Sela sudah jadi janda di usia nya yang baru enam belas tahun karena masalah tentang pesugihan sang Ibu, setelah berusia dua puluh tiga tahun dia malah jatuh cinta pada seorang pria bernama Bara.
Tak lama mereka menikah, namun ada yang aneh saat menikah dan menjalani rumah tangga, sebab Bara selalu pulang menjelang maghrib dan pergi nya shubuh. apa lagi bila malam purnama, maka Bara tak akan pernah ada di rumah.
siapa kah Bara sebenar nya?
apa kah Sela akan mencari tau siapa sosok Bara ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 08. Menjilat darah
Mobil Sela membelah jalan karena mendadak saja dia harus menemui bos nya yang ingin meninjau sebuah lapangan, padahal cuaca sedang tidak cerah jadi mana mungkin bisa pula mau melihat keadaan di luar sana. namun karena bos nya yang galak, maka Sela pun tidak punya kesempatan untuk memberi alasan untuk menolak.
Padahal sekarang pikiran Sela masih bercabang dengan pria yang tadi ia temui, entah apa yang membuat Sela masih terus kepikiran dengan Bara. sudah berusaha untuk melupakan, namun pria itu masih tetap saja menari nari dalam benak nya, seolah Bara punya sesuatu yang sangat menarik di hati nya Sela si janda muda nan cantik jelita ini.
Tapi tidak banyak yang tau bahwa Sela sudah jadi janda, apa lagi teman teman kantor nya sini. Sela memang sangat tertutup dalam hal apa pun, tidak peduli mau sebanyak apa pun pria atau wanita yang mendekati nya untuk sekedar berteman, Sela tetap saja jaga jarak dari mereka.
Cuma Amara dan Celin yang bisa sedikit lebih akrab dengan dia, kalau lain nya cuma sebatas tegur sapa biasa dan akhir nya cuek saja. Sela memang begitu sulit untuk di dekati, padahal banyak yang naksir pada nya karena dia sangat cantik dan juga baik hati pada orang orang.
Kadang kala hal itu juga yang membuat Rosana sebagai Ibu menjadi takut, bagai mana bila anak nya malah tidak bisa menikah lagi karena rasa trauma yang ada dalam benak nya, bila itu sampai terjadi maka Rosana lah orang yang paling bertanggung jawab dan juga merasa paling bersalah atas semua yang sudah Sela lalui.
"Kenapa termenung begitu, Dik?" Reza mendekati istri nya.
"Aku kepikiran sama Sela, Mas." Rosana menjawab pelan.
"Kenapa dengan Sela, apa dia sedang ada masalah?" tanya Reza penuh perhatian, walau pada anak tiri sekali pun.
"Sejak kejadian itu kan memang hidup anak ku jadi penuh masalah, Mas." Rosana berkata pelan dan sedih.
"Insya Allah dia akan segera membaik, pokok nya kamu jangan berhenti lah mendoakan nya." Reza merangkul Rosana.
"Dia sudah dua puluh tiga tahun, berarti sudah hampir delapan tahun masalah itu berlalu! tapi Sela masih saja di hantui dengan rasa takut, bahkan anak ku tidak bisa tidur dengan nyenyak." akhir nya Rosana menangis juga.
"Apa perlu kita bawa dia kerumah Purnama lagi?" tawar Reza yang tidak tau juga harus bagai mana.
"Mbak Pur kan sudah bilang kalau itu cuma tinggal trauma saja, sudah tidak ada lagi setan yang mengganggu nya." ucap Rosana, sebab dia memang sudah pernah konsultasi dengan Purnama.
Reza menarik nafas panjang karena dia juga bingung mau memberikan solusi apa untuk Sela yang masih mengalami ganguan mental nya sendiri, bagi Reza mungkin saja rasa takut Sela akan sembuh saat ia sudah punya suami dan ada teman yang menemani dia untuk tidur malam dengan lelap dan pulas.
Tapi sayang nya Sela masih tidak mau untuk menikah lagi, untuk sekarang dia memang masih trauma dengan sebuah hubungan. hal seperti ini lah yang membuat Rosana sangat iba pada anak nya, sebab rasa trauma Sela bukan cuma satu masalah saja melainkan dua masalah yang amat sangat berat sehingga dia tidak bisa mencari jalan keluar satu persatu.
