Seorang gadis bernama Amira berusia 20 tahun baru di pecat dari pekerjaannya. Karena rekomendasi dari ibu kosnya akhirnya ia masuk ke yayasan pengasuh milik teman ibu kosnya itu. Tak lama ia pun mendapat majikan yang baik bernama nyonya Sarah. Amira sangat menyukai pekerjaannya itu.
Hampir dua tahun ia bekerja disana dan ia pun bukan hanya mengasuh satu anak namun dua sekaligus karena tak lama setelah Amira diterima menjadi pengasuh nyonya Sarah melahirkan anak keduanya. Perlakuan nyonya Sarah yang baik dan bahkan menganggapnya seperti saudara membuat Amira sangat menghormati dan menyayangi majikannya itu begitu juga dengan kedua anaknya.
Suatu hari saat Amira ikut berlibur bersama keluarga majikannya tiba-tiba terjadi suatu peristiwa yang sangat mencekam. Saat suami nyonya Sarah tiba-tiba harus pergi karena urusan kantor terjadi penyerangan terhadap nyonyanya. Dalam keadaan terluka nyonya Sarah menitipkan kedua anaknya pada Amira. Kini Amira harus berjuang menyelamatkan kedua anak majikannya itu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ye Sha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa Lalu
Amira ingat saat pertama kali menginjakkan kakinya di SMU yang cukup favorit di kotanya itu. Ada rasa haru dan bangga gadis kampung sepertinya bisa diterima disana apalagi melalui jalur bea siswa. Sedari pagi ia sudah naik angkot agar bisa tiba di sekolah tepat waktu. Walau pun ia harus rela berdesakan dengan para penjual sayur yang akan pergi ke pasar, Amira tak masalah dan hasilnya ia dapat tiba tepat waktu dan tidak terlambat.
Bersama dengan para siswa baru lainnya Amira berkumpul di lapangan tempat mereka akan memulai acara ospek. Sambutan dan pengarahan dari Kepala Sekolah dan juga guru pembimbing membuat suasana sedikit tegang. Namun itu tak lama setelah itu mereka pun masuk ke kelompok masing - masing dan ketegangan yang sesungguhnya di mulai karena kini mereka berhadapan dengan para senior yang mungkin saja akan melakukan hal - hal yang menyusahkan para murid baru.
Beruntung bagi Amira ia masuk dalam kelompok yang diawasi oleh senior yang termasuk baik karena mereka hanya menyuruh adik kelasnya itu melakukan hal biasa dan tak aneh - aneh. Seperti pagi itu mereka menyuruh adik kelasnya itu untuk berlari keliling lapangan karena kurang mengerjakan tugas yang diberikan. Tapi sial bagi Amira karena pagi itu bertepatan dengan awal ia datang bulan. Dan sudah biasa jika pada saat seperti itu Amira akan merasakan nyeri pada perutnya namun biasanya ia bisa menahannya dan masih dapat beraktifitas seperti biasa. Tapi tidak kali ini sebab saat ia mulai berlari rasa nyeri itu terasa semakin menyiksa dan lebih sakit dari biasa. Hal ini membuat Amira kepayahan dan karena tak bisa menahan rasa sakitnya ia pun jatuh pingsan. Teman - teman dan senior yang melihat itu pun langsung menolong dan membawanya keruang kesehatan. Dan di sanalah ia bertemu dengan Yuda kakak kelas yang juga membantu membawanya ke ruang perawatan.
Semula Amira mengira Yuda anak yang sopan dan baik karena setiap kali ia di bully oleh cewek - cewek populer di sekolahnya Yuda selalu menolongnya. Karena itulah saat suatu hari Yuda menyatakan cintanya Amira merasa sangat bahagia tapi ia tak langsung memberi jawaban pasalnya ia masih bingung karena ia sudah berjanji pada kedua orang tuanya untuk fokus pada sekolahnya. Namun itu berubah saat ia mengikuti ekstra kurikuler karate di sekolahnya. Saat itu ia baru keluar dari ruang ganti. Ketika ia hendak melangkah ke arah aula tempat latihan ia mendengar suara beberapa senior yang sedang berbincang. Mulanya ia hendak berlalu saja namun saat mendengar namanya disebut ia pun mengurungkan niatnya.
"Eh gimana... si Amira udah kasih jawaban belom?" kata salah seorang diantara mereka.
"Belom...tapi tenang aja cewek gendut itu pasti terima gue secara... YUDA..."
Amira tersentak mendengar itu apalagi saat mendengar kelanjutan dari percakapan mereka.
"Kalian siapkan aja uangnya... gua mau ngajak si Celia buat jalan - jalan...." ucapnya lagi.
Wajah Amira sudah memerah dan tangannya sudah mengepal karena menahan amarah. Sungguh Amira tak menyangka Yuda yang terlihat baik ternyata serigala berbulu domba.
"Awas kau Yuda akan kubalas kau ..." geram Amira.
Terdengar langkah mereka mendekat dan Amira langsung menyembunyikan dirinya dibalik dinding pembatas di ruang ganti. Setelah mereka lewat Amira baru keluar, terlihat olehnya punggung mereka yang baru saja membicarakannya. Sebisa mungkin Amira menetralisir perasaannya agar tak ada yang tahu. Lalu ia pun melangkah ketempat latihan, sampai disana dilihatnya Yuda sedang berkumpul bersama teman sesama senior dan terlihat sesekali mereka tertawa. Melihat itu rasanya ingin sekali Amira melabrak Yuda dan memukulnya hingga babak belur tapi Amira masih menahan emosinya. Saat latihan dimulai terlihat Yuda sudah mulai melancarkan aksinya untuk mendekati Amira. Sebenarnya dalam hati Amira ingin sekali rasanya memelintir mulut Yuda yang lemes itu. Tapi ia berusaha untuk tetap menahan diri.
