NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Duda Tampan

Terpaksa Menikahi Duda Tampan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Ibu Pengganti
Popularitas:31.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nadziroh

Lintang Anastasya, gadis yang bekerja sebagai karyawan itu terpaksa menikah dengan Yudha Anggara atas desakan anak Yudha yang bernama Lion Anggara.

Yudha yang berstatus duda sangat mencintai Lintang yang mengurus anaknya dengan baik dan mau menjadi istrinya. Meskipun gadis itu terus mengutarakan kebenciannya pada sang suami, tak menyurutkan cinta Yudha yang sangat besar.

Kenapa Lintang sangat membenci Yudha?
Ada apa di masa lalu mereka?
Apakah Yudha mampu meluluhkan hati Lintang yang sekeras batu dengan cinta tulus yang ia miliki?

Simak selengkapnya hanya di sini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadziroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23. Terbongkar

"Sepertinya aku pernah ke sini, apa kamu yakin ini  rumah Lintang?" tanya Yudha menyelidik. Ia merasa tak asing dengan bangunan yang ada di depannya. Mulai dari halaman yang luas, pagar kayu pendek yang sedikit lapuk. Cat putih serta genting yang menghitam semua masih sangat jelas di ingatannya. 

Andreas menatap Yudha dari pantulan spion. Bersiap untuk membuka suara. Mengungkap fakta yang pasti akan memompa jantung Yudha lebih cepat. 

"Ini memang rumah Lintang, Pak. Bapak benar, lima tahun yang lalu kita pernah ke sini."

Kening Yudha berkerut. Masih tak mengerti ucapan Andreas yang penuh teka-teki. 

"Lima tahun yang lalu?" ulang Yudha memastikan jika ia tak salah dengar. 

Lion menatap sang papa yang nampak kebingungan, lalu menatap Andreas yang duduk di tempat kemudi. 

Terdengar helaan napas panjang, Yudha semakin penasaran dengan apa yang dimaksud sang asisten. 

"Lintang adalah gadis yang pernah Bapak tolak demi Natalie," terang Andreas dalam dengan satu tarikan nafas. Akhirnya dadanya merasa lega, beban yang mengendap lepas sudah setelah mengungkap apa yang menjanggal dalam hati. 

Berbeda dengan Andreas, dada Yudha justru terasa sesak. Sekujur tubuhnya membeku. Jantungnya seakan berhenti berdetak, suaranya tercekat di kerongkongan sehingga membuatnya bisu. Keringat dingin mulai bercucuran menembus pori-pori. 

Lima menit kemudian, hanya ada keheningan di dalam mobil. Yudha membuka kaca dan menatap rumah itu dengan tatapan nanar.

Ternyata kakek menjodohkan ku dengan Lintang, apa sikapnya selama ini karena dia sudah tahu siapa aku. Apa dia juga tahu saat aku datang ke sini. 

Ucapan yang berbau sindiran dari bibir Lintang saat di rumah sakit melintas di otak Yudha. 

"Ternyata Lintang sudah tahu semuanya, saya yakin, pengunduran dirinya ada hubungan dengan penolakan, Bapak." 

Yudha belum mampu untuk mengucap apapun. Mulai tenggelam dalam penyesalan karena sikapnya yang arogan di depan ibunya Lintang. 

Menatap Lion yang ada di pangkuannya. Mengingat kasih sayang Lintang yang sangat tulus dan mengesampingkan kebencian. 

"Lion, kita pulang saja, ya. Sepertinya tante cantik tidak ada di rumah." 

Yudha belum siap untuk bertemu Lintang. Kata apa yang akan diucapkan nanti.  Akankah keadaan ini bisa diperbaiki mengingat perkataannya yang kejam kala itu.

"Kata siapa, itu tante cantik." Menunjuk Lintang yang baru saja keluar dari rumah. 

"Tante cantik," teriak Lion dari dalam mobil. 

Lintang menoleh ke arah sumber suara. Menatap tangan mungil yang terus melambai ke arahnya. Ada senyum yang terbit saat melihat  Lion baik-baik saja. Namun, ia benar-benar tak ingin berhubungan dengan Keluarga Anggara lagi. Menjaga ketenangan ibunya dari orang lain. 

Lintang kembali masuk setelah membalas lambaian tangan Lion. Mengunci pintunya, menyandarkan punggung di samping jendela dan menumpahkan air matanya. 

"Maafkan tante, Lion. Bukan maksud tante menjauhimu, tante hanya tidak Ingin membuat masalah lagi. Mungkin cukup sampai di sini kita saling kenal. Semoga ada orang yang lebih menyayangimu daripada aku."

Lintang mengusap air matanya dan berlari masuk ke kamar ibunya. Memastikan jika wanita yang melahirkannya itu terlelap. 

"Aku akan terus berjaga dari orang-orang yang akan menyakiti ibu," ucap Lintang mencium kening Bu Fatimah lalu keluar.

Seperti biasa, Lion menjerit, memberontak ingin keluar dari mobil. Kakinya menendang-nendang jok hingga membuat Yudha kuwalahan. 

"Aku nggak mau pulang, Pa. Aku ingin bertemu tante cantik," pinta Lion dalam isaknya. 

Lion sudah kehilangan kasih sayang mamanya. Kasihan dia jika harus kehilangan Lintang. Aku tidak boleh egois, apapun akan kulakunan demi Lion, termasuk minta maaf pada keluarga Lintang. 

Yudha turun dari mobil. Meninggalkan Lion bersama Andreas. Kali ini ia ingin bicara empat mata dengan gadis itu. 

Yudha berdiri di depan pintu, mengusap wajahnya dengan kasar lalu mengangkat tangannya. Ia mengetuk pintu dengan pelan. Mengusir keraguan yang tiba-tiba menyelimutinya. 

