Leon salah satu pewaris perusahaan terbesar di Eropa. Bertemu dengan Pamela gadis sederhana yang berkerja sebagai pelayan bar. Leon menikahi Pamela karena ingin membuat mantan kekasihnya cemburu akibat meninggalkannya pergi bersama seorang pengusaha muda pesaingnya. Pamela menerima tawaran yang diberikan oleh Leon, ia pun memanfaatkan situasi untuk menukarnya dengan uang yang akan digunakan sebagai biaya pengobatan neneknya.
Sejak awal menikah Pamela tidak pernah mendapat simpatik, kasih sayang bahkan cinta dari Leon. Pria itu pergi pagi dan pulang malam hari, Leon hanya menjadikannya wanita pelampiasan. Pamela yang memang memiliki perasaan pada Leon memilih bertahan di satu sisi ia memerlukan uang Leon untuk pengobatan neneknya, batin serta raganya kerap menangis di saat suaminya tidak ada di rumah
Simak kelanjutannya dalam Novel
Penyesalan Suami : Forgive Me My Wife
Selamat Membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maciba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 - Tanda
BAB 23
Megan semakin bersemangat mendengar bisikan Leon yang membuatnya meremang, ia pun mempercepat gerakan membuka sabuk Leon, dan mulai melepaskan kancing celana panjang. Namun sigap Leon mencegahnya, pria itu bahkan menarik diri dari kegiatannya, menjauhkan tubuh dari Megan.
“Leon?”, panggil Megan.
“Megan, aku tidak bisa. Tidak bisa melakukannya”, Leon meraih kaos dan jaketnya yang terlempar di atas lantai. Meninggalkan Megan dalam kamar seorang diri, dan terus memanggil namanya agar kembali.
“Leon”
“Leon, kau tidak bisa meninggalkanku seperti ini”, Megan mengacak-acak rambut dan ranjang, melempar bantal serta selimut hingga terhempas ke sembarang arah.
“Argh, masih tidak mudah . Hah rencana ku gagal”, Megan frustasi dibuatnya.
Rencana yang diharapkan berjalan mulus harus gagal begitu saja saat dirinya terbuai oleh Leon.
Sementara Leon dalam mobil memukul setir berkali-kali, hampir saja ia meniduri kekasihnya. Karena ikut larut dalam suasana panas yang diciptakan keduanya. Padahal Leon hanya ingin memberi Megan angan-angan dan mimpi bukan kenyataan bisa menjeratnya dengan mudah.
Pamela adalah wanita satu-satunya yang tidur dengannya sekaligus wanita pertama, karena itu Leon tidak bisa melakukannya dengan Megan. Bayang-bayang Pamela pun berputar di kepalanya saat di kamar hotel.
“D*** Pamela, disaat seperti ini masih mengikuti ku”, maki Leon.
Tidak langsung pulang ke penthouse, Leon menghabiskan waktu malam di club yang dahulu selalu ia kunjungi. Tentu Alonso dan beberapa pengawal mengawasi dari jarak aman.
Leon menenggak minuman beralkohol hingga dirinya mabuk, tertawa sendiri, memanggil nama Pamela bahkan hanya Pamela yang diingat bukan Megan kekasihnya saat ini.
“Pergilah Pamela, pergi dari kepalaku”, racau Leon. Dirinya menunjuk pada seseorang dan mulai bicara, “Pamela kau melanggar peraturan, bukankah sudah ku katakan jangan keluar apartemen?”, Leon tersenyum sinis entah pada siapa.
“Tuan, sebaiknya kita segera kembali ke penthouse”, Alonso mengendalikan Tuan Muda Torres yang mulai terbawa pengaruh alkohol.
“Hah, kau kah Alonso? Hi kau memang sahabatku”, oceh Leon.
“Baik tuan, ayo kita pulang”, Alonso dibantu dua orang pengawal membawa Leon ke dalam mobil.
.
.
Sampai di penthouse Alonso membantu tuannya berbaring di kamar dan Leon langsung tertidur begitu menempel pada ranjang besarnya,l.
“Pamela”, lirihnya dalam mimpi, lalu terbangun dengan kepala pusing dan pandangan buram. Leon melihat sekitarnya, ia pun menyadari jika berada dalam kamar, sudah pasti Alonso lah yang membawanya, pikir Leon.
“Ah, sial aku tidak bisa tidur”, geram Leon hanya berguling ke kanan dan kiri, rasanya ada kurang dalam hati Leon.
Dirinya keluar kamar dan menaiki anak tangga, memasuki kamar Pamela yang tidak pernah terkunci. Samar-samar Leon melihat istrinya terlelap tidur. Langkah kaki Leon semakin masuk ke dalam dan berdiri di sisi ranjang Pamela yang kosong,
Membuka pakaian atasnya dan masuk ke dalam selimut yang sama dengan Pamela, memeluk istrinya dari belakang, menghirup rakus aroma tubuh Pamela yang menjadi candu baginya. Menciumi bahu mulus sang istri yang terbuka.
“Eung”, lenguh Pamela di alam bawah sadarnya.