Ternyata keberuntungan memang sedang berpihak padanya karena salah satu pembimbing menyuruh Amira untuk latih tanding melawan Yuda. Mendengar itu Yuda sudah langsung tersenyum penuh arti... mungkin dalam pikirannya ia dapat merayu Amira seperti adegan dalam film - film romantis. Tapi tidak dalam pikiran Amira ... dia sudah merancang balas dendamnya secara kilat. Maka saat latihan itu dimulai Amira langsung memasang kuda - kuda , sedang Yuda terlihat santai mengira Amira tak bisa apa - apa. Padahal sejak SD kelas 4 ia telah ikut latihan karate di kampungnya sebab tetangga dekat rumahnya merupakan pelatih karate yang biasa memberi latihan gratis pada anak - anak dikampungnya agar anak - anak tersebut mempunyai kegiatan yang bermanfaat.
Pada menit - menit pertama Amira sengaja melakukan gerakan yang asal, hal itu membuat pembimbing menyuruh Amira untuk serius melawan Yuda.
"Jangan setengah - setengah Ra... keluarkan seluruh tenagamu walaupun cuma latihan kalian harus tetap serius..." ucapnya lantang sambil melayangkan pandangannya pada semua peserta latihan.
"Iya Ra ... kamu yang serius ... aku ga pa-pa" tutur Yuda manis.
Mendengar itu Amira yang sejak tadi sudah muak mulai lagi memasang kuda - kuda.
"Kali ini aku benar - benar akan menghajarmu Yuda ... dan ga ada yang bisa menyalahkan aku termasuk kamu sendiri ..." gumam Amira sambil tersenyum sinis.
Tak seorang pun yang sempat melihat senyum Amira karena hanya sekilas saja. Amira mulai maju ke arah Yuda dan menghujaninya dengan pukulan cepat. Melihat itu Yuda yang tidak mengira akan mendapat serangan yang beruntun langsung berusaha menangkis dan mundur kebelakang. Melihat itu guru pembimbing malah menyuruh Amira untuk meneruskan serangannya.
"Iya bagus Amira... terus beri serangan, jangan lupa coba pakai tendangan yang tadi baru saya ajarkan." instruksinya sambil bertepuk tangan.
Tak membuang waktu Amira pun mulai menyerang Yuda lagi kali ini dengan menggunakan kombinasi pukulan dan juga tendangan secara beruntun kearah tubuh cowok yang jadi idola teman - temannya itu. Yuda pun tak menyangka jika Amira bisa bergerak selincah itu dengan tubuhnya yang chubby.
Pukulan dan tendangan Amira yang semula dapat ditangkis ataupun dihindari oleh Yuda kini mulai mengenai sasarannya yaitu tubuhnya. Yuda pun mulai merasakan perih dan ngilu pada tubuhnya akibat tendangan dan pukulan Amira yang sangat keras. Kini cowok itu mulai bisa melihat bahwa sedari tadi mata Amira terlihat sangat garang tak ada kelembutan disana. Sepertinya Amira memang sengaja menjadikannya bulan - bulanan. Tak mau namanya tercoreng karena kalah dari gadis gendut yang jadi bahan taruhannya itu, ia pun melawan dengan sengit . Tapi ternyata gadis itu memiliki kemampuan setingkat profesional karena bagaimanapun Yuda mencoba membalas ia hanya dapat menyentuh angin.
Setelah berkali - kali menyarangkan pukulan dan tendangan pada Yuda akhirnya Amira pun mengakhiri serangannya dengan melakukan tendangan berputar yang tepat mengenai rahang Yuda. Menerima tendangan yang tepat mengenai rahangnya membuat Yuda terpelanting kelantai. Semua orang yang sedari tadi melihat pun seakan mematung tak bergerak menyaksikan adegan di depan mata kepala mereka yang mirip seperti dalam film action. Sedang Yuda hanya bisa meringis memegangi rahangnya dan mengusap darah yang menetes dari sudut bibirnya. Setelah beberapa saat akhirnya semua orang tersadar atas kejadian yang baru saja mereka saksikan. Beberapa anak junior bertepuk tangan bangga pada Amira yang terlihat sangat keren dimata mereka. Bahkan guru pembimbing pun turut bertepuk tangan.
Amira yang melihat Yuda dilantai langsung menghampiri cowok itu dan mengulurkan tangan menolongnya untuk berdiri namun begitu kepala mereka sejajar Amira membisikan sesuatu.
"Maaf aku terbawa suasana tadi jadi sengaja jadiin kamu samsak..." ucapnya lirih namun bisa didengar dengan jelas oleh Yuda.
"Apa maksud kamu?" kata Yuda yang tak terima dengan ucapan Amira.
"Kamu pikir aja sendiri..." jawabnya sambil berlalu.
Dalam hati Yuda mereka - reka maksud dari ucapan Amira .
"Jangan - jangan dia tahu soal taruhan itu..." pikirnya.
Sejak kejadian itu Yuda tak lagi berani mendekati Amira begitu juga para cewek populer yang dulu sering membullynya. Sedang Amira sejak saat itu sering diikut sertakan pada perlombaan antar sekolah oleh guru pembimbingnya dan sering memperoleh medali.
