perjalanan anak remaja yang berusaha bekerja keras , namun perjuangannya penuh dengan duri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adu kekuatan dan kecepatan
Sang ketua Perguruan Maung Lodaya terdiam sejenak mendengar jawaban dari Rangga.
" apa benar seperti yang kamu katakan" Kang Sa''i kini yang bertanya pada Rangga.
" maaf kang, saya tahu perguruan ini saja baru ini, bagaimana saya bisa menghina perguruan ini" jawab Rangga.
" Baldy !" apa maksudnya ini, teriak Sa'i ,kemaren ia mau menunggu di kampus karena Baldy mengatakan ada yang menghina perguruan mereka
Baldy terdiam.
" kemarin Baldy mengatakan kamu menantang perguruan Maung Lodaya, dan memukuli Baldi bersama teman temannya." ucap sang ketua . Rangga menggelengkan kepala.
" maaf ketua, bila aku yang berbicara sendiri nantinya aku di kira bohong , tunggu sebentar" Rangga menelpon Silvia, ia kemarin sempat melihat ada kamera cctv di Cafe yang mereka datangi
" sayang di mana?" Silvia yang mengangkat panggilan Rangga langsung bertanya
" aku di perguruan Maung Lodaya, kamu ke cafe minta rekaman waktu aku berkelahi dengan Baldy " pinta Rangga , Silvia menyanggupi dengan di antar Nina ia ke cafe untuk meminta rekaman cctv.
Setelah menunggu selama setengah jam , video rekaman cctv dari Silvia datang juga.
"ini ketua , " Rangga memperlihatkan rekaman dari cctv Cafe.
muka ketua memerah melihat rekaman itu, terlihat jelas di mana Baldy menghampiri Rangga yang sedang makan di cafe bersama Linda , dan membuat masalah di sana.
" Sa'i, mulai sekarang Baldy di keluarkan dari perguruan , dan periksa murid yang lainnya, bila ada yang masih arogan dan sombong , keluarkan!" ucap ketua marah.
" baik ketua," Sa'i langsung melaksanakan perintah sang ketua.
beberapa murid yang berhubungan dengan Baldy di keluarkan dan juga ada beberapa orang yang sikapnya sama dengan Baldy juga di keluarkan dari perguruan .
" kalau begitu saya mohon pamit ketua" ucap Rangga berpamitan.
" tunggu!, apa tantangan masih bisa kita teruskan?" ucap Sa'i yang penasaran bagaimana Rangga bisa mengalahkan Baldy dan kawan kawannya, Baldy termasuk lumayan hanya tiga tingkat di bawahnya, belum lagi di bantu oleh beberapa temannya yang hanya beda setingkat dengan Baldy .
" bukan aku menolak, tapi pertarungan seperti itu akan membuat kita berselisih nantinya . bagaimana bila kita melakukan hal lain untuk membuktikan tanpa perlu berkelahi?" usul Rangga, menurutnya Perguruan Maung Lodaya , sangat baik, ia tak membela murid yang salah, ia tak mau berselisih dengan mereka.
Sa'i menengok pada sang guru, sang guru mengangguk.
" baiklah, sekarang apa yang harus kita lakukan?" tanya Sa'i
" dalam silat , bukan hanya jurus yang di perlukan tapi juga kecepatan dan kekuatan , bagaimana bila kita melakukan kompetisi untuk kecepatan dan kekuatan saja" saran Rangga.
" kita akan , mengambil bendera , yang di taruh di sana!" ucap Budi sambil menunjuk sebuah tiang yang biasa di pakai menggantung burung perkutut berjarak 100 meteran dari mereka berdiri.
" baik ,dan untuk menguji kekuatan bagaimana?" tanya Sa'i lagi.
" kita akan memukul pot bunga itu dari jarak 20 meter bagaimana?" ucap Rangga .
" baik , aku setuju " kang Sa'i langsung menyuruh seorang murid memasang bendera perguruan di tiang , dan juga menyusun dia pot dengan jarak 20 meter
" ok kita bersiap!" ucap Sa'i bersemangat, mereka berdua harus mendapatkan bendera itu sebagai tanda pemenang.
" mulai " kang Sa'i langsung melesat berlari menuju bendera yang di tuju. Rangga menggelengkan kepala dan ia belum bergerak masih berdiri menonton , saat kang Sa'i sudah berada 50 meter dari bendera dengan cepat mengejar
wuush
" eh apa itu!?" kang Sa'i yang di lewati Rangga kaget saat ada angin berhembus di sisinya , melihat Rangga sudah di depan ia menjadi kalang kabut dan berlari semakin kemcang berharap bisa menyusul Rangga, tapi tetap tak bisa mengejar hingga bendera jatuh ke tangan Rangga.
babak pertama di menangkan Rangga. Sa'i menggelengkan kepala tak percaya ia di kalahkan dalam lomba lari. Ia kini berharap bisa mengalahkan Rangga di babak kedua, yaitu babak kekuatan .
