Warnin!!!
Akan jadi baper bacanya ya..😊😊
Ethan Albert Wijaya adalah laki-laki berwajah tampan dan dingin. Riana Dwi Puspita seorang sekretaris yang di pekerjakan jadi asisten pribadi Ehtan, anak bosnya Wijaya Kusuma.
Di samping untuk meneruskan perusahaannya, pak Wijaya juga menyelidiki pacar Ethan dan sahabatnya yang di duga punya hubungan khusus di belakang Ethan.
Mampukah Riana menaklukkan bosnya itu? Bagaimana bisa Riana menyebut Ethan adalah dispenser berjalan? Apakah mereka akan saling jatuh cinta?
Cuuus, kepoin ceritanya ya ....😉😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Ngambek
Mobil Ethan berhenti di warung tenda pinggir jalan. Seperti dulu dia pernah makan di pinggir jalan dengan Riana. Mereka keluar, kali ini makan di warung pecel ayam. Ethan ingin makan pecel ayam, meski di warung itu ada banyak menu. Salah satunya makanan sea food juga.
Tapi pengunjung lebih banyak memesan pecel ayam karena ayamnya di anggap enak dan juga sambelnya lebih mantap. Riana duduk, di susul Ethan.
Pelayan menghampiri dan menanyakan apa yang mereka pesan.
"Mua pesan apa mas?" tanya pelayan itu.
"Aku pecel ayam satu dan boleh juga gorengan sea foodnya." kata Riana.
"Samakan saja mbak." kata Ethan.
"Minumnya?"
"Es jeruk aja, dua." jawab Ethan.
"Di tunggu ya mas."
"Oke.
Riana dan Ethan menunggu makanan mereka di buat. Ethan melirik pada Riana yang sedang memainkan ponselnya. Dia melongok ke ponsel Riana yang sedang mengetik pesan, Riana menarik ponselnya agar Ethan tidak bisa melihat apa yang dia tulis di pesan singkatnya.
"Kenapa sih kepo banget?" kata Riana.
"Kamu sibuk banget rupanya. Memang tidak bisa mengobrol denganku." kata Ethan.
"Membalas pesan ini lebih penting, urusan hidup dan matiku." kata Riana.
"Memang apa isinya?" tanya Ethan penasaran.
"Sudahlah, jangan banyak tahu. Bisa gawat nanti." kata Riana ketus.
"Kamu itu, bisa ya bersikap ketus sama aku." kata Ethan.
"Bapak juga kenapa aneh hari ini?" tanya Riana.
"Aneh? Aneh kenapa? Aku ngga merasa aneh." kata Ethan lagi.
"Ck, tadi pagi. Datang jemput aku, tiba-tiba di kantor marah-marah." kata Riana.
"Kan tadi di mobil sudah aku bilang alasannya." ucap Ethan lagi.
"Itu bukan alasan, hanya sekedar cerita."
"Jadi kamu tidak mengerti?"
"Sudahlah. Malas membahas itu." ucap Riana ketus.
"Aku minta maaf sama kamu, dan juga terima kasih. Kamu ingat ucapan itu waktu di mobil? Atau jangan-jangan kamu tiba-tiba amnesia gara-gara memikirkan pesan yang kamu anggap hidup dan mati itu." kata Ethan sedikit kesal.
Riana diam, dia masih terus mengetik membalas pesan singkat entah pada siapa. Ethan jadi jengkel dan tiba-tiba dia merebut ponsel Riana. Riana pun kaget, dia merebut lagi ponselnya tapi Ethan memasukkan ponsel Riana ke dalam saku celananya.
"Pak, kembalikan ponselku!" ucap Riana.
"Kamu ingat-ingat dulu apa yang aku katakan di dalam mobil tadi." kata Ethan.
"Dih, ya udah sih. Ngga usah di bahas, lagi pula kenapa coba harus merebut ponselku. Tidak ada urusannya dengan yang tadi." kata Riana.
"Ada. Kamu jadi tidak fokus dan lupa dengan ucapanku waktu di mobil." kata Ethan dengan santai.
Riana menatap tajam pada Ethan, tapi Ethan hanya diam saja dan melihat sekeliling warung yang mulai ramai.
"Pak, please. Kembalikan ponselku." kata Riana lagi memohon.
"Ngga!"
"Bapak jangan posesif begitu dong! Memangnya bapak siapa sampai harus mengambil ponselku." gerutu Riana.
