Putraku Adalah Mr. Zero

Putraku Adalah Mr. Zero

PAMZ 1

Seorang gadis menangis tersedu-sedu di depan makam orang tuanya. Dia meratapi nasibnya saat ini.

"Ibu aku merindukanmu hiks....hiks...".

Gadis itu kemudian menyentuh nisan di samping makam ibunya.

" Ayah, kenapa ayah juga meninggalkan ku, ayah tahu?, ibu Rina berubah sejak ayah pergi hiks....hiks...".

Gadis yang sedang menangis di depan nisan orang tuanya itu bernama Ajeng Maisya. Dia adalah gadis yatim piatu yang bekerja keras demi menyambung hidupnya sendiri.

Sebelumnya, kehidupannya sangat bahagia dengan keluarganya yang lengkap. Meskipun dari keluarga sederhana, Ajeng sangat bahagia.

Ibunya orang yang lemah lembut. Sedangkan ayahnya adalah seorang yang sangat ramah dan sangat menyayanginya,namanya adalah pak Budi.

Hingga pada suatu hari, ketika umurnya 11 tahun ibunya harus meninggalkannya untuk selamanya, karena suatu penyakit yang dideritanya. Dia sangat terpukul dengan kepergian ibunya ,sehingga menjadikannya seorang yang pendiam.

Ketika umurnya 15 tahun, ayahnya menikah lagi dengan wanita yang bernama Rani. Ajeng senang sekali karena Rani baik dan sangat menyayanginya. Rani dan Budi pun di karuniai seorang anak laki-laki yang bernama Viko.

Ajeng sangat menyayangi adiknya, begitupun Viko. Hingga suatu ketika Pak Budi mengalami kecelakaan di tempat kerjanya dan menewaskannya.

Ajeng dan keluarganya sangat terpukul mendapat kenyataan itu. Bu Rani pun sikapnya mulai berubah drastis. Dari dirinya yang bersikap baik kepada Ajeng, kini berubah menjadi kasar dan suka memukul Ajeng setiap kali Ajeng melakukan sedikit kesalahan.

Bu Rani juga tidak pernah memberikan uang jajan kepada Ajeng. Bahkan biaya sekolah Ajeng pun tidak dibayar olehnya.

Sehingga Ajeng harus menghidupi dirinya sendiri dengan bekerja di perusahaan milik keluarga Nugraha sebagai OG. Ajeng mengambil Sif sore hingga malam, jadi dirinya masih bisa bersekolah.

Hingga kini usianya 21 tahun, Ajeng membiayai kuliahnya sendiri. Walaupun demikian Bu Rani masih tetap bersikap buruk kepadanya.

Viko seringkali menangis melihat kakaknya yang selalu di siksa oleh ibunya. Kini usia Viko beranjak 4 tahun.

Seperti saat ini, Ajeng sedang membersihkan rumahnya saat hari liburnya. Tanpa sengaja Ajeng menyenggol gelas hingga terjatuh dan pecah. Hanya gelas yang jatuh saja membuat Bu Rani naik pitam.

"Dasar anak kurang ajar, kau sudah ku izinkan tinggal di rumah ini, sekarang mau menghabiskan barang-barang di rumah ini!!," Ucap Bu Rani seraya memukuli Ajeng.

" Ampun Bu..., aku tidak sengaja, ampun Bu... Hiks ..hiks..."

" Ampun kamu bilang?!!, kau sudah menghancurkan barang-barang di rumah ini, kau mau membuatku miskin ha..!." Bentak Bu Rani sehingga membuat Ajeng begitu ketakutan.

Viko yang melihat kakaknya disiksa ibunya pun langsung berlari menghalangi ibunya agar berhenti memukuli kakaknya.

"Jangan pukul kakak lagi Bu, Jangan pukul," rengek Viko sembari berusaha menutupi tubuh sang kakak.

" Viko masuk ke kamarmu!!." Bentak sang ibu.

