Di usia muda, Clarissa harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pengobatan ibunya. Tapi suatu hari, dia mendapat kabar jika penyakit ibunya kambuh dan harus segera dioperasi.
Dengan putus asa, gadis yang biasa dipanggil Icha itu mencoba mencari pinjaman. Tapi tidak ada satupun yang mau membantu.
Hingga akhirnya dokter Ridwan yang menangani ibunya mencoba membantunya dengan memperkenalkan Icha dengan seorang Ceo yang bernama Alex.
"Aku akan membayar biaya pengobatan ibumu dan melunasi semua hutangmu asalkan kau mau melahirkan pewaris untukku."
Akankah Icha menerima tawaran Alex? Dan bagaimana kehidupan Icha selanjutnya?
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan alur itu hanya kebetulan semata. Terimakasih dan Selamat Membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Trauma
Keesokan harinya, Alex bangun terlebih dahulu dan menyiapkan sarapan untuk Icha. Dia sudah menghubungi Leo jika hari ini dia tidak akan berangkat ke kantor karena dia ingin menjaga wanitanya. Dia akan bersantai, berdua dengan Icha. Pasti akan sangat menyenangkan. Setidaknya itu yang dipikirkan Alex.
Sarapan sudah siap, Alex memindahkannya ke piring dan membawanya ke kamar.
Cklek
Alex membuka pintu perlahan dan melihat Icha yang masih terlelap di bawah selimut tebalnya. Dia meletakkan nampan di atas nakas dan mengecek suhu tubuh Icha.
"Syukurlah, panasnya sudah turun." gumam Alex. Dia mencium bibir Icha berkali-kali untuk membangunkan wanita itu.
"Bangun baby, Ayo sarapan dulu!! Aku sudah membuat bubur untukmu."
Icha menggeliat merasa terganggu dengan perbuatan Alex. Dia membuka matanya dan tersentak karena wajah Alex yang begitu dekat dengannya. Icha beringsut mundur dan menarik selimut menutupi tubuhnya. Bayangan Alex yang begitu brutal saat melakukannya, terlintas di ingatannya. Keringat dingin menetes di pelipis bahkan tubuhnya bergetar hebat. Melihat hal itu membuat Alex bingung. Bukankah semalam Icha baik-baik saja. Tapi kenapa sekarang reaksinya seperti itu?
"Cha.." Alex meraih tangan Icha, tapi di tepis oleh wanita itu. "Kau takut padaku?" tanya Alex
Icha diam saja. Dia takut jika ia menjawab, Alex akan membentaknya dan menghukumnya lagi. Sungguh yang terjadi kemarin sangat menakutkan untuk Icha. Dia bahkan merasa sakit di sekujur tubuhnya terutama di bagian intimnya.
Alex menghela nafas panjang. Dia meraih nampan di nakas dan memberikannya pada Icha. "Makanlah!! Aku juga sudah menyiapkan obatnya. Jangan lupa di minum. Aku keluar sebentar." Alex beranjak dari tempat tidur dan memilih keluar dari kamar. Dia akan menghubungi Ridwan dan menanyakan tentang keadaan Icha yang terlihat aneh menurutnya.
Icha menatap Alex yang menghilang di balik pintu. Dia menghela nafas panjang dan melihat nampan berisi makanan di tangannya. "Apa dia yang membuat bubur ini?" gumam Icha dalam hati.
Sementara itu di dalam ruang kerja, Alex tengah berdebat dengan Ridwan mengenai diagnosa Ridwan tentang Icha. Bagaimana mungkin wanita itu mengalami trauma, sedangkan semalam dia begitu penurut. Bahkan dia berani meminta Alex untuk memeluknya sampai tertidur.
"Jangan bercanda, Wan!! Trauma apa yang dia alami sedangkan semalam dia baik-baik saja." gerutu Alex
"Apa kau lupa dengan apa yang kau lakukan padanya kemarin? Dia pasti takut kau akan melakukan hal itu lagi padanya." seru Ridwan di seberang sana.
"Jika dia takut, bagaimana aku bisa mempunyai anak?" Alex mengusap wajahnya kasar. Apa dia harus berpuasa sampai trauma Icha menghilang? Dia tidak akan sanggup menahannya. Bahkan sekarang saja dia sangat ingin menggempur wanita itu.
"Aku tadi kan bilang kemungkinan. Aku tidak bisa menyimpulkan secara pasti jika tidak memeriksanya secara langsung. Tapi mendengar cerita mu, kemungkinan dia trauma dengan apa yang kau lakukan padanya. Tapi tenang saja, ini masih awal dan kau bisa menghilangkan trauma Icha dengan membuatnya nyaman."
"Membuatnya nyaman?"
"Iya, mungkin semalam dia tidak sadar karena demam. Tapi kini dia sadar bahkan bisa mengingat dengan jelas apa yang kau lakukan padanya. Makanya dia takut padamu. Kau harus membuatnya nyaman dan yakinkan padanya jika kau tidak akan melakukannya dengan kasar lagi." terang Ridwan
"Berapa lama trauma itu akan menghilang?" tanya Alex
"Semua itu tergantung pada Icha dan seberapa keras kau bisa meyakinkan Icha. Kenapa? Kau sudah tidak sabar untuk bermain dengannya?" tanya Ridwan curiga
Tidak mendengar jawaban dari Alex membuat Ridwan semakin yakin. Pria itu menghela nafas karena sahabatnya seolah seperti predator. Padahal dulu jika ke bar, Alex bahkan hanya bermain paling lama satu jam. Tapi sekarang??
"Biarkan Icha istirahat dulu. Jangan sentuh dia jika dia tidak menginginkannya. Jika kau memaksa, maka itu bisa berakibat fatal pada mentalnya. Ingat!! Buat dia nyaman. Ya sudah, aku masih ada pasien." Ridwan memutuskan sambungan telepon secara sepihak.
Alex meletakkan ponselnya di atas meja. Dia mengusap wajahnya kasar memikirkan apa yang harus ia lakukan agar Icha tidak takut padanya. Selama ini dia tidak pernah dekat dengan Wanita, kecuali dengan Selena. Makanya dia tidak tahu bagaimana memperlakukan wanita dan membuat wanita nyaman di sisinya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaimana membuat wanita itu tidak takut lagi padaku, agar aku bisa....
"Astaga, apa yang kau pikirkan, Al?" Alex mengusap wajahnya kasar. "Bisa-bisa aku gila berada di dekat wanita itu setiap hari. Dia benar-benar berhasil menyiksa diriku." Alex melihat bagian bawahnya yang menonjol di balik celananya.
"Sial!!! Ini sungguh tidak nyaman." Alex meraih kunci mobilnya. Dia akan pergi ke bar langganannya untuk menuntaskan hasratnya.
moga c Alex bucin 🤔 biar ngk semena mena 🤦😠
kasian Icha ,🤦😒
nyimak...