“Leon”, suara serak Pamela.
“Tidurlah, aku hanya memelukmu”, bisik Leon datar dan dingin.
Sepasang suami istri ini tertidur sampai pagi hari dan sinar mentari benar-benar masuk ke dalam, mengusik Pamela yang masih dalam pelukan suaminya.
Wanita yang memiliki rambut panjang bergelombang ini membalik tubuhnya hingga saling berhadapan dengan Leon, menatap penuh arti wajah pria yang masih damai dalam tidur. Membelai kening, hidung mancung, dan pipi Leon. Pamela tersenyum sangat manis mendapati Leon di pagi hari ini sangat mempesona menurutnya.
Pamela menelusup masuk dalam dada bidang Leon, biarlah pagi ini walau hanya sebentar dirinya ingin merasakan dekapan hangat Leon.
Namun seketika pandangannya tertuju pada bagian atas dada Leon yang terdapat beberapa tanda kemerahan. Jelas Pamela bukan wanita polos dan bodoh, ia tahu persis tanda apa itu. Air bening mulai memenuhi pelupuk matanya.
“Rupanya dia benar-benar pergi bersama mantan kekasihnya”, batin Pamela sakit. Pamela pun mengubah posisi duduknya dan meraih koas Leon yang berada di atas ranjang.
Tercetak dua tanda bibir pada kaos itu dan harum aroma parfum wanita menguar kuat dri kaos yang Pamela pegang.
“Leon, kamu pergi dengannya dan melakukan itu dengannya?”, lirih Pamela menahan tangis namun sayang tak kuasa membendungnya. Leon sungguh tega meninggalkannya malam hari dalam keadaan sakit seperti ini dan parahnya pergi bersama mantan kekasihnya, melakukan penyatuan dengan wanita berambut pirang itu.
Ingin Pamela berlari meninggalkan ruangan, tapi dirinya tak kuasa karena rasa lemas serta ngilu masih menghalangi di bagian intinya.
Suara isak tangisnya pun mengganggu tidur Leon, “Argh berisik sekali”, suara serak Leon, memutar tubuhnya memunggungi Pamela.
Pamela pun menoleh pada Leon dan terlihat bekas cakaran kuku pada punggung Leon meski samar, ia dapat memastikan itu goresan kuku panjang.
Leon yang membuka mata, mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, ia memijat kepalanya yang berdenyut. Mengingat kejadian semalam, dan helaan napas dapat Pamela dengar jelas.
Leon membalikan tubuhnya mengahadap Pamela yang tengah memangis, “Kenapa kau itu, berisik”, kesal Leon tidurnya terusik.
Dengan suara bergetar Pamela memberanikan diri bertanya bahkan mengutarakan rasa kecewanya pada Leon. “Apa semalam tuan pergi bersama mantan kekasih Tuan Leon?”, tanya Pamela tak menoleh ke arah Leon yang memperhatikannya.
“Hem, ya. Bukankah sudah ku katakan semalam? Pendengaranmu salah lagi? Kau memang harus mengunjungi dokter Pamela”, cibir Leon kembali memejamkan mata, menjadikan kedua lengan sebagai bantalan.
“Tuan melakukan hubungan dengannya? Dan masih bisa tidur denganku setelah melakukan dengannya”, suara Pamela kian bergerar, meremat piyama pada bagian dada.
“Bukan urusanmu Pamela”, jawab Leon datar.
“Apa?”, lirih Pamela. “Tuan mengkhianatiku dengan tidur bersama wanita lain”, ucap Pamela kecewa pada suami kejamnya.
“Mengkhianati? Kau lupa kau itu siapa, hah?”, emosi Leonard mulai terpancing.
“Aku? Tentu saja aku ingat dan tahu diriku siapa. Aku istri anda tuan, bukankah dalam perjanjian kontrak anda hanya akan tidur dan melakukannya bersama ku?”, Pamela masih memberanikan diri bertanya.
Leon duduk dan menatap tajam istrinya, menarik lengan Pamela hingga terjerembap ke atas bantal. Mengungkung tubuh mungil itu di bawah kuasanya, “Dengar Pamela bukan hakmu mencampuri segala urusanku. Dan aku berhak merubah isi perjanjian tanpa seizinmu”, desis Leon tak suka mendapat protes.
“Ta-tapi aku istri anda”, cicit Pamela.
“Memangnya kenapa kalau kau istriku? Hubungan kita tidak lebih tuan dan majikan, dan kau harus ingat kita menikah bukan karena saling mencintai”, Leon berdiri dan merebut kaos di tangan sang istri.
Kedua mata Pamela semakin melebar ketika melihat beberapa tanda merah di leher suaminya. “Leon?”, lirih Pamela begitu sakit dan hancur.
“Panggil aku tuan, kau tidak lebih hanya wanita bayaran bagiku”, Leon keluar kamar istrinya hanya dengan bertelanjang dada.
...TBC...
../Good/
juga kelahiran putera ke dua Pamela dan Leon dilanjutin thor ditunggu juga karyamu yang lain semangat