" Tidak, Viko tidak mau ibu memukuli kakak lagi!!," ucap Viko membela sang kakak.

" Ibu bilang masuk!!," bentak Rani kembali.

" Viko sayang turuti kata ibu sayang, Jangan membantah ibu, kakak tidak apa-apa," ucap Ajeng berusaha kuat menutupi rasa sakitnya.

" Tapi kak.."

" Viko masuk!." Ucap Bu Rani kembali

Akhirnya Viko pun mau tidak mau masuk ke kamarnya sambil menangisi Ajeng. Ia tidak ingin ibunya terus menyiksa sang kakak.

Setelah Viko masuk ke dalam kamarnya, Rani pun menatap Ajeng dengan nanar. Ada rasa takut yang terlihat dari sorot matanya.

"Ayo kamu pergi dari rumah ini, aku sudah muak melihatmu!!". Ucap Rani menarik Ajeng dan menggiringnya keluar rumah.

" Bu, jangan usir Ajeng Bu, Ajeng mau tinggal di mana nanti? ,hiks...hiks..," ucap Ajeng menghiba.

"Terserah!!, saya tidak mau tahu saya lelah terus berpura-pura baik terhadapmu!." Rani menutup pintu dengan keras dan menguncinya.

Ajeng yang menangis, terus saja mengetuk pintu itu berharap Rani membukukan pintu itu.

Cklek.. Pintu terbuka.

" Ibu, Ajeng tahu ibu tidak sungguh-sungguh kan mengusir Ajeng?, maafkan Ajeng Bu," ucap Ajeng yang mengira Rani akan menyuruhnya masuk.

Namun dugaannya salah, Rani malah melempar sebuah tas ke hadapan Ajeng.

Bruuk...

Sebuah tas beserta isinya jatuh di hadapan Ajeng. "Bahwa barang-barang mu yang tidak berguna ini, ingat jangan pernah kembali lagi!," Bentak Rani dan kembali mengunci pintu rumah itu.

" Ibu buka pintunya Bu, Ajeng mohon maafkan Ajeng!. Ajeng harus tinggal di mana Bu?." Ajeng terus menggedor pintu tersebut berharap Rani akan menyuruhnya masuk. Dengan derai air mata tubuh Ajeng mulai merosot di depan pintu tersebut.

Setengah jam Ajeng menggedor pintu rumahnya, tapi Rani dengan tega tak membiarkan Ajeng masuk. Akhirnya dengan berat hati, Ajeng melangkahkan kakinya pergi meninggalkan rumah itu. Rumah dengan berbagai kenangannya bersama keluarganya waktu kecil.

Ajeng terus saja mengusap air matanya yang tak dapat Ia bendung.

"Aku harus kemana?, Ayah, Ibu, Ajeng rindu kalian," ucapnya masih dengan Isak tangisnya.

Ajeng menatap langit sambil memejamkan mata. Air mata pun deras mengalir di pipinya. Hatinya sakit dengan perlakuan ibu tirinya.

Dan akhirnya pun saat ini Ajeng berada di makam kedua orangtuanya. Meratapi bagaimana nasibnya kedepannya.

Setelah sedikit tenang, Ajeng merogoh kantung tasnya berharap dompet dan ponselnya masih disana.

" Syukurlah, masih ada," ucap Ajeng seraya mengambil ponselnya dan menghubungi temannya bekerja.

Tuuuut...

panggilan tersambung.

" Halo Nani, apa kamu sibuk saat ini? ".

"................."

"Bolehkah aku menginap di kos mu malam ini?."

"......................"

"Iya tapi aku tidak bisa bercerita lewat telpon".

"...................."

"Baiklah aku akan kesana, terimakasih sudah mengizinkan ku untuk menginap di tempat mu, kau memang teman terbaik," ucap Ajeng merasa lega. Setidaknya malam ini ia tidak terlantar di jalanan. Ajeng mengakhiri panggilannya. Dia bergegas ke kosan Nani temannya.

