Naiya adalah gadis miskin yang diabaikan ibunya. Karena ketidak mampuan sang kakek membuat Naiya harus terpaksa mengikuti ibunya untuk tinggal bersama dengan ibunya yang sudah menikah kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myranda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 3
Setelah tiba di rumah sakit dokter pun memeriksa keadaan Naiya, setelah pemeriksaan selesai kini dokter memberikan hasil pemeriksaan.
"Pasien mengalami penurunan gula rendah akibat makan terlambat, dan sepertinya pasien tidak makan satu hari penuh, karena kelaparan pasien pun lemah dan pingsan. " Kata Dokter
" Keluarga kamu bukan kekurangan uang kan, lalu kenapa dia bisa sampai kelaparan dirumah kamu. " Kata Risky
" Aku lupa bahwa dia ada dirumah, jadi tidak menyuruhnya makan" Kata Ardin
" Iya... Sejak kemarin dia tidak keluar dari dalam kamar" Kata Johan
"Bagaimana bisa kita melupakan hal itu, "
" Sudah,,,, kamu pergilah belikan beberapa makanan " Kata Risky kepada Ardin
" Baik " Kata Ardin
Setelah beberapa menit kini Naiya sudah sadar, dia pun menyadari saat ini dia berada di rumah sakit, dia pun melihat disana Johan dan Risky menemaninya.
" Apa yang terjadi, kenapa aku bisa disini. " Kata Naiya
" Kamu pingsan karena kelaparan, jika lapar kenapa harus menyiksa dirimu sendiri " Kata Risky
" Sejak semalam aku ingin membeli beberapa makanan, akan tetapi aku tidak tahu tempat warung. " Kata Naiya menyembunyikan alasan sebenarnya.
" Kamu bisa bertanya pada kita, semalaman kita ada dirumah " Kata Risky
" Tadi aku ingin membeli beberapa makanan ke minimarket tapi..... ", kata Naiya mengingat kejadian saat sebuah mobil ingin menabraknya.
" Ardin sudah membeli makanan untuk kamu, tunggu lah sebentar lagi dia akan tiba" Risky
" Jika kamu butuh bantuan jangan sungkan bilang kepada kita" Kata Johan
" Iya kak... " Kata Naiya dan kini Ardin sudah tiba dan memberikan makanan tersebut kepada Risky.
"Kamu makan lah dulu" Kata Risky memberikan makanan itu kepada Naiya akan tetapi Naiya merasa malu. Risky pun mengerti perasaan Naiya.
" Kami akan menunggu di luar" Kata Risky
" Baik kak.... " Kata Naiya
Kini mereka sudah kembali kedalam rumah Ardin.
" Aku akan ke kamar dulu" Kata Naiya pamit kepada ketiga pria itu.
" Lain kali jangan sampai kelaparan, kamu sengaja ingin mempermalukan keluarga ku. Apa kata orang nanti, mereka akan mengatakan bahwa keluarga ini mengabaikan tamu kelaparan hingga pingsan. "
" Dapur disebelah sana, asisten rumah tangga selalu menyediakan beberapa makanan disana" Kata Ardin dengan wajah yang sangat dingin.
Naiya pun tidak menjawab, setelah Ardin selesai berbicara Naiya pun masuk kedalam kamarnya.
" Apa kamu harus sekeras itu padanya? " Kata Risky setelah Naiya pergi.
" Dia bukan siapa-siapa, dia hanya orang lain yang menumpang sementara dirumah ini" Kata Ardin
" Tetap saja itu adik kamu " Kata Johan
" Dia bukan adikku, aku hanya memiliki satu adik"
" Dia anak dari mantan suami istri ayahku.' Kata Ardin
" Tapi sekarang ibunya menjadi ibu kamu juga. " Kata Johan
" Ibunya tidak akan pernah bisa menjadi ibuku, ibuku hanya ada satu yaitu wanita yang telah melahirkan aku" Kata Ardin
" Tapi kan saat ini ibunya sudah menjadi istri ayah kamu" Kata Johan
" Ayah ku bisa menikahi beberapa wanita yang dia inginkan, bukan berarti setiap wanita yang dia nikahi adalah ibuku" Kata Ardin
" Tapi kelihatannya wanita itu orang baik deh" Kata Risky
" Jangan percaya dengan penampilan luarnya, kita tidak tahu itu. Ditambah lagi dia dari kampung dan hidup di keluarga miskin. Mungkin saja dengan sengaja ibunya menyuruhnya kesini untuk merayu pria " Kata Ardin
" Kamu jangan berkata seperti itu, dia bisa mendengar nya"kata Risky
" Biarkan saja " Kata Ardin
"Dan menurutku dia tidak seburuk itu" Kata Risky
" Kamu boleh marah kepada ibunya akan tetapi semua itu tidak ada sangkut pautnya dengan Naiya " Kata Johan
" Dia adalah putrinya bibi Merry, darah bibi Merry mengalir pada dirinya bisa jadi sifat dan kelakuan mereka sama" Kata Ardin
" Sudah,,,, sebaiknya kita Jangan membahas hal yang tidak penting, mari kita lanjutkan rencana kita selanjutnya. " Kata Risky menyudahi pembicaraan mereka.
