NovelToon NovelToon
Uang 50 Ribu Yang Kau Sebut Upah

Uang 50 Ribu Yang Kau Sebut Upah

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Single Mom / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Keluarga / Penyesalan Suami
Popularitas:16.3k
Nilai: 5
Nama Author: Atha Diyuta

Bercita-cita menjadi seorang menantu idaman adalah harapan semua perempuan yang sudah menikah.Menganggap orangtua pasangan seprti orangtua kandung adalah hal yang sulit yang pernah dirasakan.Selalu dianggap salah dan tak berguna menjadi penyebab hancurnya sebuah kepercayaan dari diri seorang istri.Hidup jauh dari suami dan harus bertahan dengan mertua yang bermulut pedas itu adalah ujian yang sangat sulit.Mampukan Ranti bertahan dengan pernikahannya ditengah keluarga suami yang toxic?

Ikuti kisahnya dalam cerita yang akan aku tulis ini ya gais.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 1

" Dek mas pergi dulu,mas harap saat mas jauh nanti kamu sering-sering berkunjung kerumah ibu ya dek."

Ucap Wiji saat ia berpamitan pada istrinya sebelum berangkat merantau ke kota.

"Iya mas,sebenarnya berat sekali jika aku harus hidup jauh dari kamu mas.Apa lagi Arga masih kecil aku sangat butuh bantuan kamu dalam mengurus dia mas."

Wajah Ranti penuh tetesan airmata kala melepas kepergian suaminya.

Ranti dan Wiji adalah pasangan suami istri yang baru saja menikah beberapa tahun lalu.Satu tahun pernikahan mereka baru saja dikaruniai seorang anak laki-laki yang kini usianya baru menginjak 2 bulan.

Kehidupan didesa sangatlah sulit,apa lagi Wiji yang hanya lulusan SLTP sangat susah mencari pekerjaan yang mumpuni didesa.

Wiji terpaksa harus meninggalkan istri dan anaknya dikampung lantaran dia tak bisa mencukupi kebutuhan anak istrinya jika terus bekerja dikampung.

Belum lagi putranya Arga yang harus minum susu formula lantaran asi Ranti sama sekali tak keluar meskipun sudah dilakukan berbagai cara.

" Sudahlah ran,kamu ihlaskan saja suami kamu kerja merantau.Toh nanti setiap bulan kamu akan dapat transferan dari gaji Wiji." Ucap ibu mertuaku,ibunya mas Wiji .

" Iya Bu,Ranti hanya merasa berat saja jika harus berpisah dengan mas Wiji.Arga kan masih kecil Bu,dia butuh bapaknya.Ranti juga.."

"Dek,sudah jangan sedih gitu nanti mas jadi gak tenang.Mobil trevel sudah datang,mas pergi sekarang ya sayang .Kamu yang sehat dirumah,jaga Arga baik-baik nanti kalau mas udah cukup uang mas pasti akan balik.Doakan mas biar dipermudah jalannya."

" Em,mas kamu hati-hati ya.Mas gimana nanti caranya kita berkomunikasi kita sama-sama gada ponsel mas.Nanti kalau aku atau Arga kangen kamu gimana?"

Ranti dan Wiji memang tidak memiliki ponsel.Semua ponsel dijual untuk biaya persalinan dan kebutuhan saat Ranti melahirkan Arga dirumah sakit.

Arga lahir prematur dan dia terpaksa harus dirawat khusus dirumah sakit selama beberapa hari.Meskipun biaya rumah sakit gratis tapi untuk transportasi dan biaya lainnya itu tidaklah sedikit.

"Halah gitu aja ko repot ran,jangan mempersulit suami kamu yang mau cari nafkah ran.Disana kan ada mas Catur dia ada ponsel nanti dia bisa berkabar lewat ibu.Kamu jangan manja ran, suami kamu mau pergi kerja cari uang buat kamu sama anak kamu jangan banyak drama!" sentak ibu mertuaku.

Entah mengapa ibu mertua begitu menggebu meminta mas Wiji untum pergi merantau padahal dikampung sudah ada beberapa orang yang menawarkan pekerjaan pada mas Wiji.