" Terimakasih sudah menerimaku disini Na," ucap Ajeng kembali menangis setelah menceritakan semuanya.

Nani yang mendengar cerita Ajeng pun memeluk Ajeng agar temannya ini tenang.

"Jangan sedih Je , kau harus kuat, tinggallah di sini. Aku senang karena ada teman untuk ngobrol, jangan bersedih lagi," ucap Nani menepuk-nepuk punggung temannya.

" Terimakasih Na sudah mau menerimaku, aku berjanji akan membantu membayar kosan mu ini tiap bulannya," ucap Ajeng melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya.

" Sudahlah jangan pikirkan itu, yasudah kita siap-siap bekerja. Kan sebentar lagi sudah mau masuk sift kerja kita," ucap Nani mengingatkan.

Ajeng menganggukkan kepalanya. Kini dia harus berjuang keras mulai dari nol. Berharap masa depannya akan menjadi cerah.

Setelah mereka sampai di tempat kerjanya. Ajeng dan Nani melakukan pekerjaan bagiannya masing-masing.

Ajeng sangat telaten dalam bekerja. Apa lagi dalam memasak. Bahkan Ajeng pandai membuat kopi yang sangat enak. Sehingga CEO di perusahaan ini pun sering kali memesan kopi buatan Ajeng.

Seperti hari ini, Tuan Jonathan CEO di perusahaan ini ingin Ajeng membuat kopi untuknya dan mengantarkannya sendiri ke ruangannya. Karena selama ini Ajeng hanya membuatkan kopinya saja. Sedangkan yang mengantarnya OB lain.

Ajeng sedikit gugup mengantar kopi ke ruangan CEO. Karena baru kali ini dia akan berjumpa dengan CEO di perusahaan ini.

" Permisi Tuan, saya mau mengantarkan kopi pesanan Tuan Jonathan," ucap Ajeng pada asisten CEO yang berada di samping pintu masuk ruangan CEO.

Vino mendongakkan kepalanya. "Silahkan nona, masuklah tuan Jonathan sudah menunggu Anda," Ucap Vino datar.

"Baik tuan," Ajeng pun masuk kedalam ruangan CEO. Dia bergidik ngeri dengan asisten Vino.

"Asistennya saja seperti itu apalagi Tuan Jonathan nanti, dan semua desas-desus itu?." Ajeng berucap dalam hati. Namun ia segera melangkah memasuki ruangan tersebut.

"Permisi tuan, ini kopi pesanan Anda," ucapnya sambil menunduk.

Tapi tidak ada sahutan di sana. Ajeng mengangkat kepalanya mengarahkan pandangannya ke arah meja CEO. Tapi Tuan Jonathan tidak ada di sana.

Ajeng pun menaruh kopinya di atas meja dan ingin keluar dari ruangan tersebut.

Saat hendak membuka pintu ruangan tersebut untuk keluar, tiba-tiba ada yang menariknya dan langsung mengukungnya bahkan menghimpitnya ke tembok.

Orang itu mencium bibir Ajeng brutal. Tenaganya sangat kuat. Ajeng meronta berharap pria itu melepaskannya. Tapi sekuat apapun dirinya berontak, tenaganya kalah jauh dengan pria itu.

" Emmmt...lepaskan!, apa yang kau lakukan.. Lepaskan aku..!," ucap Ajeng meronta berusaha melepaskan diri.

"Diamlah! aku membutuhkan mu saat ini!," ucap pria itu menatap tajam Ajeng. Jaraknya sangat dekat.

Ajeng menatap matanya tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. " Tuan Jonathan," ucapnya terkejut.

"Tidak!, Tuan kumohon lepaskan aku," ucap Ajeng meronta dan menghiba, berharap CEO itu melepaskannya.

" Kau harus membantuku!," ucapnya kembali. Pandangannya berkabut saat melihat Ajeng.