Mereka pun membahas topik mengenai pekerjaan mereka. Tiga hari pun berlalu, selama tiga hari ini kedua teman Ardin tidak lagi berkunjung ke rumah, Naiya mendengar suara ramai di ruang tamu. Naiya pun turun untuk melihat ternyata kini Merry dan suaminya beserta anaknya sudah kembali ke rumah.
" Ibu.... " Kata Naiya menyalam Merry
" Naiya ini suami ibu" Kata Merry
" Paman" Kata Naiya menyalam suami Merry
" Enjel,,, ini kakak kamu Naiya, mulai sekarang panggil dia kakak" Kata Merry
" Jadi dia anak mamah yang tinggal di desa itu? " Kata Enjel berkata dengan ekspresi tidak suka.
" Enjel.... " Kata Merry
" Dia anak mamah, bukan berarti dia menjadi kakakku. "
" Aku keturunan keluarga Malik tetapi dia bukan, dia hanya gadis desa yang datang menumpang dirumah kita" Kata Enjel
" Enjel,,,, tidak boleh berkata seperti itu" Kata Indra suami Merry.
" Papah.... Papah bentak Enjel gara-gara wanita kampung itu? " Kata Enjel merengek setelah mengatakan itu diapun berlari masuk kedalam kamarnya.
" Naiya,,,, tolong maafkan sikap adik kamu, dia masih anak-anak dan umur kamu dengan dia berbeda empat tahun, kamu lebih tua jadi tolong maklumin sikap adik kamu" Kata Merry
" Tidak apa-apa bu" Kata Naiya
" Dimana Ardin? " Kata Indra
" Aku tidak tahu paman " Kata Naiya
" Mah.... Papah ke kamar dulu, papah ingin istrahat " Kata Indra
" Iya mas... " Kata Merry
Kini Indra pun meninggalkan mereka berdua.
" Naiya,,,, mari bicara dengan ibu sebentar. " Kata Merry mengajak Naiya duduk di sofa.
" Ada apa bu" Kata Naiya
" Begini.... Kamu tahu sikap adik kamu keras kepala. Ibu berharap pada kamu apapun perkataan adik kamu, kamu tidak usah menanggapinya. "
" Bagaimana pun juga dia putrinya mas Indra dan selama ini keluarga besar mereka sangat memanjakan dia karena dia satu-satu putri dari keturunan keluarga besar Malik. "
" Ibu tidak ingin gara-gara perselisihan kalian berdua nanti, ibu jadi kena imbasnya bagaimana pun juga saat ini dan dihari yang akan datang mereka lah keluarga ibu sekarang. "
" Aku harap kamu mengerti maksud ibu" Kata Merry, mendengarkan perkataan Merry Naiya merasa hatinya sangat sakit. Ternyata selama ini ibunya hanya menganggap dirinya masa lalunya.
" Baik bu aku mengerti"
" Kalau begitu aku kekamar dulu. " Kata Naiya
" Iya... " Kata Merry dan setelah Naiya pergi, Ardin pun masuk kedalam rumahnya karena sejak tadi dia mendengar percakapan Merry dengan Naiya.
" Kamu sudah pulang " Kata Merry
" Bibi,,,, Enjel mamang putri satu-satunya yang dimiliki keluarga besar Malik. Akan tetapi tidak sepantasnya bibi membenarkan semua tindakannya. "
" Bagaimana pun juga dia adalah putrimu, jadi sebagai orang tua bersikap adillah terhadap anak-anak bibi" Kata Ardin setelah mengatakan itu Ardin pun menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya.
Sementara Enjel pun menemui Naiya kedalam kamarnya.
" Kamu..... "
" Aku tahu niat kamu datang kerumah kami, kamu ingin merebut mamah kan dariku" Kata Enjel
" Tidak,,,, kamu tenang saja aku hanya sementara disini, setelah aku dapat tempat tinggal aku akan pindah " Kata Naiya
" Aku juga tindak ingin orang asing berlama-lama tinggal dirumah ini. Kamu jangan pernah berpikir bahwa aku akan menganggap kamu sebagai kakakku. Aku hanya memiliki seorang kakak. "
" Dan kamu tahu, jika aku mau aku bisa membuat papah mengusir kamu dari rumah ini. "
" Karena selama ini setiap permintaan ku tidak pernah ada yang menolak " Kata Enjel
" Oh iya,,, jika begitu kamu hanya seorang putri manja yang beruntung" Kata Naiya
" Tentu dong itulah enaknya memiliki keluarga yang sempurna" kata Enjel
"Anak kecil ini,,,, perkataannya tidak sesuai dengan umurnya mulutnya sangat tajam" Batin Naiya.
" Oh iya,,,, jika begitu banyak-banyak lah berdoa agar keluargamu tidak pernah bangkrut dan bercerai, karena jika itu terjadi aku tidak bisa menjamin apa kamu masih memilki keluarga yang sempurna " Kata Naiya
Mendengar itu Enjel pun sangat kesal, diapun pergi keluar dari dalam kamar Naiya.