Ethan diam saja, pelayan pun datang membawa pesanan mereka. Meletakkan piring-piring berisi nasi dan pecel ayamnya, Riana mendengus kasar. Hanya menatap semua makanan itu tanpa menyentuhnya..
Ethan menoleh pada Riana, dia melihat gadis itu diam saja dengan wajah kesal.
"Cepat makan!" ucap Ethan.
"Kembalikan dulu ponselnya." kata Riana.
"Kamu bandel ya, cepat makan. Atau kamu mau aku suapin makannya?" kata Ethan.
Riana menatap kesal pada Ethan, merasa aneh juga dengan bosnya yang tiba-tiba berubah lagi. Apa karena pengaruh patah hati jadi lebih galak padanya.
Dengan perasaan dongkol, Riana pun akhirnya menurut. Dia mengambil makananya pecel ayam itu, menyuapinya dengan penuh kekesalan. Ethan memperhatikan cara makan Riana, dia tersenyum senang karena Riana makan juga.
"Nurut juga kamu." kata Ethan dengan menyindir.
"Ck, tadi di suruh makan. Sekarang pakai sindir-sindir segala. Maunya apa sih?!" ucap Riana kesal sekali dengan Ethan itu.
Jika bukan karena pesan singkat yang penting itu, dia akan tinggalkan bosnya dan langsung naik taksi pulang ke rumah. Tidak peduli lagi dengan bosnya yang aneh itu.
"Maunya kamu cepat makan, setelah itu aku antar kamu pulang. Cepat makan!" ucap Ethan lagi.
Riana diam, dia makan lagi dengan cepat tanpa henti dan tanpa minum lagi. Agar bisa pulang cepat dan segera mendapatkan ponselnya lagi.
Ethan memperhatikan cara makan Riana yang cepat itu. Dia membiarkan Riana makan dengan cepat dan lahap, dan dia tertawa sinis ketika Riana makan lalu tersedak dan batuk.
"Uhuk! Uhuk! Uhuk!"
Riana terbatuk karena makan tersedak dan batuk. Ethan menyodorkan minuman padanya agar batuknya bisa reda.
"Minum dulu." kata Ethan.
Riana menerima gelas yang di sodorkan Ethan dan meneguknya dengan cepat pula hingga hampir habis.
"Makan jangan cepat-cepat, santai aja. Memang kamu mau kemana sih makan buru-buru." kata Ethan.
"Aku di suruh makan cepat tadi!" ucap Riana ketus.
"Maksudnya cepat makan, bukan makan cepat. Kamu kok jadi lelet mikir sih lama-lama." ucap Ethan.
Riana mendengus kesal, menatap jengah dengan sikap bosnya yang mulai membuatnya benar-benar naik darah.
"Aku selesai makan!" ucap Riana.
Dia bangkit dari duduknya, meninggalkan Ethan yang masih makan pecel ayamnya. Ethan pun meninggalkan tempat makannya dan menuju kasir untuk membayar makanannya, lalu mengejar Riana yang pergi dengan cepat.
Dia mencari di mana Riana, tapi dia melihat ada motor lewat membonceng seorang gadis. Ternyata Riana menaiki ojek yang lewat di depan warung pecel ayam itu.
"Riana, tunggu!" teriak Ethan pada Riana yang menjauh motor ojeknya.
Riana tidak peduli panggilan bosnya. Ethan pun hanya menatap kepergian Riana yang kesal padanya. Dia pun tertawa kecil dan menggeleng kepala.
"Hahah! Lucu sekali dia, kenapa marah-marah dan sekarang ngambek. Pergi tanpa permisi lagi. Hahah!" ucap Ethan.
Dia pun masuk ke dalam mobilnya, membayar uang parkir lalu melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah. Dia lupa kalau ponsel Riana masih ada padanya. Hingga deringan keras dan getar di kantong celananya membuat Ethan kaget.
Ethan merogoh saku celananya dan mengambil ponsel Riana. Melihat nama siapa yang memanggilnya lalu menjawab teleponnya.
"Halo?"
"Riana! Kenapa kamu tidak jawab pesan ibu??!!"
_
_
*********************
makasih Thor 🙏
terus berkarya 👌
semangat 👌
tapi apakah Bu naimah tau ya klo suaminya menikah lagi🤔
bisa salah paham ibumu Riana🤦
terima resiko 🤦😁😁