Ayo sekarang kita memukul pot itu.
Mulai
" hiaaaat"
Kang Sa'i dengan cepat mengumpulkan tenaganya
blaaaar
pot itu bergetar dan beberpa daunnya berguguran . Namun pot masih utuh
kini giliran Rangga yang maju di batas yang di tentukan.
Rangga menghimpun tenaga dalam nya ,namun ia hanya mengerahkan 10 persen dari kekuatan aslinya .
" hiaaat "
" wuuut"
" braaak"
Pot itu pecah terkena serangan jarak jauh dari Rangga, semua terbelalak kaget , ketua perguruan juga kaget , ternyata tenaga dalam Rangga jauh di atas Sa'i .
" ha ha ha ,aku mengaku kalah" kang Sa'i dengan dada terbuka ia mengakui kekalahannya, bukan saja ia kalah dalam ke kecepetan tapi tenaga dalamnya pun di bawah Rangga, kalau ia bertarung sudah pasti ia akan di kalahkan dengan mudah oleh Rangga.
" hanya beruntung kang" ucap Rangga , ketua perguruan mendekat
" aku meminta maaf aku tak tahu bila kelakuan beberapa muridku sangat tidak terpuji " ucap ketua tulus,
" tak apa apa ketua, itu bukan salah ketua juga, itu murni mereka yang sombong" jawab Rangga , ketua dan kang Sa'i mengajak Rangga duduk dulu sebentar ,merasa tak enak menolak Rangga duduk dan berbincang bincang dengan mereka berdua.
perguruan Maung Lodaya ternyata berasal dari Banten , mereka hanya cabang saja. pendiri dari Maung Lodaya pernah bertemu dengan seekor Harimau putih di saat sedang menjalani tapa Brata di salah satu gunung di Jawa barat, dari sanalah ia mendapat pencerahan dan mendirikan perguruan dengan nama Maung Lodaya , yang berarti Harimau Putih.
saat berbincang bincang Silvia dan kedua temannya datang , dengan berboncengan motor Tuti( tumpuk tiga)
" kenapa kesini, mana di gayor begitu " tegur Rangga
" he he he , ga apa apa ,kalau ada polisi, kasihkan saja mereka , kan masih pada jomblo" ucap Silvia yang di sambut dengan plototan kedua temannya.
" bukan soal polisi, kan bahaya" ucap Rangga .
" iya maaf , aku cuma khawatir kamu kenapa napa " ucap Silvia, Rangga mengenalkan ketiga nya pada kang Sa'i , dan ketua , sebelum berpamitan pulang.
"tadi kenapa minta rekaman cctv" tanya Silvia setelah sampai di kostan, Nina dan Asih juga ikut.
" tadi itu perguruan di mana Baldy berguru, awalnya aku mengira gurunya akan membela muridnya, ga tahunya dia malah marah sama Baldy, perguruan itu bagus ia tak membela muridnya yang salah." jawab Rangga
"untung saja begitu, kalau tadi kamu sampai di keroyok gmana?" ucap Silvia khawatir .
" he he he ,ya kabur kalau di keroyok" jawab Rangga sambil tertawa.
" yeuy ,kirain berani ngadepin keroyokan, kalau di keroyok kami berani ga?!" tantang Nina , Silvia kontan mendelik dan mencubit Nina,
" Aduuh, aduh, becanda Via" Nina yang di cubit Silvia mengaduh,
" udah udah " lerai Rangga , " kalian udah makan?" tanya Rangga
ketiganya serempak menggeleng
" ya udah ayo kita makan di luar " ajak Rangga.
Silvia , Nina dan Asih kekamar Silvia untuk beberes , sedangkan Rangga malah membawa tikar , nasi dan sayur serta lauk ke depan teras , di bawah pohon belimbing yang rindang ia menggelar tikar dan menyusun makanan di atasnya.
" ini....!?" Silvia , Nina dan Asih bengong melihat Rangga duduk di bawah pohon dengan makanan di depannya.
" katanya mau makan di luar?" tanya Nina bingung.
" iya , sini, ini kan di luar" ucap Rangga polos , Silvi Nina dan Asih memerah mukanya, ia berpikir Rangga mengajak makan di luar yang artinya makan di rumah makan tapi ini beneran makan nya di luar kamar
" Ranggaaaaaa!" ketiganya berteriak bersamaan, dan menyerang Rangga.
" eh, ha ha ha eh ,geli ,aku salah apa?" teriak Rangga tak mengerti.
" bilang kalau mau makan di sini, kami udah dandan juga" sewot Asih
" lho, aku kan dah bilang kalau kita makan di luar " protes Rangga yang merasa di salahkan.
" iya , tapi di luarnya ga gini juga kaliiii" asih yang biasanya pendiam kini ikut berbicara.
" he he he, ya udah mangap, sini makan bareng" ajak Rangga menarik Silvia , setelah membujuk dengan rayuan baru ketiganya mau duduk dan makan bersama