"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Siska dan Anggi sedang menunggu Rendi datang membawa pesanan mereka. Sambil menikmati acara pensi yang sudah berlangsung sekitar satu jam yang lalu.
Waktu menunjukkan pukul 19.30, Rendi belum juga terlihat. Siska dan Anggi sangat resah, pasalnya perutnya lapar sekali.
"Kalian kenapa? Lemes bener" Aldo datang sendirian.
"Laper kak. Kita udah nungguin Rendi dari tadi tapi belum muncul juga tuh anak"
"Ya udah, nih makan dulu. Gue udah bawain nasi goreng" Aldo menyodorkan bungkusan kresek warna putih.
"Ya ampun.. Kak Aldo baik banget! Sis, buruan makan sebelum pingsan!" Anggi sudah seperti kucing kelaparan.
"Makasih ya Al, tau aja kalo kita lagi laper" Aldo tersenyum dan mengusap puncak kepala sang istri.
Siska dan Anggi makan dengan lahapnya, Aldo senang melihat Siska sangat menikmati makanan yang ia bawakan.
"Kamu nggak makan?" Siska melirik Aldo.
"Udah, tadi sama Raka dan Miko" Siska tersedak karna makan terlalu buru-buru.
"Pelan-pelan dong sayang" Aldo memberikan air minum.
"Sayang?" Anggi yang sedari tadi fokus makan jadi berhenti karna Aldo mengucapkan kata -sayang-
"Maksud dia, sayang kalo makannya nggak habis.. Iya gitu" jawab Siska cepat.
Anggi melirik Aldo meminta penjelasan "iya, maksud gue gitu" Aldo dan Siska sudah melihat tatapan Anggi.
"Ohh... Gue lagi nggak fokus, kirain kak Aldo manggil Siska sayang" Anggi lanjut makan.
Aldo dan Siska saling tatap, bisa-bisanya keceplosan. Tapi, sebenarnya Aldo tak masalah jika teman Siska itu tau hubungan mereka.
Namun Siska sendiri yang belum yakin, biarlah nanti saja setelah semua masalahnya beres. Lagi pula saat ini, hubungan Aldo dan Viona saja belum jelas. Meskipun Aldo sudah meminta putus, tapi tidak dengan Viona. Dia tetep kekeuh menjalin hubungan dengan Aldo.
Kalaupun nanti memang sudah resmi putus, Siska juga tak mau langsung mengumumkan statusnya dengan Aldo. Karna pasti akan dapat tanggapan negatif.
Saat ini saja, sudah ada yang bergosip tentang nya. Jadi untuk menghindari serangan-serangan dari fans Aldo dan mahasiswa di kampus, Siska lebih memilih untuk bungkam dan menutup rapat-rapat statusnya dengan Aldo sampai menunggu waktu yang tepat.
Aldo menutup mulutnya dengan kedua tangannya, menertawakan kebodohannya. Siska yang melihat sang suami, hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Kak Aldo, kok jarang banget berduaan sama kak Viona sekarang?" Anggi tiba-tiba membahas Viona.
Aldo melirik Siska yang juga sedang menatapnya. Seperti meminta ijin untuk menjawab pertanyaan dari Anggi.
"Eeeee.. Nggak apa-apa kok. Lagi pula, gue sama dia udah putus"
"Haaaaahhhhh!!! Kok bisa???" Anggi menyemprotkan air minum ke wajah Aldo saking kagetnya.
"Liat-liat dong Gi, jadi basah nih gue!" Aldo mengelap mukanya dengan tisu di bantu sang istri.
"Abisnya, gue kaget kak. Soalnya selama ini kalian baik-baik aja. Kok bisa sampe putus?"
"Siapa yang putus?" Raka dan Miko datang.
"Ah, kuping lo kalo denger gosip langsung gercep aja!" Aldo mendongak ke arah Raka dan Miko.
"Ya gimana lagi.. gue kan nggak budeg, bego!!" Raka dan Miko mengambil kursi sebelah dan duduk bergabung dengan Aldo.
