap Keisha dengan enteng.

"Tidak semudah itu Keisha. Setelah apa yang kamu lakukan dengan mudahnya kamu mengatakan ingin menikah denganku. Kamu tidak berpikir bagaimana dengan kedua orang tuaku? Mereka itu sudah sangat membenci kamu, mereka tidak akan mau lagi bertemu denganmu, apalagi menyetujui hubungan kita. Kamu sendiri kan yang waktu itu memilih untuk pergi. Jika memang alasan kamu adalah Kayla yang meminta, kenapa kamu tidak memberitahuku? Kenapa kamu lebih memilih pergi? Aku jadi curiga, karena sikapmu kali ini tidak menunjukkan jika di saat itu kamu pergi benar-benar karena Kayla, karena kamu sepertinya sama sekali tidak menyukai Kakak kamu sendiri, apalagi rela berkorban untuknya. Atau jangan-jangan kamu pergi meninggalkanku karena ada pria lain, tetapi sekarang pria itu tidak berguna sehingga kamu ingin kembali lagi padaku?" Tuding Axel yang membuat Keisha merasa sangat terkejut.

Bagaimana bisa ucapan Axel itu tepat dan benar adanya, seakan dia memang sudah mengetahui hal yang sebenarnya. Akan tetapi Keisha mencoba untuk tetap tenang dan menepis semua tuduhan Axel terhadapnya.

"Kamu ini bicara apa sih Axel. Aku itu pergi benar-benar karena Kak Kayla yang memintanya. Sekarang aku kembali karena aku sudah tidak peduli lagi dengan ancaman-ancamannya, aku benar-benar ingin menikah dengan kamu. Aku yakin kok jika kedua orang tua kamu tahu alasannya, pasti mereka mau menerimaku kembali," ucap Keisha dengan pedenya.

"Apa kamu tahu Keisha. Saat ini kedua orang tuaku sudah terlanjur menyukai Kayla, mereka sudah sangat menyayangi Kayla sebagai menantunya. Mereka juga mengatakan jika tidak akan pernah mau lagi untuk melihat kamu ada di hadapan mereka," ucap Axel yang rasanya begitu sakit menembus ke jantung Keisha.

Dengan rasa kecewa dan penuh amarah, Keisha pun keluar dari kamar Kayla meninggalkan mereka berdua. Sedangkan Kayla masih tampak menahan perih di dada setelah apa yang terjadi, tetapi ia juga bingung kenapa Axel bersikap seolah membelanya.

"Kenapa kamu membelaku?" Tanya Kayla.

"Kamu tidak usah besar kepala Kayla. Aku tidak membelamu, tapi aku hanya tidak mau mencari masalah saja di dalam rumah orang tuamu," ucap Axel yang enggan mengakuinya.

"Oh seperti itu. Ya sudah kalau begitu aku mau turun lagi," ucap Kayla.

"Tunggu! Aku harap kamu tidak mengatakan kepada orang tuamu apa yang baru saja terjadi. Ini semua demi kebahagiaan kedua orang tua kita," ucap Axel.

Kayla tersenyum sinis, lalu ia pun segera saja keluar dari kamarnya. Sedangkan Axel di saat itu masih tampak kebingungan dengan apa yang baru saja ia lakukan.

"Kenapa aku membela Kayla dan aku tahu pasti perkataanku tadi sudah menyakiti hati Keisha. Seharusnya aku tidak mengatakan hal yang sebenarnya kepada Keisha, bagaimanapun juga Keisha itu kekasihku. Tapi yang aku lakukan tadi? Atau jangan-jangan aku memang sudah mulai menyukai Kayla dan tidak mempunyai rasa apapun lagi terhadap Keisha. Tidak, jangan sampai itu terjadi, aku harus ingat tujuan utamaku menikahi Kayla adalah untuk membalas dendam," gumam Axel di dalam keraguannya.

****

Karena Karina dibantu oleh Kayla memasak, sehingga makan malam kali ini lebih cepat selesai dari pada biasanya. Menunya juga beragam dan ada yang memang dimasak khusus oleh Keisha untuk keluarganya itu. Setelah semua makanan tersaji di atas meja, kini Raymond, Karina, Kayla, Axel dan Keisha pun sudah berada di ruang makan, menikmati makan malam bersama.

Semuanya tampak lahap memakan makanan tersebut. Karena Keisha dan ibunya memang sudah sangat handal memasak, sehingga sangat cocok di lidah siapapun. Axel sendiri sangat menyukai masakan-masakan yang khusus dimasak oleh istrinya tersebut, hingga ia tidak sadar jika sudah beberapa kali menambah.

"Nak Axel, sepertinya kamu sangat menyukai masakan Kayla. Pasti di rumah Kayla suka memasak makanan ini untuk kamu ya," ucap Karina.

"Iya, tentu saja Ma. Keisha ini memang sangat pintar memasak, masakannya semua enak-enak, sangat mirip dengan masakan Mama," puji Axel.

"Nak Axel bisa saja. Ya sudah lanjutkan saja makannya," ucap Karina.

"Sayang, kamu mau coba yang ini?" Tanya Axel lalu menyuapi Kayla. Kayla pun menerima saja apa yang dilakukan oleh suaminya itu.

Raymond dan Karina tersenyum dan sangat senang melihat pemandangan yang ada di depan mata mereka. Kecuali Keisha, ia sangat marah dan rasa cemburunya semakin meluap-luap melihat Axel yang dengan sengaja memanasinya.

****

Setelah makan malam berakhir, di saat itu Keisha melihat Kayla yang sedang berdiri di tepi kolam renang tampak sedang memikirkan sesuatu.

Tiba-tiba saja muncul ide jahat di dalam pikirannya, sehingga membuatnya pun tersenyum smirk lalu melangkahkan kakinya mendekati dan mendorong Kayla hingga terjebur ke dalam kolam renang tersebut.

Kayla yang tidak bisa berenang itu pun tampak kesulitan bernafas dan meminta pertolongan. Hanya karena cemburu buta, Keisha benar-benar nekat melakukan hal itu. Setelah ia melihat Kayla yang hampir saja tenggelam, Keisha pun segera saja pergi meninggalkan kakaknya itu sendirian.

Bersambung …