"Mas mau main dulu ya, udah telat ini." Reza masih main orgen seperti dulu.
"Hati hati ya, nanti telefon saja kalau pulang nya agak malam." pesan Rosana.
"Iya, kamu jangan nangis terus karena Rea juga butuh kamu." ujar Reza mencium kening istri nya.
"Aku baik baik saja, memang kadang kala ingin menangis karena aku merasa bersalah pada dia." lirih Rosana.
"Mas paham apa yang kamu rasakan, semoga Sela segera menemukan penawar nya." harap Reza tulus.
"Mudah mudahan saja memang ada, aku tidak bisa membiarkan dia menderita terus." harap Rosana pula sambil mengusap air mata.
Reza mengangguk dan segera pergi karena dia ada sewaan untuk orgen nya, Rosana melambaikan tangan pada sang suami yang sudah semakin menjauh mobil nya. kini Rosana sudah bahagia bersama suami baru nya, walau sebelum itu harus melewati bangak badai besar sehingga mengorbankan beberapa nyawa dan Sela adalah termasuk salah satu nya.
****************
BRAAAAAK.
"AAAGHHHH!"
Sela menjerit kaget dan juga kesakitan karena bagian kepala nya terbentur kemudi sehingga mengucurkan darah segar yang amat banyak, mobil nya juga ringsek karena menabrak pohon besar di pinggiran jalan mau keluar. asap kekuar dari mobil bagus ini, namun Sela masih belum keluar karena kepala sangat pusing sekali.
"Aaah Ya Allah!" Sela meringis karena kaki nya juga sakit.
Bukan tanpa sebab pula Sela sampai menabrak pohon, sebab tadi dia tidak sengaja mata nya sekali lewat melihat seseorang berdiri di pinggir jalan dan mengawasi mobil nya. tentu Sela kaget dan malah banting setir hingga menabrak pohon, sudah pasti kesakitan karena terluka cukup parah.
"Amara, tolong angkat panggilan ku." Sela mau minta tolong pada Amara.
Tapi baru saja dia ingin menghubungi, Bara sudah ada di hadapan nya dan tanpa banyak bicara langsung menggendong Sela kembali menuju rumah. Sela cuma diam saja karena saat bersentuhan dengan pria ini dia merasakan nyaman yang amat luar biasa dalam hati nya, membuat ia pun betah.
"Sssshh!" Sela mendesis karena rasa sakit nya luar biasa yang di kaki.
"Hubungi saja teman mu agar menjemput, kau perlu kerumah sakit." suruh Bara.
"Tapi aku juga tidak suka rumah sakit, sama seperti mu." lirih Sela.
"Aku dan kamu berbeda, aku sudah terbiasa luka begini." sahut Bara pelan.
Sela cuma diam saja tidak membantah ucapan pria ini, malah dia menyandarkan kepala nya di dada Bara. rasa yang sangat nyaman dan perasaan ini sama sekali tidak pernah Sela rasakan sebelum nya, maka dia tidak mau melepaskan walau hanya sebentar.
"Kaki mu lumayan parah, ini tulang nya keluar." ujar Bara menunjuk tulang kering Sela.
"Astaga, pantas rasa nya sakit sekali." keluh Sela berselonjor di sofa.
"Darah nya banyak, kau bisa kehabisan darah nanti." Bara cepat menutup dengan kain dan mata nya menatap kesana kemari dengan liar dan waspada.
"Ponsel ku itu tolong, aku mau menghubungi teman ku dulu." pinta Sela.
Bara pun memberikan ponsel itu pada Sela, sedangkan kaki yang berdarah itu masih terus Bara bungkus dengan kain. saat Sela lengah tidak melihat nya, Bara menjilat tangan dia sendiri yang sudah terkena darah nya Sela, sesaat mata Bara berkilat akibat merasakan darah wanita ini.
kukira di edisi ini akan aman sentosa🤭, ternyata ada nyawa2 yang terancam dan berujung pada kasus yang menggemparkan.
#menungguTokohUtama
#kembalinyaKakakAdik
#Beraksi
kasih bintang 🌟 🌟 dua aja... kerjanya kurang bagus... perlu latihan lagi...🤣🤣🤣🤣