Mas Wiji memang hanya berijazah SMP namun saat muda dulu dia sering bekerja diluar kota sebagai sopir.Pengalamanya membawa kendaraan sudah tidak bisa diragukan lagi.Akhir-akhir ini banyak yang menawarkan pekerjaan pada mas Wiji,namun entah mengapa mas Wiji memilih untuk pergi merantau.Bukan aku tidak mengizinkan atau ingin mencegah hanya saja perasaanku sedikit tidak enak saat mas Wiji memutuskan untuk pergi merantau.

Mungkin karna kami baru saja memiliki seorang bayi,atau benar kata ibu mertuaku aku terlalu manja dan banyak drama.

" Ranti kamu jangan begitu dong kasian Wiji nanti dia gakan tenang kalau kamu nangis begitu.Dulu bapak juga merantau waktu Wiji masih kecil dan ibumu baik-baik saja malah setelah beberapa bulan ibu sama Wiji nyusul bapak kekota.Kamu juga bisa melakukan hal yang sama.Nanti kan kalau Wiji udah kerja bisa cari kontrakan sendiri kamu bisa nyusul.Kamu bisa tuh kerja cuci gosok atau dagang apa ,mumpung anak kamu masih kecil jangan terlalu membebankan semuanya sama Wiji.Contoh ibu nih,ibu mandiri gak pernah nyusahin bapak."

Perkataan bapak mertuaku begitu menohok hingga keuluh hatiku.

" Sudah mas,itu sopir trevelnya udah nyamperin,kamu hati-hati ya mas.Arga tidur aku mau taruh dia dulu kekamar.Nanti kalau udah ketemu mas catur kamu telfon ibu ya mas kabarin aku.Setidaknya biar aku tenang mas,jaga kesehatan ya mas ."

" Cup

Iya sayang ,kamu juga hati-hati dirumah.Jaga diri kamu,jagain Arga maaf ya mas belum bisa bahagiakan kamu sama Arga.Doakan mas sukses biar mas bisa bahagiakan kamu sama Arga."

" Iya mas."

" Assalamualaikum, Wiji pergi dulu ya pak Bu!"

" Iya nak,yang tenang kamu ya . Jangan terlalu menghawatirkan anak istri kamu.Ada ibu tenang aja,ibu pasti bakal bantu ko."

" Iya Bu,terimakasih.Sayang kamu denger sendiri kan apa ibu bilang.Em Bu aku nitip Ranti sama Arga ya Bu."

" Iya ga,kamu hati-hati ya nak.Sudah sana ,kasian penumpang lain nungguin kamu kelamaan.Kamu mau pergi kerja bukannya mau perang militer jangan banyak drama."

" Iya Bu Assalamualaikum."

" Wa'alaikumsalam."

...****************...

POV Ranti.

Kepergian suamiku membuatku sedikit terluka.Bagaimana tidak,aku masih butuh suamiku disaat aku baru saja melahirkan anakku.Bukannya aku manja,aku baru belajar menjadi seorang ibu.Bayi diusia putraku masih rentan begadang malam,apa lagi aku melahirkan melalui proses Oprasi sesar hingga aku masih sering merasakan nyeri yang terkadang sedikit menggangguku saat beraktivitas.

" Apa Wiji sudah berangkat ran?"

Tanya ibuku saat aku pulang kerumah.

Mas Wiji memang berangkat keperantauan dari rumah orangtuanya.

Jarak rumah ku dari rumah orangtua mas Wiji tidak terlalu jauh.Kami masih satu kecamatan hanya butuh waktu kurang lebih 20 menit dari rumahku kerumah orangtua mas Wiji.

Aku pulang diantar ojek yang ibu mertuaku pesan untuk mengantarku pulang.

Hari sudah cukup sore,aku memang tidak pernah betah jika harus tidur dirumah mertuaku.Aku merasa nyaman saat tidur dirumahku sendiri,apa lagi sekarang aku dan arga sendiri jika tidur dirumah akan ada ibuku yang memanantuku mengurus Arga saat malam.

Aku pernah mendengar ibu mertuaku mengatakan kepada tetanggaku saat aku baru saja melahirkan dan tetanggaku bertanya kenapa ibu mertuaku tidak menginap dirumahku untuk menemani cucu pertamanya.

" Saya itu kalau pagi harus kepasar untuk jualan lagi pula saya cape kalau malamnya harus begadang ngrusin cucu.Belum lagi bapaknya Wiji yang gak suka kalau saya tidur terpisah dari dia.Saya juga gak suka berisik kalau malem bayi kan berisik suka nangis kalau ngompol atau haus." Ucap mertuaku kala itu.