Kemudian dia mengangkat tubuh Ajeng kedalam ruangan khusus istirahatnya yang ada di ruangan itu.

Ajeng terus meronta, tapi tetap saja tidak berhasil lepas.

Jonathan merobek seluruh pakaian yang dikenakan Ajeng hingga tubuhnya polos saat ini. Dia pun membuka seluruh pakaiannya. Hingga kini tubuh keduanya sama-sama polos.

Ajeng terus berontak, air matanya terus mengalir. Tapi tak membuat Jonathan melepaskan dirinya.

Jonathan dikendalikan obat yang membuatnya hilang kesadaran dan kendali.

Akhirnya sore itu, Jonathan berhasil merenggut kesucian Ajeng tanpa perduli yang dirasakan Ajeng saat itu, tanpa perduli teriakan Ajeng saat itu.

***

Bab review genks, othor akan mereview ulang beberapa bab. Karena othor tidak pernah membaca karya othor sendiri.

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

OMG bab awal dah buat nyesek...

2024-08-12

0

Nur Dafa

Nur Dafa

😘😍🥰🤭♥️

2024-02-06

1

susi 2020

susi 2020

😍😍😲🥰🥰

2023-02-15

2

lihat semua
Episodes
1 PAMZ 1
2 PAMZ 2
3 PAMZ 3
4 PAMZ 4
5 PAMZ 5
6 PAMZ 6
7 PAMZ 7
8 PAMZ 8
9 PAMZ 9
10 PAMZ 10
11 PAMZ 11
12 PAMZ 12
13 PAMZ 13
14 PAMZ 14
15 PAMZ 15
16 PAMZ 16
17 PAMZ 17
18 PAMZ 18
19 PAMZ 19
20 PAMZ 20
21 PAMZ 21
22 PAMZ 22
23 PAMZ 23
24 PAMZ 24
25 PAMZ 25
26 PAMZ 26
27 PAMZ 27
28 PAMZ 28
29 PAMZ 29
30 PAMZ 30
31 PAMZ 31
32 PAMZ 32
33 PAMZ 33
34 PAMZ 34
35 PAMZ 35
36 PAMZ 36
37 PAMZ 37
38 Sekedar informasi
39 PAMZ 38
40 PAMZ 39
41 PAMZ 40
42 PAMZ 41
43 PAMZ 42
44 PAMZ 43
45 PAMZ 44
46 PAMZ 45
47 PAMZ 46
48 PAMZ 47
49 PAMZ 48
50 PAMZ 49
51 PAMZ 50
52 PAMZ 51
53 PAMZ 52
54 PAMZ 53
55 PAMZ 54
56 PAMZ 55
57 Eps 56
58 PAMZ 57
59 PAMZ 58
60 PAMZ 59
61 PAMZ 60
62 PAMZ 61
63 PAMZ 62
64 PAMZ 63
65 PAMZ 64
66 PAMZ 65
67 PAMZ 66
68 PAMZ 67
69 PAMZ 68
70 PAMZ 69
71 PAMZ 70
72 PAMZ 71
73 PAMZ 72
74 PAMZ 73
75 PAMZ 74
76 PAMZ 75
77 PAMZ 76
78 PAMZ 77
79 PAMZ 78
80 PAMZ 79
81 PAMZ 80
82 PAMZ 81
83 PAMZ 82
84 PAMZ 83
85 PAMZ 84
86 PAMZ 85
87 PAMZ 86
88 PAMZ 87
89 PAMZ 88
90 PAMZ 89
91 PAMZ 90
92 PAMZ 91
93 PAMZ 92
94 PAMZ 93
95 PAMZ 94
96 PAMZ 95
97 PAMZ 96
98 PAMZ 97
99 PAMZ 98
100 PAMZ 99
101 PAMZ 100
102 PAMZ 101
103 PAMZ 102
104 PAMZ 103
105 PAMZ 104
106 PAMZ 105
107 PAMZ 106
108 PAMZ 107
109 PAMZ 108
110 PAMZ 109
111 PAMZ 110
112 PAMZ 111
113 PAMZ 112
114 PAMZ 113
115 PAMZ 114
116 PAMZ 115
117 PAMZ 116
118 PAMZ 117
119 PAMZ 118
120 PAMZ 119
121 PAMZ 120
122 PAMZ 121
123 PAMZ 122
124 PAMZ 123
125 PAMZ 124
126 PAMZ 125 (END)
127 PAMZ season 2
128 Karya Baru lanjutan...
Episodes

