Azril Fathurlutfi adalah seorang remaja yang merantau ke Jakarta untuk meraih prestasi nya demi mewujudkan impian kedua orang tua nya
Di tinggalkan banyak harapan dan impian oleh kedua orang tuanya membuat azril menjadi terobsesi akan keberhasilan
Apa jadinya jika di tengah obsesi itu ada kisah percintaan yang cukup rumit antara sahabat nya, dan kedua teman perempuan nya
Apakah Azril mash bisa fokus dengan obsesi itu atau malah goyah karena percintaan yang cukup rumit ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ezama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Lilis??
..." Cinta itu bukan perasaan yang datang lalu berlalu, cinta itu tumbuh dengan seiring berjalannya waktu, cinta tidak di tanam, tapi cinta tumbuh dengan sendirinya "...
...-Abraham putra-...
***
sejak kejadian hari dimana azril membawa lilis alias Lisa secara paksa ke sebuah danau dan menanyakan jati dirinya
sejak hari itulah lilis alias Lisa berusaha untuk menjauh dari laki-laki itu
dia memang akan mengungkapkan jati dirinya tetapi nanti..
bukan kemarin atau sekarang..
biarlah semuanya berjalan seperti air mengalir
sudah hampir 2 tahun sejak tempo hari Lisa tampak tak berbicara banyak dengan laki-laki yang bernama Azril fathurlutfi
setiap kali ada tugas kelompok dan sekelompok dengan azril Lisa sendiri memilih keluar dari kelompok itu dan masuk ke kelompok yang lain
setiap azril hendak berbicara berdua Lisa selalu menghindar dengan alasan di tunggu Abram di Rooftop
Lisa memang tak 100% menjauh tetapi terkesan seperti berusaha untuk menjauh
Lisa hendak dekat dengan sahabat lamanya itu dengan dirinya yang sekarang bukan yang dulu
ntahlah..
Jalan fikiran lisa berbelok ntah kemana..
sekarang Lisa, Azril, Dinda, dan sasha sudah duduk di kelas 11 yang berarti abram dkk sudah out dari sana
sedangkan sasha?
dia masih berusaha mencari tahu tentang seseorang yang bernama lilis dari Dinda
" so, jadi lilis itu sahabat azril dulu di kampung? " -sasha
" iya, tapi karena usaha gw yang bujuk bu fatma buat ngajak azril ke kota akhirnya mereka berdua berpisah " -Dinda
" Lu licik juga ya ternyata din " -sasha
Dinda tertawa dengan minuman kaleng di tangannya
" tidak ada kata licik dalam permainan cinta sha, semua murni karena atas dasar cinta " -dinda
" terus, sekarang lilis itu dimana? " -sasha
" gw denger-denger dari bu fatma waktu itu, lilis sama keluarganya ke Kalimantan buat jagain neneknya yang sakit, tapi kalo yang sekarang gw belum tau " -dinda
" semoga aja, lilis itu nggak nyusul kesini, karena kalo ada lilis, gw jamin kita nggak akan pernah bisa lagi buat deket sama azril " -dinda
" maksudnya? " -sasha
" kan lilis pawang nya azril, asal lu tau ya sha, dulu waktu bokap nya azril meninggal dan azril jadi murung terus banyak diam pokoknya beda deh sama azril yang sebelumnya, tetapi dalam beberapa hari lilis ngehibur dia, dan kembalilah azril yang dulu walau nggak 100% sih " -dinda
" Pokoknya, kehadiran lilis sangat berefek besar buat azril " -dinda
" siapa sebenernya lilis, dan dimana dia, gw nggak akan biarin dia masuk lagi ke hidup azril, karena hanya gw yang berhak masuk lebih dalam di hidup azril, bukan dia termasuk dinda " -batin sasha
mata sasha menukik tajam kearah dinda sesaat kemudian tatapannya kembali seperti semula saat dinda menoleh ke arah nya
" yaudah sha, gw balik dulu ya, bye " -dinda
" iya din, bye " -sasha
" Lilis, nama lu nggak pernah ilang dari otak gw sejak setahun lalu, kenapa sulit banget buat cari info tentang lu " -batin sasha
***
Azril yang dari awal niat nya datang ke Jakarta buat langkah awal dari kesuksesannya
Tampaknya niat itu mulai goyah dalam dirinya
karena azril setahun belakangan ini tampak sulit berkonsentrasi dalam belajar di apartement nya
mungkin sebuah obsesi akan kesuksesan itu mulai goyah dalam dirinya
terbukti, sekarang azril tengah berasa di dalam perpustakaan kamarnya yang biasanya dia bisa menghabiskan waktu untuk belajar dan sekarang 1 jam saja untuk belajar terasa sangat lama untuknya