"Ini, kak Aldo sama kak Viona putus" Anggi mengulang kata-katanya.
"Oooohhhhh" Miko membulatkan mulutnya.
"Lahhh.. Kenapa oh doang sih? Kalian nggak kaget?"
"Nggak!" Jawab Miko dan Raka kompak.
"Kalian udah tau kalo kak Aldo sama kak Viona putus?"
"Belum" jawabnya kompak lagi dengan gelengan kepala.
Anggi hanya bisa nyengir, teman sendiri putus bukannya kaget atau apa gitu malah mukanya biasa aja.
"Kenapa jawabnya kompak banget sih, mana nggak kaget lagi" Anggi mencebikkan bibir.
"Terus kita harus gimana? Salto? Koprol? Naik tower terus terjun? Gilak lo!" Raka malah ngomel-ngomel.
"Biasa aja dong!! Orang gue cuma ngasih tau doang!!" Anggi juga kesal.
"Nggak perlu, bagi gue itu berita nggak penting!!"
Ekspresi Anggi tak suka, padahal ini kan berita heboh dan fenomenal. Masa nggak kaget sama sekali kan bikin kesel.
"Do, lo nggak naik?" Miko membuka suara.
"Ntar deh, lo nggak liat?" Mata Aldo menunjuk ke arah bawah.
Tanpa pikir panjang, Miko mengikuti arah mata Aldo dan membungkuk.
"Sialan, bangke!!!" Ucap Miko keras.
Raka, Anggi, dan Siska sampai kaget di buatnya. Pasalnya tak ada angin tak ada apa-apa Miko mengumpat tak jelas.
"Eh, setan!! Ngapa lo! Bikin gue kaget aja!" Aldo yang melihat Miko sedang kena semprot Raka malah tertawa renyah.
"Nih satu lagi, eh kampret!! Lo kenapa woy!!" Raka bingung, Aldo tertawa kencang sedangkan Miko seperti orang cengoh.
"Kamu kenapa sih?" Siska sedikit berbisik.
"Kamu nggak liat muka Miko yang lagi kayak orang bego, dia liat ini" Aldo menggenggam erat tangan Siska.
Siska yang tahu, seketika ikut tertawa tapi pelan hanya mereka bertiga yang mendengar.
"Dih!! Lo juga ngapain sih? Jangan ikutan gila juga dong, emang ada apaan?" Raka mengecek barang kali ada yang salah.
Buru-buru Siska melepaskan pegangan tangan Aldo. Takut nanti Anggi juga kepo, malah repot.
"Le, lo liat apaan dah?" Raka masih penasaran, pasalnya ia tak menemukan apa-apa.
"Mending lo nggak usah tau deh! Bakalan nyesel ntar!" Miko melengos.
Aldo dan Siska masih terkekeh pelan, ternyata pacaran versi halal itu memang bisa bikin orang lain iri.
"Marjuki! Dari mana aja lo, buset! Jam segini baru nyampe!" Anggi meluapkan kekesalannya saat melihat Rendi yang datang menenteng bungkusan nasi padang.
"Mending diem deh lo! Gue capek banget!" Rendi duduk di dekat Siska.
"Lah.. orang beli di situ doang, kek beli di Mesir aja!"
"Nih, pesenan lo. Dan ini pesenan Siska"
"Lo makan aja semua, kasian bener muka lo kek nggak makan seminggu. Kita udah makan barusan, kak Aldo yang beliin" jawab Anggi enteng.
"Gue udah bela-belain antri.. Malah kalian udah makan duluan, nggak asik! Beneran Sis, lo udah makan?" Rendi memastikan.
"Hmm.. Maaf ya Ren. Soalnya tadi Aldo bawain kita makan, terus kita juga udah laper banget. Lo nggak apa-apa kan?" Muka kecewa Rendi tak dapat di bohongi.
"Iya deh.. Gue mak.."
"Kalo lo nggak habis bagi gue aja, gue masih laper" Raka merebut satu bungkus nasi padang.
Rendi membiarkan saja, toh ia tak akan habis karna membeli 3 porsi nasi padang.
