Hei teman-teman ini karya terbaru Author, jangan lupa mampir ya..🙏
"Jangan pernah berharap dengan pernikahan ini. Kamu tahu kalau saya terpaksa menikah denganmu. Andai saja Tasya tidak kabur di hari pernikahan kami, saya tidak akan pernah mau menikah dengan kamu!"
Alfan Ezra Kavindra
"Kamu pikir saya juga mau menikah dengan kamu?! Maaf, tidak. Kalau saja Gea adik kamu tidak memohon kepada saya, saya tidak akan mau menikah dengan pria sombong seperti kamu. Saya melakukannya juga terpaksa!"
Aleandra Shazfa Atmaja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Ziah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 23
Setelah masuk kedalam Apartemen, Alea melihat Alvan langsung masuk ke kamarnya. Alea hanya bisa menghela nafas, karena bingung dengan sikap Alvan yang diam padanya.
Malam harinya, tepat pukul 11 malam Alea terbangun karena merasa haus. Saat membuka pintu kamar, samar-samar Alea mendengar suara tv. "Siapa yang menonton tv? apa mas Alvan belum tidur?" lirih Alea. Karena penasaran Alea pun berjalan menuju ruang tv dan dilihatnya Alvan tengah duduk sambil memangku laptopnya. Wajahnya tampak serius mengerjakan pekerjaan nya. Kemudian Alea berjalan mendekat ke lelaki tampan tersebut.
"Mas.."panggil Alea membuat Alvan mengangkat kepalanya menatap Alea.
"Kamu bekum tidur?" tanya Alvan datar.
"Sudah mas, aku kebangun karena haus." jawab Alea sembari menghela nafasnya pelan. Alvan kembali menjadi Alvan yang datar dan dingin padanya.
"Kok jam segini mas belum tidur? apa gak capek mengerjakan pekerjaan kantor udah jam 11 malam? mas jangan terlalu kamu paksakan, karena tubuh kamu juga butuh istirahat." ucap Alea kuatir.
"Tidak, lagian aku belum ngantuk!" saut Alvan ketus. Alea merasakan sesak di dadanya Alvan berbicara ketus kepadanya. Alea berusaha menahan air matanya yang akan terjatuh. Tapi tanpa Alea tau, Alvan sangat senang mendapat perhatian darinya dan ada perasaan hangat di hatinya yang ia rasakan.
"Mas mau kopi?" tawar Alea pada sang suami. Beberapa menit menunggu, tapi Alvan tak menjawab tawarannya. "Mas.." panggilnya lagi.
"Terserah kamu!"
"Tunggu sebentar ya, mas. Aku buatkan dulu." Alea langsung berjalan menuju dapur. Saat membuat kopi di dapur tiba-tiba saja air matanya mengalir gitu aja.
"Apa yang kamu harapkan Alea? berharap Alvan akan jatuh cinta padamu! ingat Alvan hanya menganggap kamu sebagai teman dan tidak lebih, jadi jangan pernah berharap hal yang tidak akan pernah terjadi, Alea...!" monolog Alea.
Lima menit Alea keluar dari dapur dengan membawa dua cangkir kopi dan satu toples berisi cemilan.
"Mas ini kopinya.." Alea meletakkan kopi di atas meja tepat di depan Alvan.
Kemudian Alea duduk tak jauh dari Alvan sambil menikmati kopi yang ia buat. Cukup lama Alea menemani Alvan menyelesaikan pekerjaannya sambil menonton tv.
"Mas.." panggil Alea. Alvan pun langsung menoleh ke arah Alea.
"Ada apa?!" saut Alvan.
"Mas, apa kamu marah dengan ku?" tanya Alea. Karena sedari tadi hatinya tidak tenang. Tetapi Alvan hanya diam saja. "Mas...apa mas marah dengan ku?" Alea bertanya lagi. Alvan menghentikan pekerjaannya, dan meletakkan laptopnya di atas meja. Kemudian Alvan menatap Alea begitu dalam. Sebenarnya Alvan tidak marah pada Alea hanya saja ia bingung dengan dirinya, kenapa ia begitu kesal melihat Alea dekat dengan laki-laki lain, apalagi tadi sempat di peluk. Ingin rasanya ia memukul lelaki itu.
"Mas, jika memang Alea ada salah dengan mas.. Alea minta maaf." ucap Alea. Melihat wajah Alea yang meminta maaf padanya, sungguh menggemaskan. Ingin rasanya ia mencium bibir ranum istrinya itu. Dan Merasakan lagi bibir manis istrinya.
"Ya ampun perasaan apa ini? dan jantung ini berdetak sangat kencang. Apa benar kalau aku sudah jatuh cinta padanya? tapi.. enggak mungkin aku secepat ini bisa berpaling dari Tasya.." gumam Alvan dalam hati.
Alvan perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Alea. Alea langsung menundukkan wajahnya karena malu dan gugup wajah mereka begitu dekat. Apalagi jantungnya sudah berdetak sangat kencang. Alvan menyentuh dagu Alea dan mengangkat nya. Mata mereka pun bertemu, pandangan mata mereka terus berlanjut sampai Alvan mendekatkan bibirnya ke Alea. Reflek Alea memejamkan matanya, Alvan yang melihat itu, merasa kalau Alea memberikannya ijin dan tidak menolak. Alvan pun langsung mencium bibir Alea dengan lembut.
Kemudian Alvan menjauhkan wajahnya dari istrinya. Saat melihat mata Alea masih terpejam, Alvan kembali mencium bibir Alea. Kali ini tidak sekedar mencium, ia bahkan ******* bibir manis istrinya.
"Ya ampun Alea... kenapa aku bisa langsung kecanduan dengan bibir manis kamu? Ini gila, benar-benar gila." gumam Alvan dalam hati.
Sementara Alea yang belum pernah merasakan berciuman dengan seorang lelaki sama sekali, ia bergerak kaku. Alvan yang tahu kalau ini ciuman pertama kali buat Alea, karena ia bisa merasakannya Alea begitu kaku di cium olehnya. Alvan pun mencoba menuntun Alea. Disela ciuman mereka Alvan mengambil tangan istrinya, lalu di letakkan di tengkuknya.
tetap ada. keluarga dr pihak . atau. saudara. laki2 dr mempelai wanita