Tak ada jawaban. Yudha tahu, hanya Lion yang mampu memancing Lintang keluar, tapi untuk saat ini ia ingin bicara tanpa melibatkan putranya. 

"Lintang, buka pintunya!" Akhirnya Yudha membuka suara dengan lantang. Tekadnya sudah bulat dan ingin meminta maaf dengan perbuatan yang pernah dilakukannya. 

Ceklek

Lintang membuka pintu selebar tubuhnya. Malas Bertemu dengan orang yang sudah tega menyakiti ibunya. 

"Mau apa bapak ke sini? Jika ingin menghina keluarga saya,  lebih baik bapak pergi dari sini. Saya sudah cukup lelah menerima penghinaan." Mengucap tanpa menatap.

Hati Yudha nyeri bak terhimpit batu besar.

"Lion ingin bertemu kamu." Yudha menjawab dengan cepat. Tak ada alasan yang lebih tepat daripada itu. Ia juga tak ingin Lintang salah paham dengan tujuannya.

Lintang tersenyum kecut. "Bukankah bapak sendiri yang meminta saya untuk menjauhi Lion. Itu artinya bapak juga harus bisa membujuk Lion supaya tidak mencari saya lagi." 

Skak 

Yudha merasa terpojok. Ia seakan menjilat ludahnya sendiri. Beberapa menit yang lalu ia memberi peringatan pada Lintang, namun kini ia sendiri yang melanggarnya. 

Hening 

Semua kata-kata yang ingin di ucapkan tertahan di ujung lidah. Ingin meminta maaf. Namun, merasa canggung melihat wajah Lintang yang nampak datar. 

"Sekarang lebih baik bapak pergi. Saya merasa terganggu dengan kedatangan, Bapak." 

Lintang menutup pintunya. Namun, dengan cepat Yudha mencegahnya  hingga keduanya saling dorong. 

"Lintang, aku mau bicara sama kamu." Yudha menyelipkan tangannya masuk. 

"Tidak ada yang perlu dibicarakan. Semua sudah jelas. Mulai sekarang saya tidak mau bertemu Lion lagi. Kalian pergi dari keluarga saya, jangan ganggu kehidupan kami," teriak Lintang diiringi cairan bening yang mulai luruh. 

Pahitnya hidup membuat hatinya keras, namun juga tetap lembut saat di dekat orang-orang tertentu. Tak ingin terjebak dalam situasi yang mungkin menyulitkannya. Memilih untuk menjauh dari orang yang akan mengganggu ketenangan ibunya. 

Yudha berhenti mendorong tanpa menarik tangannya. Membiarkan Lintang menutup pintu dengan paksa hingga rasa sakit itu mulai menjalar di sekujur tubuhnya saat tangannya terjepit. 

Rasa sakit ini tak seberapa dibandingkan rasa sakit yang pernah aku torehkan untuk keluarga kamu. 

Yudha hanya mengucap dalam hati.

Lintang menunduk. Menatap jemari Yudha yang gemetar dan memerah. Pertahanannya runtuh, meskipun berulang kali tersakiti, ia tak bisa melihat orang lain sakit. 

Terpaksa Lintang membuka pintunya sedikit lebar hingga tubuh kekar Yudha itu terlihat keseluruhan. 

"Apa aku boleh masuk?" tanya Yudha penuh harap. Mengibas-ngibaskan tangannya yang terasa kram dan nyeri. 

"Tidak bisa, jika bapak mau bicara, silahkan duduk di luar."

Yudha langsung duduk di kursi kayu yang ada di teras, sedangkan Lintang mematung di depan pintu. 

Matanya menatap Lion yang menyembulkan kepalanya di pintu mobil. 

"Bapak mau bicara apa? tanya Lintang, masih nada ketus. 

"Aku ingin minta maaf karena pernah __" 

"Pernah merendahkan ibuku?" timpal Lintang.

Yudha tak bisa berkutik dengan ucapan Lintang yang menohok. 

1
Sophia Aya
mampir Thor
M. Namikaze
meranalaaaaah... aku merana....
M. Namikaze
teriak aja reader juga pada tahu
M. Namikaze
tahu lantai 10, kan kemarin ikut nyari
🌹🪴eiv🪴🌹
astoge, apa ini
🤡 lawak kali kau thor
🌹🪴eiv🪴🌹
aku tidak pernah
🌹🪴eiv🪴🌹
sialan si Yudha, sudah kena pelet cinta mama e lion (kok lali aku karo jenenge) 😜
🌹🪴eiv🪴🌹
wah,,ada prahara di balik nama Anggara
Dinda Putri
Luar biasa
Mita Karolina
Tak kiro bilang gini “kamu siapa?”
Bunda Aish
🤦 astaga......
Bunda Aish
gila' si Claire ini,laki orang disembunyikan, segitu terobsesi nya sampai tega begitu😡
Hayati
sampai pembaca pun ikut nangis 🤭🤭🤭
Bunda Aish
ceroboh 🤦
Bunda Aish
capek lho Lin kayak gitu terus, mending jujur deh, kalau memang sahabat sejati gak mungkin mereka nuduh kamu yg bukan-bukan
Bunda Aish
wanita pilihan kakek mu malah jauh lebih baik dari pilihan mu sendiri ya Yudha
Bunda Aish
diatas langit masih ada langit pak jul..... sombong amat 😡
Bunda Aish
tidak semua wanita silau dengan harta
Bunda Aish
perlakuan Yudha setidaknya disadarkan lewat anaknya sendiri
Bunda Aish
sekarang berbalik ya Yudha....anak mu yang bergantung pada orang miskin yang pernah kamu hina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!