Klarybell Berliana, seorang penyihir agung nan terkenal karena kegilaan dan kekejamannya menghukum musuh. Klarybell mati karena sebuah ledakan meteor saat dirinya sedang melakukan penelitian terhadap sihir hitam. Sesampainya jiwa Klarybell di alam akhirat, hakim akhirat menyatakan bahwa Klarybell tidak diterima surga maupun neraka sebab dosanya selama di dunia sudah terlalu banyak. Kemudian Klarybell meminta kepada dewa kedamaian untuk menjadikannya sebagai dewi, tapi dia harus memurnikan dosanya dengan cara masuk ke tubuh manusia dan melakukan kebaikan.
Valencia Allerick, gadis bangsawan yang bertubuh gemuk dan mempunyai kehidupan suram. Setelah memergoki calon tunangannya berselingkuh dengan sahabatnya, Valencia pun mengakhiri hidupnya dengan melompat dari balkon mansion.
Klarybell mengambil alih tubuh Valencia, dia menggantikan hidup Valencia lalu memberantas masalah yang menghadang. Bisakah Klarybell menjalani hidup seperti orang biasa? Bisakah dia akhirnya menjadi seorang dewi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xeiralana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Reibert Mengundang Valencia
Valencia berhasil menghabisi cerberus itu hanya dalam beberapa serangan saja. Seluruh mata yang memandang seketika berdecak kagum tidak menyangka. Tentu saja di antara mereka sebelumnya ada yang meremehkan Valencia sebab mereka berpikir bahwa seorang wanita tidak akan sanggup melenyapkan cerberus. Namun, alhasil Valencia mematahkan semua anggapan mereka yang terlalu meremehkan kekuatan Valencia.
"Wah, Nona, kami tidak tahu kalau Anda pandai dalam berpedang," sanjung salah seorang kesatria wanita.
"Aku sangat paham ilmu berpedang, jadi kalian bisa belajar dariku nanti. Jangan khawatir, kalian tidak perlu lagi berlatih dengan mengasingkan diri seperti yang kalian lakukan sebelumnya," tutur Valencia.
Kemudian Reibert menghampiri Valencia, sejujurnya dia sangat penasaran dengan Valencia. Teknik berpedangnya membuatnya tertarik, jadi dia berupaya mengorek informasi mengenai ilmu pedang milik Averyl.
"Nona Valencia Allerick, bolehkah saya berbicara dengan Anda sebentar?"
Para kesatria wanita terpana ketika mereka melihat Reibert, mereka tak sanggup mengalihkan pandangan dari Reibert.
"Ya? Anda siapa?" tanya Valencia dengan nada bicara datar.
Reibert tersentak mendengar suara Valencia, dia merasa pernah mendengar suara itu dari suatu tempat.
"Maafkan saya, perkenalkan saya Reibert, Komandan kesatria istana."
Begitu pula sebaliknya, Valencia merasa pernah bertemu dengan Reibert karena warna rambutnya tidak asing sama sekali. Valencia mencoba menggali ingatannya, berharap dia menemukan Reibert di dalamnya.
"Ahh, aku ingat! Kau adalah pria yang waktu itu di dalam portal. Aku menemukanmu tidak sadarkan diri karena racun dingin menyerang tubuhmu," ucap Valencia baru ingat pertemuannya dengan Reibert.
Reibert terlonjak kaget, manik matanya membulat sempurna.
"Anda yang menyelamatkan saya waktu itu? Apakah Anda juga yang sudah mengalahkan monster itu? Anda yang menyelamatkan pasukan saya dari kematian?" cecar Reibert.
Valencia memiringkan kepalanya, dia tidak paham apa yang membuat Reibert begitu bersemangat saat dia mengatakan bahwa dirinya menemukan Reibert kala itu.
"Itu semua benar, aku yang melakukannya dan untungnya aku bisa lebih cepat menolongmu. Kalau tidak, nyawamu mungkin sudah melayang sekarang."
Reibert tiba-tiba memegang erat kedua tangan Valencia, akhirnya dia menemukan penyelamatnya. Reibert merasa berutang budi kepada Valencia, dia berhasil selamat dari maut berkat Valencia.
"Jika Anda berkenan, maukah Anda—"
DUARRR!
Bahana ledakan bergema dari dalam portal, ternyata cerberus bukan satu-satunya monster yang harus dikalahkan. Dari portal merah tersebut, berkeluaran golem ukuran raksasa. Jumlah golem raksasa yang keluar berjumlah dua, lalu tanpa menunggu lama Reibert langsung menerjang ke arah kedua golem itu. Begitu pula dengan Valencia, dirinya berlari dan melompat ke tangan golem yang sangat besar. Kemudian Valencia menyerang dengan sangat cepat sebelum golem itu menyerangnya.
Sekilas Valencia melirik ke arah Reibert, level kemampuan pria itu jauh berbeda dari kesatria biasa. Valencia sedikit terkesan, selama berada di Kekaisaran Alegra baru kali ini dirinya menemukan kemampuan berpedang yang sesuai dengan ekspektasinya.