Azril mengacak rambutnya
" aaaaaaa, lu kenapa sih zril, kenapa dengan diri lu " Lirih nya
azril menggebrak meja keras lalu berdiri dengan kedua tangannya masih di atas meja dengan pandangan ke arah lantai
" LISA, LU SIAPA SEBENERNYA!! " teriak nya
Azril mengambil bingkai foto Lisa yang terngah tersenyum imut dengan bunga matahari
di usapnya perlahan bingkai foto itu telah di pipi lisa
" gw nggak bisa fokus belajar gara-gara lu, gw kenapa sa? kasih tau gw, gw kenapa? "
azril keluar dari ruangan itu dan masuk ke kamar mandi
dinyalakan nya shower dan air mulai mengguyur tubuhnya dan azril menutup matanya menikmati air yang perlahan membasahi keseluruhan badannya
" gw mau famous kek, mau kegatelan kek, terserah sama apa yang lu bilang, toh yang memang fakta nyata dari smp yang kegatelan itu lu, deketin abram mulu "
" kenapa emangnya kalo azril sama aku terus? masalah buat kamu "
" Maaf, yang kakak bilang kegatelan itu sama siapa ya? "
" kenapa kamu buang jajanan milik azril "
" sama gw, atau sama diri lu sendiri "
" Pergi kamu dari sini, jauh-jauh dari aku sama azril "
" mending sekarang, lu keluar dari kelas gw "
azril langsung kembali membuka kedua matanya menyusun setiap kesamaan yang muncul dari diri lisa sama dengan lilis
dari menghilangkan kegugupan, lilis menatap objek lain selain dirinya, lisa menatap danau
kejadian di kelas, cara lisa bercanda saat berjalan di kantin menuju ke arah abram
cara lisa tersenyum, terlebih dahulu tersenyum tipis lalu kemudian menampakkan gigi putih nan rapih nya sama seperti lilis
" sekarang aku tau siapa kamu "
***
Lisa dan abram tengah duduk bersebelahan di sofa panjang bersama para orang tua
sekarang Lisa telah resmi menjadi tunangan nya Abram
yup!!
mereka di jodohkan atas permintaan ibunya lilis yang sekarang sering sakit-sakitan semenjak Ayah nya lisa lebih dahulu di panggil sang Khalik
tante safira pun Kini sudah mempunyai seorang bayi perempuan yang berhasil dia lahirkan dari rahim nya sendiri
" Lisa, Abram, udah tunangan juga masih aja diem-diem an, malu ya ngobrol di depan kita? " -tante safira
Lisa dan abram sontak saling melirik ya memang sejak abram memasangkan cincin di jarinya mereka belum mengatakan satu kata pun
" tahan banget diem-diem an gitu, pasti mau juga kan ngobrol-ngobrol, biar lebih akrab gitu loh " -tante safira
semuanya pun langsung tertawa melihat ekspresi wajah keduanya
" ya udah bun, kak yuk kita duduk di sana aja, biar bisa enak ngobrol nya " -Lisa
" iya, tante, om, mamah, papah, abram kesana dulu ya " -Abram
***
Lisa dan abram sekarang sudah duduk berdua hanya berdua di atas sofa
" kak, gw mau ngomong sesuatu sama lu " -lisa
" iya, ngomong aja sa " -abram
" tapi kakak jangan liatin gw terus dong, gw malu tau nggak " -lisa
Abram langsung tertawa mendengar penuturan lisa
" malu? yaudah dari sekarang biasain ya, karena nanti kalau kita udah nikah akan lebih dari ngeliatin " -bisik abram
" udah deh kak, gw tu mau ngomong serius " -lisa
" yaudah, ngomong apa " -abram
" sebelumnya, gw minta maaf dulu, karena sekarang gw masih belum ada rasa sama lu kak " -lisa
lisa harap-harap cemas setelah mengungkapkan perasaan nya
" iya, gw paham betul kok sa, di setiap perjodohan itu pasti belum ada rasa di antara keduanya, karena sejujurnya kita adalah dua orang asing yang di jodohkan lalu bersatu " -abram
" bukan, dua orang asing yang di pertemukan dengan sendirinya lalu benih cinta turut hadir menghiasi mereka, lalu berlanjut ke jenjang yang lebih serius " -Abram
" gw paham, lu pasti belum cinta sama gw, tapi gw yakin lu pasti udah sayang sama gw " -Abram
" sayang emang ada kak, tapi kan sayang belum tentu cinta " -lisa
Abram terkekeh pelan " Cinta itu bukan perasaan yang datang lalu berlalu, cinta itu tumbuh dengan seiring berjalannya waktu, cinta tidak di tanam, tapi cinta tumbuh dengan sendirinya " -Abram
" paham kan maksud gw? " -Abram
lisa tersenyum lalu menganguk " iya, gw paham " -lisa
^^^Kuala kapuas, 4 Maret 2025^^^