"Le, lo nggak mau?" Raka menawarkan Miko, yang beli siapa yang nawarin siapa.
"Lo makan aja deh.. Gue udah eneg liat muka lo"
"Brengsek!! Teman nggak punya akhlak lo!!"
Sambil melihat pentas seni yang di meriahkan oleh para mahasiswa. Mereka ber 6 duduk santai sambil bercengkrama.
Ya meskipun Aldo dan Rendi tak sedekat itu. Mereka sama-sama mengapit Siska di tengah. Sebenarnya Aldo tak suka, tapi ia tak ambil pusing. Apalagi nanti kalau Rendi dan Anggi mencurigai mereka.
"Do, maju Do!!" Raka sudah tak sabar.
Aldo berbisik "sayang, aku ke panggung sebentar ya. Inget, jangan dekat-dekat sama Rendi" Aldo memperingatkan yang hanya di dengar oleh Siska.
Siska mengangguk pelan, Aldo lalu berjalan menuju ke atas panggung.
"Selamat malam semua, gimana nih masih semangat? Sebentar lagi kita akan sampai di puncak acara. Tapi sebelum itu, izinkan saya mempersembahkan sebuah lagu untuk seseorang yang sangat saya cintai dan sangat berarti dalam hidup saya" Aldo menatap Siska dan tersenyum manis.
Aldo mendapatkan sorakan dan tepuk tangan dari semua yang sedang berada di auditorium.
"Ya ampun sweet banget nggak sih, mau nyanyiin lagu buat pacarnya. Pasti kak Viona jadi orang paling bahagia malem ini"
"Kak Aldo.. Kak Aldo.. Yeeeee"
"Tapi mana kak Viona? Kok nggak disini?"
Mahasiswa itu tak tahu jika yang Aldo maksud bukan Viona melainkan sang istri yaitu Siska. Tapi biarlah mereka beranggapan seperti itu, yang penting hati Aldo memang tulus mencintai Siska.
"Wah, Kak Aldo keren banget nggak sih! Tapi, dia nyanyiin buat siapa? Orang dia katanya baru putus dari kak Viona. Apa jangan-jangan dia nyanyiin buat gue? Lah.. Lah.. Liat Sis, dia senyum ke gue" Anggi heboh sendiri.
"Diem lo, jamet! Brisik tau nggak! Lagian ngapain juga Aldo nyanyiin buat lo, emang lo siapanya?" Raka memutar bola matanya malas.
"Sirikkk bat lo!" Anggi menjulurkan lidah.
Balik ke atas panggung..
"Saya akan membawakan lagu dari Ed Sheeran - Thinking Out Loud"
"When your legs don't work like they used to before
And I can't sweep you off of your feet
Will your mouth still remember the taste of my love
Will your eyes still smile from your cheeks
And darling I will be loving you 'til we're 70
And baby my heart could still fall as hard at 23
And I'm thinking 'bout how people fall in love in mysterious ways
Maybe just the touch of a hand
Oh me I fall in love with you every single day
And I just wanna tell you I am
So honey now
Take me into your loving arms
Kiss me under the light of a thousand stars
Place your head on my beating heart
I'm thinking out loud
Maybe we found love right where we are
When my hair's all but gone and my memory fades
And the crowds don't remember my name
When my hands don't play the strings the same way, emm
I know you will still love me the same
'Cause honey your soul can never grow old, it's evergreen
Baby your smile's forever in my mind and memory
I'm thinking 'bout how people fall in love in mysterious ways
Maybe it's all part of a plan
I'll just keep on making the same mistakes
Hoping that you'll understand
But baby now
Take me into your loving arms
Kiss me under the light of a thousand stars
Place your head on my beating heart
I'm thinking out loud
That maybe we found love right where we are, oohh
So baby now
Take me into your loving arms
Kiss me under the light of a thousand stars
Oh darling, place your head on my beating heart
I'm thinking out loud
That maybe we found love right where we are
Oh baby, we found love right where we are (maybe)
And we found love right where we are"
NEXT...