'Huh? Pedang itu kenapa bisa berada di sini? Bukankah waktu itu pedangnya aku tinggalkan di daratan pintu utama dunia iblis?' Fokus Valencia terpusat kepada pedang Reibert yang berwarna hitam bergaris merah. Valencia terkejut melihat pedang itu sehingga dirinya butuh jawaban yang tepat mengenai alasan keberadaan pedang yang kini digunakan Reibert.
'Nanti saja aku pikirkan.' Valencia kembali memusatkan fokusnya untuk mengalahkan golem yang kini sedang berada di hadapannya. Sebenarnya, Valencia bisa mengalahkan kedua golem itu dalam sekejap jika menggunakan sihir, tapi dia tidak mungkin menggunakan sihir di saat situasi ramai seperti ini.
Gerakan Valencia yang gesit mendatangkan ribuan tanda tanya di kepala banyak orang. Mereka tahu betul kalau Valencia tidak pernah belajar berpedang, tapi sekarang gadis itu terlihat sangat lihai dan tampak terbiasa di medan pertempuran. Gerakannya bukan seperti gerakan seorang pemula melainkan seperti gerakan seorang ahli yang sudah lama bergelut di dunia berpedang.
Portal merah perlahan tertutup seusai Valencia dan Reibert berhasil mengalahkan kedua golem tersebut. Kini mereka bisa bernapas dengan lega setelah memastikan kondisi sekitar sudah aman. Untuk kemunculan portal kali ini, kerusakan yang terjadi sangat minim. Berbeda dengan biasanya ada kehancuran di mana pun itu. Valencia pun berdiam diri menatap sisa tubuh cerberus dan golem yang tergeletak di atas tanah.
'Sudah aku duga, mereka bukan monster melainkan makhluk sihir. Mereka bergerak dengan sihir, jadi wajar kalau manusia biasa kesulitan mengalahkan mereka. Makhluk sihir tinggal di belahan dunia yang berbeda, aku menyegel pintu keluar dunia mereka. Tetapi, segel dunia mereka terlepas sesudah aku mati dan mereka bisa melewati portal yang selalu muncul di tempat yang tidak bisa diprediksi,' batin Valencia.
Kemudian Valencia mendekati Reibert, dia berencana menanyakan soal pedang yang digunakan Reibert.
"Reibert, bolehkah aku tahu dari mana kau mendapatkan pedang itu?" tanya Valencia.
"Pedang ini? Saya mendapatkannya dari Kaisar," jawab Reibert.
Lalu Valencia bertanya lagi, "Ada berapa pedang ini yang ada pada Kaisar sebelumnya?"
"Seingat saya ada tujuh pedang, tapi ketujuh pedang itu telah berada di tangan masing-masing pemiliknya," jelas Reibert.
Valencia menyudahi pertanyaan tentang pedang itu, semakin dia bertanya maka akan semakin membuat pikirannya rumit. Kemudian Valencia berbalik badan, dia berniat pergi meninggalkan Reibert.
"Nona, tunggu sebentar! Masih ada hal lain yang ingin saya sampaikan."
Terpaksa Valencia berbalik badan lagi, sebelumnya Reibert juga ingin membicarakan sesuatu tapi dia terpaksa menunda pembicaraannya karena ada golem yang menyerang.
"Ada apa lagi?"
"Jika Anda berkenan, maukah Anda saya undang sesekali ke kediaman saya? Saya mau berterima kasih kepada Anda karena—"
"Apakah ada makanan di kediamanmu?" potong Valencia.
"Ya? Tentu saja ada."
"Baiklah, asalkan ada banyak makanan, maka aku tidak keberatan untuk diundang ke kediamanmu," putus Valencia.
Sementara itu, di belakang Reibert, seluruh bawahannya ternganga tak percaya terhadap apa yang sedang mereka saksikan kala itu.
"Apakah ini mimpi? Komandan pertama kalinya mengundang wanita ke kediamannya."
"Ada apa dengan Komandan? Dan lihat ekspresinya itu. Kenapa Komandan tersenyum ke arah Nona Valencia? Apa yang membuatnya tersenyum?"
"Sialan! Ternyata menyaksikan Komandan seperti ini jauh lebih horor dan menakutkan."
"Apa jangan-jangan Komandan jatuh cinta kepada Nona Valencia? Ya kalau wanitanya seperti Nona Valencia, aku rasa itu tidak masalah."
Memang benar yang dikatakan para kesatria, Reibert terkenal sangat dingin dan nyaris tidak pernah tersenyum. Namun, saat bersama Valencia dia justru banyak bicara serta tersenyum. Ini adalah pemandangan langka yang tidak pernah disaksikan pada kesatria seumur hidupnya.
"Kalau begitu sekarang aku pulang dulu, kau urus sisanya. Jangan lupa sediakan banyak makanan enak, kalau tidak, aku tidak akan datang ke kediamanmu," ucap Valencia dengan nada sedikit mengancam.
"Baiklah, jangan khawatir, Nona, saya pasti akan menjamu Anda dengan makanan terbaik."