Updated 128 Episodes

1
PAMZ 1
2
PAMZ 2
3
PAMZ 3
4
PAMZ 4
5
PAMZ 5
6
PAMZ 6
7
PAMZ 7
8
PAMZ 8
9
PAMZ 9
10
PAMZ 10
11
PAMZ 11
12
PAMZ 12
13
PAMZ 13
14
PAMZ 14
15
PAMZ 15
16
PAMZ 16
17
PAMZ 17
18
PAMZ 18
19
PAMZ 19
20
PAMZ 20
21
PAMZ 21
22
PAMZ 22
23
PAMZ 23
24
PAMZ 24
25
PAMZ 25
26
PAMZ 26
27
PAMZ 27
28
PAMZ 28
29
PAMZ 29
30
PAMZ 30
31
PAMZ 31
32
PAMZ 32
33
PAMZ 33
34
PAMZ 34
35
PAMZ 35
36
PAMZ 36
37
PAMZ 37
38
Sekedar informasi
39
PAMZ 38
40
PAMZ 39
41
PAMZ 40
42
PAMZ 41
43
PAMZ 42
44
PAMZ 43
45
PAMZ 44
46
PAMZ 45
47
PAMZ 46
48
PAMZ 47
49
PAMZ 48
50
PAMZ 49
51
PAMZ 50
52
PAMZ 51
53
PAMZ 52
54
PAMZ 53
55
PAMZ 54
56
PAMZ 55
57
Eps 56
58
PAMZ 57
59
PAMZ 58
60
PAMZ 59
61
PAMZ 60
62
PAMZ 61
63
PAMZ 62
64
PAMZ 63
65
PAMZ 64
66
PAMZ 65
67
PAMZ 66
68
PAMZ 67
69
PAMZ 68
70
PAMZ 69
71
PAMZ 70
72
PAMZ 71
73
PAMZ 72
74
PAMZ 73
75
PAMZ 74
76
PAMZ 75
77
PAMZ 76
78
PAMZ 77
79
PAMZ 78
80
PAMZ 79
81
PAMZ 80
82
PAMZ 81
83
PAMZ 82
84
PAMZ 83
85
PAMZ 84
86
PAMZ 85
87
PAMZ 86
88
PAMZ 87
89
PAMZ 88
90
PAMZ 89
91
PAMZ 90
92
PAMZ 91
93
PAMZ 92
94
PAMZ 93
95
PAMZ 94
96
PAMZ 95
97
PAMZ 96
98
PAMZ 97
99
PAMZ 98
100
PAMZ 99
101
PAMZ 100
102
PAMZ 101
103
PAMZ 102
104
PAMZ 103
105
PAMZ 104
106
PAMZ 105
107
PAMZ 106
108
PAMZ 107
109
PAMZ 108
110
PAMZ 109
111
PAMZ 110
112
PAMZ 111
113
PAMZ 112
114
PAMZ 113
115
PAMZ 114
116
PAMZ 115
117
PAMZ 116
118
PAMZ 117
119
PAMZ 118
120
PAMZ 119
121
PAMZ 120
122
PAMZ 121
123
PAMZ 122
124
PAMZ 123
125
PAMZ 124
126
PAMZ 125 (END)
127
PAMZ season 2
128
Karya Baru lanjutan...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!