Stelah mendengar kata-kata itu aku selalu mengingat untuk tidak merepotkan ibu mertuaku mengurus Arga apa lagi saat malam hari.

Berbeda dengan ibuku yang selalu sukarela mengurusku dan anakku,membantuku merawat anakku karna aku memang masih nol jika harus sepenuhnya mengurus anakku seorang diri tanpa bimbingan dan bantuan.

1
Dewi Payang
ibunya Ranti sangat iklas
Dewi Payang
Dasar si Wiji, masih ajaa nyalahin Ranti
LapCuk
Semangat menata dan menyongsong masa depan yang lebih baik Ran.

4 iklan meluncur
LapCuk
Sifat & sikapnya sebelas dua belas ma ibuk nya... Songong, egois.
Atha Diyuta
btul
MentariSenja
𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚔, 𝚊𝚔𝚞 𝚐𝚊𝚔 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚔𝚜𝚑 𝚐𝚒𝚏𝚝 , 𝚜𝚘𝚊𝚕𝚗𝚢𝚊 𝚙𝚘𝚒𝚗𝚝𝚗𝚢𝚊 𝚑𝚊𝚋𝚒𝚜🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Atha Diyuta: gpp ka udh mmpir aja mksh bgt
total 1 replies
MentariSenja
𝚖𝚊𝚔𝚜𝚞𝚍𝚗𝚢𝚊 𝚗𝚢𝚊𝚖𝚊𝚗 𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚔.
MentariSenja
𝚑𝚊𝚢𝚘 𝚕𝚘𝚑 𝚢𝚐 𝚙𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚛𝚊𝚑, 𝚍𝚒 𝚞𝚜𝚒𝚛 𝚔𝚊𝚙𝚘𝚔 𝚕𝚘𝚎
MentariSenja
𝚍𝚒𝚑 𝚔𝚎𝚙𝚎𝚍𝚎𝚊𝚗, 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚜𝚖 𝚕𝚘𝚎 𝚊𝚓𝚊 𝚔𝚊𝚐𝚊𝚔, 𝚋𝚘𝚛𝚘 𝚋𝚘𝚛𝚘 𝚖𝚒𝚔𝚒𝚛𝚒𝚗 𝚕𝚘𝚎, 𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐 𝚠𝚊𝚔𝚝𝚞. 𝚐𝚊𝚔 𝚊𝚍𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊
MentariSenja
𝚝𝚎𝚙𝚞𝚔 𝚝𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚋𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚐𝚊𝚔 𝚜𝚒𝚑??? 😄
MentariSenja
𝚊𝚕𝚎𝚜𝚊𝚗 𝚊𝚓𝚊 𝚕𝚘𝚎
MentariSenja
𝚙𝚎𝚌𝚊𝚝 𝚊𝚓𝚊 𝚋𝚘𝚜, 𝚋𝚒𝚊𝚛 𝚝𝚊𝚞 𝚛𝚊𝚜𝚊 𝚍𝚒𝚊, 𝚜𝚘𝚔 𝚜𝚘𝚔'𝚊𝚗 𝚜𝚒𝚑.
MentariSenja
𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚒𝚢𝚊 𝚋𝚞. 𝚔𝚕𝚘 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚠𝚊𝚛𝚊𝚜 𝚐𝚊𝚔 𝚖𝚞𝚗𝚐𝚔𝚒𝚗 𝚔𝚢 𝚐𝚒𝚝𝚞
MentariSenja
𝚊𝚜𝚝𝚊𝚐𝚊,,, 𝚔𝚕𝚘𝚙𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚒𝚋𝚞 𝚔𝚢 𝚐𝚒𝚗𝚒 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚕𝚞 𝚊𝚔𝚞 😱
MentariSenja
𝚋𝚎𝚗𝚎𝚛 𝚋𝚞
MentariSenja
𝚊𝚜𝚝𝚊𝚐𝚊 𝚊𝚍𝚊 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔 𝚐𝚒𝚗𝚒, 𝚎𝚑 𝚝𝚙 𝚋𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚜𝚒𝚑 𝚍𝚒 𝚍𝚞𝚗𝚒𝚊 𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊 😁
Gemini
semoga kamu sukses ran,doa ibu bersama mu
Gemini
sarap nih orang
Mama Khalisah
nanti sakit betulan baru kpok kmu
Mama Khalisah
enak nya klo bcra
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!